KEBAJIKAN ( De 德 ) - Jika setiap perbuatan, perkataan dan tulisan kita mampu menginspirasi dan memotivasi orang untuk terus berjuang tanpa pernah mengenal lelah, tidak peduli nilainya besar atau kecil, maka sesungguhnya kita telah berubah menjadi sebatang lilin yang menerangi kegelapan.
Apa yang kita sampaikan mampu memulihkan pikiran mereka yang kusut atau galau, serta mendorong mereka ke jalan yang benar menuju ke arah yang lebih baik lagi. Membuat langkah mereka menjadi lebih ringan lagi dengan pancaran wajah yang selalu menampilkan senyum kebahagiaan.
Seyogyanya, kita harus mampu menjadi terang bagi lingkungan sekitar, dimanapun kita berada. Jadilah pribadi yang selalu menerangi kehidupan, sehingga kehadiran kita menjadi berkah anugerah bagi siapapun. Jangan terlalu berharap orang lain menyalakan lilin penerang untuk kita, namun mulailah dari diri sendiri. Lebih baik meletakkan tangan di atas daripada di bawah, bukan?
Manusia dalam kondisi kesadaran seperti inilah yang akan mampu menerangi dan mencerahkan kehidupan. Menjadi pemimpin yang adil dan bijaksana, menjadi pejabat yang taat hukum, tidak semau gue dan tidak melakukan tindakan korupsi, menjadi orang tua yang bertutur kata sopan dan penuh cinta kasih, menjadi anak berbakti kepada orang tua dan menjadi rakyat yang menghargai dan memuliakan kehormatan pemimpinnya.
Marilah kita belajar hidup seperti lilin, yang mampu menerangi kegelapan dan bersedia berkorban dengan tulus tanpa pamrih. Apapun pekerjaan, profesi dan status kehidupan kita.
Janganlah menjadi gelap dengan selalu mengeluh, meratap, mendendam, penuh amarah, mencurigai, menyalahkan dan menuduh orang lain tidak baik. Padahal kita sendiri belum tentu mampu berbuat apa-apa. Semua ini hanya akan memperkeruh suasana serta akan merugikan orang lain dan diri sendiri. Jadilah pribadi-pribadi yang bijaksana sehingga dapat menerangi dunia.
Ketika mampu menerima kekurangan orang lain, berarti kita telah memberi kesempatan kepada orang lain untuk bertumbuh sesuai dengan kemampuan masing-masing. Sesungguhnya tidak ada yang sempurna di dunia ini, namun semua orang dapat menjadi lebih baik asalkan mau menerima kekurangan dan kelebihan orang lain.
Sobatku yang budiman...
Kita hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari dosa, namun kita pasti mampu membawa pencerahan bagi orang lain, tidak peduli besar atau kecilnya kontribusi kita dalam menerangi hidup mereka.
Kita dapat memberi pemahaman kepada mereka yang masih belum mengerti, tentu saja bukan seperti menggarami lautan. Walaupun kita harus rela berkorban waktu dan tenaga, bahkan mungkin harus menanggung rasa sakit dicaci maki.
Satu orang mungkin hanya mampu membawa perbaikan pada lingkungan tertentu yang kecil. Namun, ketika sekelompok orang berusaha bersama-sama, maka perbaikan tersebut akan semakin nyata terasa.
Menjadi lilin bukanlah pilihan yang menyenangkan. Banyak orang menganggap suatu kebodohan jika ada orang yang mau menjadi lilin. Capek-capek menerangi sekitarnya, namun berujung dengan kehancurannya. Padahal, apapun pasti akan binasa kelak.
Namun paling tidak, menjadi lilin adalah pilihan yang gagah dan terhormat. Mencoba menerangi lingkungan sekitar dengan pancaran cahaya kecil, meskipun panasnya api cahaya itu akan melumerkan dirinya sendiri. Tidak menjadi masalah, sebab tujuan awal dibuatnya lilin itu adalah untuk menerangi kegelapan. Sama seperti kita, diciptakan Tuhan agar selalu menyebarkan virus kebajikan kepada sesama manusia, bukan justru menjadi seorang perusak.
Apalah artinya sebatang lilin jika hanya tersimpan rapi di dalam rak tanpa bermanfaat apa-apa? Atau bahkan lilin itu nantinya akan hancur menjadi serpihan-serpihan kecil karena patah, terinjak atau bahkan hancur dimakan waktu?
Bukankah lebih baik habis setelah menjadi sesuatu yang berguna daripada hancur tanpa menghasilkan apa-apa? Salam kebajikan #firmanbossini
Tidak ada komentar:
Write komentar