KEBAJIKAN ( De 德 ) - Pria dan wanita sejak dari berkenalan, ke saling mencintai dan memahami hingga saling menyayangi, ada kebahagiaan yang menyentuh hati, tentu juga ada pertengkaran yang membuat galau. Ada banyak perselisihan selain dikarenakan kebiasaan hidup yang berbeda, juga termasuk di dalamnya, dua orang dengan latar belakang atau berasal dari dunia berbeda, bagaimana seharusnya membina kesepahaman yang “sedikit ada kepekaan”?
Banyak wanita yang selalu berpikir: “Mengapa ia selalu saja tidak mengerti hatiku?” Sesungguhnya, mengapa harus membuat kaum adam yang memahami kita? Jika terlebih dahulu bisa berinisiatif memahami pihak lawan sedang memikirkan apa, bukankah dengan demikian juga bisa membuat jarak kedua insan lebih mendekat? Di bawah ini 7 pemikiran logis kaum pria yang barangkali bisa membuat Anda lebih memahami diri sendiri dan memahami pasangan Anda juga menyelami hatinya.
1. Menyelesaikan permasalahan lebih penting dari menghibur
Apakah Anda sering mendapatkan gangguan yang demikian? Bekerja keras seharian dan sudah capek, pulang ke rumah dalam benak dipenuhi pikiran bagaimana berbagi dengan dia situasi runyam di kantor hari ini: Isi laporan yang dibuat dengan jerih payah ada kesalahan, ada staf lain dalam rapat yang mengoreksi, usai rapat dipanggil ke ruang atasan dan ditegur. Sibuk hingga siang hari pukul satu baru teringat lupa pesan makanan, tunggu sampai selesai makan siang baru sadar kalau ada janji dan terlambat bertemu dengan pelanggan, akhirnya meminta maaf pada pelanggan dan mengganti waktu bertemu.
Disaat itu, yang Anda inginkan hanyalah satu pelukan darinya dan kata-kata yang menyemangati Anda: “Hatiku terasa perih, hari ini kau pasti sangat terpukul dan sangat sedih!” Namun pria yang bisa bersikap seperti itu, pada umumnya sangat jarang, dalam kehidupan nyata, otak kaum pria akan segera menganalisa, memikirkan kesalahan Anda terletak dimana? Kemudian ia dengan berwajah serius akan mengatakan kepada Anda laporan itu seharusnya bagaimana dibuat baru tidak bisa disalahkan dan bertemu dengan klien harus mengatur waktu dengan baik.
Wanita suka berbicara untuk melampiaskan perasaan mereka sedangkan yang ingin dilakukan oleh pria adalah segera menemukan akar permasalahan, jadi bagi kaum pria mereka berpendapat, jika kesalahan ini membuat Anda demikian murung, satu-satunya cara adalah menemukan titik permasalahan yang bisa diselesaikan secara tuntas, menemukan obat yang tepat agar Anda tidak mengalaminya lagi. Sebenarnya, jika Anda tidak puas dengan cara dia, lebih baik langsung memberitahu kepadanya apa yang Anda inginkan itu sebenarnya adalah pelukan dan hiburan, jika tidak maka setelah kaum pria begitu keras berusaha ingin membantu Anda, namun yang didapatkan adalah raut wajah kurang senang Anda yang dingin, sebaliknya akan membuat hati mereka (kaum pria) terluka dan terbengong-bengong!
2. Sulit untuk multi tugas
Mungkin wanita bisa sambil membalas e-mail sambil rapat dalam internet dan sambil SMS-an sambil berbicara dalam telepon bahkan ada yang bisa sambil memasak sambil berpacaran. Namun bagi kaum pria, ketika ia sedang sibuk mengerjakan sesuatu, telinga mereka secara otomatis akan memisahkan suara dari luar, Anda membicarakan apa saja dengannya, ia hanya akan “ah, eh, oh” untuk menjawab dengan sekenanya bahkan ada yang langsung menjulurkan jari telunjuk agar Anda diam.
Jangan karena hal itu lantas Anda merasa ia sudah tidak peduli lagi dengan Anda, sebenarnya pikiran mereka sangat sulit untuk bermulti tugas, kaum pria selalu hendak fokus menyelesaikan dulu pekerjaan yang sedang ia kerjakan baru setelah itu menyelesaikan masalah berikutnya. Maka, cara penyelesaian yang paling baik adalah ketika ia sedang pusing tujuh keliling, mendampingi di sampingnya dengan diam-diam atau secara mandiri menyelesaikan pekerjaan Anda sendiri, jangan dengan sengaja mencari alasan agar konsentrasinya terpecah, tunggu kesibukannya benar-benar telah selesai dengan sendirinya ia akan menghadapi Anda dengan perasaan yang ringan dan riang!
3. Titik berat jauh lebih penting daripada detail
Tak peduli di dalam menghadapi kehidupan rumah tangga atau dalam menyikapi kehidupan, wanita cenderung memperhatikan detail sedangkan pria lebih menyukai penguasaan arah secara umum. Misalnya ketika kita melukiskan suatu masalah, kita selalu senang bercerita dari awal hingga akhir, semua detail dibicarakan takut kalau pihak lain kelolosan sesuatu, namun sebenarnya bagi kebanyakan kaum pria tidak memiliki kesabaran yang demikian, ketika ia menjawab: “Lalu bagaimana? Kemudian apa yang hendak kau sampaikan?” Ia bukan menantikan Anda untuk terus berbicara melainkan berharap Anda bisa memberitahunya secara langsung titik beratnya itu apa.
Itu sebabnya ketika Anda merasakan bahwa ia sepertinya tidak fokus untuk mendengarkan Anda, jika bukan karena ia sudah mendapatkan titik beratnya dan tidak ingin terus mendengarkan, maka adalah ia masih belum tahu dimana titik beratnya namun pikirannya sudah melayang-layang ke tempat lain. Maka solusi terbaik adalah jangan menganggap mereka sebagai sesama kaum dan menceritakan kisah secara lengkap dan terinci, namun sebisanya memperpendek kata-kata untuk melukiskan, lebih baik meletakkan bagian yang menarik pada kesimpulan dan perasaan pada akhir kalimat. Salam kebajikan (Sumber)
Bersambung
Tidak ada komentar:
Write komentar