Ada sesuatu yang membedakan Kung Tek karena ada juga yang utuh, tidak utuh dan kosong. Semua itu sangat berguna untuk kita sebagai pedoman, bagaimana sebaiknya berbuat sesuatu dalam menolong orang lain.
Pada jaman dahulu ada seorang pelajar yang miskin, orang tuanya baru saja meninggal dunia.
Karena itu dia berusaha mengundang Rohaniawan TAO (Tao Zhe) untuk mengadakan Jao Tu buat orang tuanya, tapi karena tidak punya uang terpaksa dengan nekad pelajar tersebut datang ke Kelenteng untuk memohon kepada Tao Zhe itu.
Dan dengan ringan Tao Zhe tersebut mengabulkan permintaan pelajar itu dan langsung turun tangan sendiri mengadakan upacara Jao Tu. Setelah belasan tahun kemudian, si pelajar itu sudah menjadi seorang pejabat yang kaya raya. Suatu saat dia pulang kampung, membawa banyak uang dan seperti sudah menjadi kebiasaan setempat, dia memanggil lagi Sang Tao Zhe untuk mengadakan upacara selamatan buat orang tuanya.
Tapi, yang datang itu hanya murid Sang Tao Zhe untuk mengadakan upacara tersebut. Maka timbul rasa heran bercampur agak dongkol didalam hati pejabat itu, dia langsung mendatangi Sang Tao Zhe di Kelentengnya sambil bertanya, “Kenapa dulu ketika saya mengundang Tao Zhe tanpa pakai uang anda mau datang, sekarang saya telah rela memberikan banyak uang koq malah anda tidak datang sih ?
Tao Zhe dengan tersenyum berkata, “Dulu meskipun anda miskin, tapi hati anda sangat tulus ketika datang kesini untuk meminta tolong. Namun sekarang, meskipun anda memberikan banyak uang, tapi nilai ketulusan hati anda sudah jauh berkurang dibanding dulu, jadi yah… cukup murid saya sajalah yang mengadakan upacaranya”.
Pada jaman dahulu ada seorang pelajar yang miskin, orang tuanya baru saja meninggal dunia.
Karena itu dia berusaha mengundang Rohaniawan TAO (Tao Zhe) untuk mengadakan Jao Tu buat orang tuanya, tapi karena tidak punya uang terpaksa dengan nekad pelajar tersebut datang ke Kelenteng untuk memohon kepada Tao Zhe itu.
Dan dengan ringan Tao Zhe tersebut mengabulkan permintaan pelajar itu dan langsung turun tangan sendiri mengadakan upacara Jao Tu. Setelah belasan tahun kemudian, si pelajar itu sudah menjadi seorang pejabat yang kaya raya. Suatu saat dia pulang kampung, membawa banyak uang dan seperti sudah menjadi kebiasaan setempat, dia memanggil lagi Sang Tao Zhe untuk mengadakan upacara selamatan buat orang tuanya.
Tapi, yang datang itu hanya murid Sang Tao Zhe untuk mengadakan upacara tersebut. Maka timbul rasa heran bercampur agak dongkol didalam hati pejabat itu, dia langsung mendatangi Sang Tao Zhe di Kelentengnya sambil bertanya, “Kenapa dulu ketika saya mengundang Tao Zhe tanpa pakai uang anda mau datang, sekarang saya telah rela memberikan banyak uang koq malah anda tidak datang sih ?
Tao Zhe dengan tersenyum berkata, “Dulu meskipun anda miskin, tapi hati anda sangat tulus ketika datang kesini untuk meminta tolong. Namun sekarang, meskipun anda memberikan banyak uang, tapi nilai ketulusan hati anda sudah jauh berkurang dibanding dulu, jadi yah… cukup murid saya sajalah yang mengadakan upacaranya”.
Tidak ada komentar:
Write komentar