|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Jumat, 25 Maret 2011

Aksara Mandarin Baik Hati ( Ren 仁 )

 

(ren) ialah aksara mandarin untuk baik hati, niat luhur, kesempurnaan akhlak dan peri-kemanusiaan.

Ia adalah simbol yang terdiri dari 2 komponen yang digabung bersama : komponen kiri melambangkan manusia, dimana semua aksara yang mengandung aksara ini ditilik dari arti katanya pasti berkaitan dengan manusia.


Ia berhadap-hadapan dengan aksara (er) yang tidak hanya melambangkan sebuah komponen dari (ren), melainkan ia sendiri juga adalah sebuah aksara yang mandiri. 

(pada zaman kuno) selain bermakna: kemuliaan, kemurahan-hati, atau keyakinan mulia, juga bermakna (dari) dunia. Secara utuh aksara (ren) berarti keyakinan yang mulia seorang manusia sebagai mahluk bumi. 

(ren) adalah ajaran inti Khonghucu, yang terdapat di semua sektor. Ajaran Khonghucu mengingatkan semua manusia untuk bermoral: baik hati, kejujuran, susila, kebijaksanaan dan kepercayaan. Dengan demikian manusia pada zaman itu memandang kebaikan-hati hampir sama pentingnya dengan moralitas, sebab kebaikan-hati dan juga niat luhur dipandang sebagai yang unik dari mahluk yang dinamakan manusia ini.

Tidak hanya masyarakat saja yang harus melalui sebuah perbaikan yang terus menerus diantara manusia yang berniat baik, melainkan juga dalam bidang politik perlu melalui sebuah pelaksanaan yang sebisa mungkin bersifat manusiawi. Maka dari itu manusia pada zaman dahulu beranggapan bahwa seorang manusia yang bermoral dan bersamaan dengan itu juga baik-hati dipandang pantas sebagai penguasa.

Tidak ada komentar:
Write komentar