KEBAJIKAN ( De 德 ) - "Kenyataan yang dihadapi hari ini bersumber dari impian kita saat kemarin. Impian kita hari ini merupakan penuntun menuju kenyataan di hari esok"
Sepenggal nasihat sederhana ini sangat bagus sebagai bahan renungan dan inspirasi dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Inspirasi ini juga sudah banyak dipedomani oleh sekumpulan orang-orang sukses.
Banyak orang mengatakan bahwa untuk memiliki impian itu sangatlah mudah, namun teramat sulit untuk merealisasikannya. Pandangan seperti itu jangan sampai menjadi penghalang kita melangkah ke depan. Dan biasanya untuk memulai langkah pertama, dibutuhkan tekad dan komitmen yang kuat.
Cobalah bertanya kepada diri masing-masing apakah kita benar-benar belum pernah bermimpi, entah mimpi yang sederhana atau bahkan mimpi yang luar biasa. Misalnya, mimpi memiliki handphone android terkini, mimpi memiliki jabatan yang bagus, mimpi berekreasi ke tempat wisata favorit atau mungkin saja bermimpi untuk memiliki belahan jiwa idaman hati.
Sementara itu, pernahkah kita sadari, sebagian dari masyarakat awam di sekeliling kita, bahkan tidak memiliki impian sepanjang hidupnya?
Keseharian mereka bagaikan "robot hidup". Bagi mereka, jika urusan "sejengkal perut" sudah terpenuhi, maka mereka merasa sudah terpuaskan. Mereka tidak akan menuntut sesuatu yang lebih dari urusan makan.
Lihat saja keseharian para pekerja kasar, buruh, petani, nelayan dan kelompok masyarakat marjinal. Untuk memenuhi kebutuhan hidup diri sendiri dan keluarga, mereka seperti tidak memiliki keberdayaan. Rasa syukur akan segera dipanjatkan, andai saja kehidupan mereka tidak lagi kekurangan sandang dan pangan setiap bulannya.
Kehidupan mereka serba kaku dan tidak memiliki variasi, hanya sekadar mengikuti putaran roda kehidupan yang serba monoton dan mungkin amat menjemukan bagi mereka. Namun mereka tidak memiliki pilihan lain...
Pergi pagi untuk bekerja dan tiba di rumah setelah maghrib. Berulang dan terus berulang hingga tidak terasa umur mereka telah mendekati uzur.
Jujur saja, mungkin sebagian besar dari kita juga mengalami hal demikian atau pernah mengalami fase kehidupan yang serba sulit....
Namun, apakah dalam kondisi serba kekurangan, seseorang tidak boleh memiliki mimpi? Tentu saja tidak..! Setiap orang berhak untuk bermimpi. Siapa saja tanpa memandang status dan kedudukan. Beruntunglah bagi mereka yang masih memiliki segenggam semangat di dalam diri.
Setiap pemimpi yakin bahwa impian yang besar itu, ibarat turbin yang terus menerus berputar dan menghasilkan arus positif kepada dirinya. Dengan memiliki impian, kita akan terus berkembang menuju kesempurnaan hidup.
Memiliki sebuah impian menandakan kita masih memiliki visi dan misi hidup yang jelas. Sebuah impian besar tentunya akan selalu didahului oleh mimpi-mimpi kecil. Ibarat seekor katak... Untuk bergerak maju, katak harus melompat sejengkal demi sejengkal, hingga mencapai tujuan.
Semua pemimpi pasti akan akan melalui "pintu kesuksesan" kecil, hingga pada akhirnya impian besarnya dapat terwujud. Banyak sekali contoh para pemimpi yang memiliki keterbatasan, namun seiring dengan perkembangan waktu, mereka berani mematok impian dalam hidupnya.
Saya tertarik dengan sosok salah satu menteri dalam pemerintahan Presiden Jokowi yaitu Ibu Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan.
Seorang "Susi" hanya mengantongi ijazah SMP lantaran drop out saat SMA. Selanjutnya beliau mulai bermimpi untuk membenahi perekonomian keluarga besarnya. Ibu Susi lebih memilih untuk berbisnis sebagai pedagang pengepul ikan di Pangandaran ketimbang mengenyam pendidikan formal di sekolah. Perhiasan milik beliau dijual untuk memodali bisnisnya.
Bisnis perikanan yang beliau kelola, kian maju dari tahun ke tahun. Akhirnya, dengan meminjam dana dari bank, Ibu Susi mampu membeli sebuah pesawat untuk mempermudah pengangkutan produk lautnya. Setahap demi setahap, beliau mulai menambah satu demi satu pesawat dan hingga akhirnya mendirikan maskapai Susi Air yang melayani carteran serta rute di pedalaman.
Dan saat ini, Ibu Susi, sosok perempuan berpendidikan rendah, merupakan salah satu tokoh yang berpengaruh dan disegani di negeri kita.
Bercermin dari pengalaman di atas, janganlah kita takut untuk bermimpi...!!! Mulailah bermimpi untuk hal-hal kecil dan sederhana, demi memacu semangat bertarung. Jika berhasil mencapainya, kita akan bertambah semangat untuk memulai mimpi baru yang lebih besar.
Ingatlah 4 kamus wajib seorang pemimpi :
1. Mimpi itu datangnya dari dalam hati. Jangan bermimpi karena emosi dan gengsi, apalagi sekadar ingin membuktikan diri lebih hebat atau ingin membual, yang membuat kita seperti kehilangan jati diri.
2. Setiap mimpi harus diperjuangkan sungguh-sungguh. Meski lelah dan harus berdarah-darah, jangan gampang menyerah sebelum benar-benar gagal. Cari alternatif jalan lain jika terjadi kebuntuan.
3. Mari berdamai dengan diri sendiri. Sebuah kegagalan bukanlah berarti dunia kita akan berhenti. Mulailah merajut mimpi baru kembali.
4. Jangan menutup mata atas semua kejadian di sekeliling kita. Manfaatkan setiap kesempatan yang datang sebaik-baiknya. Kesempatan yang datang menghampiri kita, biasanya datang melalui berbagai macam cara yang tidak terduga.
Sobatku yang budiman...
Mengejar impian bukan hanya milik orang-orang yang berpendidikan dan mapan secara ekonomi. Mimpi itu tidak mengenal umur. Mimpi adalah unsur bebas, tiada berbayar, yang dapat dimiliki oleh siapapun, dimanapun dan kapanpun...
Mulai saat ini, cobalah untuk bermimpi. Wujudkan impian dengan tekun, disiplin dan pantang menyerah.
Niscaya, Tuhan akan memberkati kita semua dan kesuksesan akan kita raih...Salam kebajikan #firmanbossini
Tidak ada komentar:
Write komentar