|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Rabu, 15 Juni 2011

Mencius Tidak Mudah Menyerah

 

Menurut Mencius--seorang Ahli filsafat Tiongkok, seseorang haruslah mempunyai belas kasih pada setiap perbuatannya. Pada dasarnya, setiap orang memiliki sifat baik yang dibawa sejak lahir dan karakter moral.

Apabila seseorang memelihara kebaikan dan selalu meningkatkan mutu karakter moral, maka orang tersebut mencerminkan moralitasnya seperti “Yao dan Shun".
 
Yao dan Shun adalah para penguasa Tiongkok legendaris  yang menegakkan moralitas dan dihormati karena kebijaksanaannya di sekitar tahun 2358-2258 SM.

Mencius percaya kebenaran. Ia mengajarkan kebaikan dari perbuatan berbudi luhur. Ia tidak pernah goyah menasehati orang untuk berbuat baik. Sekali ia menginjakkan kakinya di suatu jalur Ia tidak akan mudah menyerah dan ia sungguh-sungguh telah memberi harapan dan mengilhami banyak orang.

Mencius mengunjungi Raja Qi dua kali untuk menasehati dia supaya memimpin negeri  dengan belas kasih, tetapi kedua nasihatnya tidak diterima. Ketika Mencius meninggalkan Qi untuk kedua kalinya , Yin Shi dari Qi menemui murid Mencius, Gao Zi dan mengatakan "Mencius sungguh bodoh, ia tidak menyadari Raja Qi tidak akan pernah mencapai sifat kepemimpinan Shang Tang, Raja Wu Zhou atau yang lainnya.

Meskipun menyadari raja Qi tidak akan pernah menjadi seorang pemimpin yang cakap, ia tidak juga menyerah..Apakah ia punya satu maksud lain? Ia menempuh perjalanan jauh untuk bertemu raja, ketika ia gagal, ia masih tinggal di Zhou Yi dan tidak pergi sampai tiga hari tiga malam. Mengapa ia belum pulang juga? Aku tidak begitu senang dengan berbagai hal yang Mencius lakukan."

Gao Zi menceritakan kepada Mencius kata-kata Yin Shi tersebut pada suatu kesempatan. Mencius menjawab, "Bagaimana Yin Shi bisa mengetahui apa yang saya pikirkan? Saya menempuh perjalanan jauh untuk menasehati Raja Qi bagaimana memerintah sebuah bangsa, dan melakukannya sepenuh hati. Ketika saran saya tidak diterima, saya harus meninggalkan kediaman raja. Saya tinggal di Zhou Yi tiga malam, kendati tiga malam terlalu pendek. Tetap menunggu jika raja memanggil saya kembali dan kemudian mencoba untuk menyakinkan dia.

Bagaimanapun, ketika akhirnya raja tidak juga meminta kehadiran saya, saya memutuskan pergi. Walaupun pergi, saya masih berharap Raja Qi akan menerima nasehat saya. tidaklah terlambat bagi raja untuk memerintah negeri dengan kemurahan hati. Jika dia bisa lakukan itu, dia akan membawa kedamaian kepada rakyat Qi dan ketenangan dunia. Saya masih memegang harapan bahwa raja akan merubah pikirannya. Saya tidak berpikiran sempit. Hanya karena raja tidak menerima nasihat, saya tidak marah atau tidak senang. Saya tidak pergi tergesa-gesa, tetapi memberi raja kesempatan merenungkan saran saya."


Setelah Yin Shi diberitahu tentang pemikiran Mencius tersebut, ia sangat sedih dan malu atas pikiran buruknya terhadap Mencius, dan berkata, "Aku seperti orang hina!"
Ketika mendengar Raja Qi ingin menaklukkan dunia dengan kekuatan militer, Mencius bergegas pergi ke Qi untuk ketiga kali dan menasehati raja tatacara memerintah sebuah bangsa. Ia akhirnya berhasil dalam usahanya dan raja sepenuh hati menjalankan pemerintahan baik hati di atas kekuatan militer. Dengan demikian, peperangan telah dapat dihindari. Kedamaian dan keamanan telah diperbaiki di bangsa Qi.

Mencius pergi ke berbagai negara  untuk mengajarkan nilai-nilai moral dan pemerintahan yang dilandasi atas belas kasih. Ia mengatakan: "Jika Anda peduli pada orang lain, tetapi mereka tetap menjauhkan diri, Anda perlu tanyakan pada dirimu apakah Anda sungguh-sungguh baik hati. Jika Anda menasihati orang tidak berhasil, Anda perlu bertanya pada diri sendiri apakah Anda sungguh-sungguh bijaksana.

Jika Anda ramah tetapi mereka tidak membalas, Anda perlu tanyakan pada dirimu jika kamu sungguh-sungguh tulus hati. Ketika Anda melakukan sesuatu tetapi tidak mendapat tanggapan, jangan mengeluh ke orang lain. Anda perlu lihat diri sendiri terlebih dulu dan temukan di mana Anda harus memperbaiki diri."


Murid – muridnya menanyakan Mencius mengapa ia tidak sombong atau angkuh, dan tidak takut dengan pemegang kekuasaan dan golongan atas, Mencius berkata, " Meskipun dia kaya, saya baik hati. Meskipun dia dari golongan atas, saya memahami kebajikan. Maka bagaimana saya bisa sakit hati?"

Mencius berpendapat bahwa yang membedakan tingkatan manusia bukan dari kaya miskin atau golongan atas bawah. Perbedaannya terletak pada apakah seseorang dapat mempertahankan karakter yang mulia dan menjaga perilakunya, merasa malu pada Tuhan dan sesama manusia bila melakukan hal buruk. Dia percaya bahwa manusia harus kembali pada sifat sejatinya,  tidak bingung dan disesatkan oleh objek materi duniawi dan nafsu keinginan. Dia memahami bahwa hal ini membutuhkan kegigihan dan ketabahan hati.


Saat ini, prinsip-prinsip alam semesta - Sejati, Baik, dan Sabar, sedang diberikan kepada dunia. Mereka yang memiliki pemahaman tengah berlatih, menyebarkan, dan mengklarifikasi kebenaran dalam rangka membangkitkan hati nurani manusia dan memberikan pilihan benar untuk melindungi dan mempertahankan kebenaran. Hal ini benar-benar bertanggung jawab dan peduli terhadap orang lain

Tidak ada komentar:
Write komentar