|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Kamis, 13 Oktober 2011

Takdir Dalam Kehidupan

 

Ada sebuah Pepatah yang mengatakan, “Hidup manusia tidak menentu.” Kadang kita Menasihati orang untuk menggunakan kesempatan yang ada, siapapun tak dapat memastikan keadaan selang satu menit berikutnya. 
Bencana alam dan malapetaka yang terjadi sebenarnya untuk mengingatkan umat manusia agar mengikuti kehendak langit dan bumi untuk hidup berdampingan dengan alam. Namun sering kali sebagian orang keras kepala tidak mau mempercayai hal ini, mereka bersikeras ingin mengalami sendiri baru mau percaya dan ketika malapetaka terjadi, sering kali semuanya sudah terlambat untuk disesali. 

Saya percaya “berbuat baik ada balasannya, berbuat jahat juga akan ada ganjaran.” Saya lebih yakin lagi dengan prinsip yang mengatakan “Perputaran sebab dan akibat renggang tetapi tidak bocor.” Saya sering berpikir, mengapa ada orang yang hidupnya makmur dan serba berkecukupan, namun di sisi lain ada orang yang hidupnya sengsara dan serba kekurangan? Siapakah orang yang tidak menginginkan kehidupan bersahaja ? Sebenarnya, kehidupan manusia ditentukan dari berkah ( balasan kebaikan ) dan karma, inilah yang disebut nasib. 
Pernah ada seorang pengidap kanker stadium akhir, dia sebenarnya sudah tidak dapat mengkonsumsi makanan. Suatu hari tiba-tiba nafsu makannya mendadak timbul. Selama satu minggu berturut-turut ia keluar rumah untuk mencari makanan yang dia senangi. Tak lama kemudian dia meninggal dunia. Inilah yang disebut nasib dia untuk menikmati makanan sudah berakhir. 
Seorang siswa SMA membeli lotre dan mendapatkan hadiah. Karena takut diketahui keluarganya, maka uang itu disimpannya di bawah ranjang. Tidak disangka, pada suatu hari dia mengalami kecelakaan hingga meninggal, kemudian keluarganya menemukan uang tersebut. Inilah yang dinamakan nasib dia belum mempergunakan uang sudah berakhir. 
Panjang pendeknya usia seseorang sudah ditentukan. Kualitas dalam kehidupan seseorang juga telah ditentukan. Ada sepasang suami istri yang hanya memiliki seorang anak perempuan dan mendambakan anak laki-laki. Setelah berupaya keras akhirnya mereka memiliki seorang putra. Namun tidak disangka dalam suatu kecelakaan yang mereka alami, putra mereka yang baru beberapa bulan itu tewas dalam kecelakaan. Betapa apa yang diinginkan manusia tidak selaras dengan apa yang diinginkan Tuhan. 
Ada sebuah pepatah yang mengatakan, “Buah yang dipetik secara paksa tidak manis, pernikahan yang dilakukan secara paksa tidak akan harmonis.” Adik teman saya sudah bertahun-tahun pacaran dengan teman prianya, tetapi mereka berdua sering bertengkar. Orang tua kedua belah pihak menganggap mereka tidak cocok dan tidak menyetujui pernikahan mereka, namun pihak perempuan bersikukuh ingin menikah. Baru-baru ini mereka bercerai, bahkan mereka saling menyakiti dengan kata-kata kasar, benar-benar seperti “ Jika awalnya sudah tahu begini, mengapa dulu masih mau diteruskan?” 
Tidak salah jika ada orang yang mengatakan, “Tidak mendengarkan nasihat orang tua, kerugian akan menyertai di depan mata.” Orang zaman dulu mengatakan, “Dalam seratus kebaikan yang paling diutamakan adalah berbakti.” Apa yang diucapkan para tetua belum tentu benar adanya, kita seharusnya mempergunakan kecerdasan untuk berpikir apakah kata-kata orang tua tepat dan masuk diakal. Semua persoalan tidak ada yang mutlak, siapa pun tidak bisa menjamin apa yang akan terjadi pada orang lain. Hanya saja kita harus bertanggung jawab pada pilihan sendiri dan mengubah diri sendiri agar sesuai dengan lingkungan, maka hasilnya mungkin akan berbeda.
Memperoleh sesuatu belum tentu adalah sesuatu yang terbaik dan kehilangan juga belum tentu adalah sesuatu hal yang buruk. Jika kita dapat bersikap bijak untuk menyikapi hal ini dengan melepaskan keterikatan dan tidak membiarkan hati yang menuntut secara paksa, maka ketika setiap kita memperoleh sesuatu keberuntungan atau pun kehilangan kita tidak akan mengeluh lagi.

Tidak ada komentar:
Write komentar