KEBAJIKAN ( De 德 ) - Seandainya kekuasaan dapat membuat orang bahagia, tentunya banyak pejabat akan menikmati kursi empuknya dan tidak akan terjerumus melakukan tindakan korupsi atau penyalahgunaan kekuasaan.
Kenyataannya, kekuasaan yang dimiliki bukan untuk dinikmati dan disyukuri, namun sebaliknya didayagunakan untuk melanggengkan perbuatan melanggar hukum. Ujung-ujungnya, menjadi penghuni hotel prodeo alias penjara.
Seandainya popularitas dapat membawa orang ke gerbang kebahagiaan, tentunya banyak artis akan menikmati masa-masa indah dalam hidupnya dan tidak ingin melepaskan baju keartisan.
Kenyataannya, sebagian dari mereka memilih untuk berumahtangga atau bekerja sebagai pendakwah dan pelayan masyarakat.
Seandainya kekayaan dapat membuat orang bahagia, tentunya seorang Bill Gate akan menikmati hidupnya yang bergelimpangan harta dan tidak mungkin bersedia menyumbangkan sebagian besar hartanya untuk beramal serta mendukung berbagai kegiatan sosial.
Kenyataannya, Bill Gates dan banyak orang-orang kaya yang rela membagikan sebagian kekayaannya yang diperoleh dengan susah payah sepanjang hidupnya, untuk kaum miskin.
Seandainya kecantikan dapat membuat orang bahagia, tentunya banyak orang yang berpenampilan menarik akan menikmati hidupnya dan tidak menjadi wanita/pria panggilan atau menjadi orang ketiga dan perusak rumah tangga orang lain.
Kenyataannya, banyak perempuan dan pria rupawan, juga tergiur melakukan operasi plastik demi memperoleh bentuk tubuh dan wajah yang lebih bagus lagi. Ujung-ujungnya, mereka baru menyadari bahwa usia juga yang akan melunturkan semua keindahan fisik yang mereka miliki.
Ternyata, kebahagiaan hidup seseorang bukan melulu ditentukan oleh faktor kelebihan yang dimilikinya. Rasa bahagia itu tidak memandang kekuasaan, popularitas atau ketenaran, kekayaan, kecantikan dan kesuksesan hidup seseorang.
Kebahagiaan itu sejatinya bersumber dari dalam batinnya, hati dan pikirannya, bukan karena kemolekan bentuk fisik maupun menterengnya status yang sedang disandang.
Seseorang akan menikmati kebahagiaan ketika dia mampu menerima dan mensyukuri semua yang sudah dimilikinya. Melihat suatu masalah dari sudut pandang optimistis dan tidak membelenggu diri dengan ikatan nafsu keinginan yang menyesatkan.
Seandainya kebahagiaan itu dapat dibeli, tentunya orang-orang kaya akan membeli kebahagiaan dan seluruhnya akan menjadi milik mereka. Kita dan orang-orang biasa akan kesulitan mendapatkan kebahagiaan karena sudah diborong oleh mereka.
Seandainya kebahagiaan itu berada di suatu tempat, bahkan hingga ke ujung dunia maka orang-orang yang bermampuan akan mengubernya hingga berhasil, tidak peduli harus mengorbankan waktu, tenaga dan dana berapapun juga.
Seandainya kebahagiaan itu ada di Danau Toba, maka semua orang di penjuru dunia akan berbondong-bondong beralih menjadi warga negara Indonesia dan membeli tanah untuk tempatnya tinggal, menetap di sana hingga akhir hayatnya.
Walaupun Danau Toba itu indah, namun jika orang yang datang berkunjung, masih tetap berkutat dengan masalah dan problematika kehidupannya, maka keindahan Danau Toba akan dipandang sebagai sesuatu yang biasa saja.
Sobatku yang budiman...
Untungnya kebahagiaan itu tidak ada di mana-mana atau di belahan bumi manapun, sebab letak kebahagiaan itu sebenarnya berada di dalam hati setiap manusia. Kita tidak perlu mencari atau membeli kebahagiaan itu, sebab ia tidak bernilai.
Rasa bahagia itu akan muncul karena kita yang menciptakan kebahagiaan. Sifatnya relatif, tergantung bagaimana kita menghargai dan bersekutu dengannya.
Hidup dalam keserhanaan yang jauh dari sifat iri, dengki, dendam, mau menang sendiri dan menjunjung tinggi toleransi atas keberagaman yang ada di sekelilingnya.
Hati yang ikhlas, jiwa yang bersih dan tenang serta pikiran yang jernih menjadi faktor utama terciptanya perasaan bahagia.
Sesungguhnya kebahagiaan itu mutlak menjadi hak milik orang-orang yang mampu bersyukur, kapanpun, dimanapun dan dalam kondisi apapun. Salam kebajikan #firmanbossini
Tidak ada komentar:
Write komentar