Perayaan IMLEK di Singkawang bukan saja menjadi ritual tahun baru bagi kaum Tionghoa, namun perayaan Imlek sudah menjadi daya tarik yang mampu menggaet wisatawan domestik dan manca negara.
Seperti tahun sebelumnya, saat perayaan IMLEK, Kota Singkawang menjadi destinasi wisata yang menyajikan atraksi dan hiburan.
Perayaan Imlek 2563 dan Festival Cap Go Meh Tahun 2012 dipusatkan di Stadion Kridasana, Minggu (22/1). resmi dibuka oleh Walikota Singkawang, DR. Hasan Karman, SH,MM
“Naga terpanjang itu merupakan salah satu di antara beberapa kejutan yang kita siapkan untuk perayaan Capgome. Ini untuk membedakan lampion raksasa tahun lalu. Tahun ini memang tema perayaan naga, karena memang tahun Naga Air,” tutur Bong Cin Nen, Sekretaris Panitia Perayaan Imlek dan Capgome kepada Equator.
Imlek 2563 di bawah naungan Naga Air diyakini warga Tionghoa membawa hoki jadi otomatis tema festival di Singkawang bernuansa naga. Naga Lampion ini akan menyaingi rekor muri naga lampion terpanjang di Jogyakarta pada perayaan imlek dan Cap Go Meh tahun lalu, panjang naga di Jogya tersebut 131 meter.
Biaya membuat naga panjang bukan kepalang ini tidak murah. “Keterbatasan dana dapat ditutupi dengan kedermawanan sponsor. Kita ada sponsor yang membiayai pembuatannya,” kata Cin Nen merahasiakan.
Singkawang yang memang kota wisata sepertinya tak mau tanggung-tanggung. Selain naga terpanjang, nuansa Imlek dan Capgome di Kota Singkawang menampilkan miniatur Tembok Raksasa (Great Wall). Tembok di negeri Tiongkok ini akan dapat disaksikan di Stadion Kridasana. Miniatur Tembok Raksasa ini mampu menampung sekitar 300 orang.
Dibangun mengitari Taman Mei Hwa, panjangnya 220 meter, tinggi 8 meter, dan lebar 4 meter. “Jadi pengunjung dapat menaiki miniatur tembok raksasa itu, tetapi harus antre,” kata Bong Cin Nen.
Nantinya, ketika perayaan dimulai, pengunjung yang akan naik ke miniatur itu diharuskan membeli tiket dengan harga yang terjangkau. “Penetapan tiket ini agar antreannya tertib, karena miniatur itu diproyeksikan hanya mampu menampung sekitar 300 orang,” jelasnya.
Bila tahun lalu Lampion Raksasa Singkawang tercatat dalam MURI, kali ini bukan berbentuk raksasa tetapi berbentuk gedung yang dindingnya terdiri dari lampion. Rumah lampion ini sudah tegak di satu sisi dekat tiang gawang. Beberapa pekerja tampak sibuk menyiapkan bagian dalamnya. Bagian dalam Rumah Lampion itu akan digunakan sebagai tempat semacam museum. Jadi, para pengunjung dapat melihat benda-benda antik peninggalan nenek moyang warga Tionghoa di Singkawang.
Bong Cin Nen mengakui barang-barang antik tersebut cukup sulit diperoleh karena tersimpan di rumah-rumah warga. “Kalau ada warga yang menyimpan kita pinjam dulu untuk dipajang, agar pengunjung mengetahui barang-barang apa saja yang digunakan nenek moyang kita dulu,” katanya. Melengkapi kolosalnya Capgome, tentu harus ada nilai ekonominya. Disiapkan 60 stand pameran berisikan produk Usaha Kecil Menengah (UKM), sponsor, dan lainnya.
Dengan adanya stand pameran ini, para wisatawan baik domestik maupun mancanegara tidak hanya berkunjung di Festival Imlek dan Cap Go Meh Singkawang. Tetapi juga dapat membawa oleh-oleh sepulangnya dari Kota Wisata ini.
Lima hari sejak dibukanya pendaftaran tatung, sudah ratusan tatung yang dipastikan tampil dalam perayaan Capgome. “Pendaftaran tatung dibuka sejak 9 Januari lalu hingga 19 Januari. Kemudian pendaftaran akan dibuka kembali 28 Januari hingga 31 Januari,” kata Bong Cin Nen. Pendaftaran tentu terus bertambah karena tidak ada pembatasan. Berapa pun yang mendaftar akan diterima, tentunya dengan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi demi kelancaran perayaan.
Bagi tatung anak-anak diharuskan menyerahkan surat keterangan telah mendapat izin dari orang tuanya. Selain itu, tatung yang mendaftar harus datang sendiri ke sekretariat panitia perayaan, tidak boleh diwakilkan. “Sebelumnya sudah pernah dilombakan, tetapi karena kritikan dari senior akhirnya ditiadakan lomba tatung,” jelasnya.
Para senior menolak tatung diperlombakan, karena tradisi tersebut merupakan ritual bukan pagelaran seni. “Tetapi untuk yang lain ada diperlombakan seperti menghias rumah, pawai lampion dan lainnya,” ujar Bong Cin Nen.
Sekretaris Panitia Festiival Cap Go Meh Singkawang, Bong Cin Nen 21/1, mengatakan lebih dari tujuh ratus tatung siap menggelar atraksi dalam perayaan Cap Go Meh Singkawang, Februari mendatang.
Menurut Bong Cin Nen, kepada peserta tatung, dihimbau untuk mempersiapkan diri yang lebih matang. Tatung yang berjumlah tujuh ratus itu terbagi dalam empat kelompok, miniature kelenteng, tatung yang memakai tandu, tatung yang tidak memakai tandu, serta para jelangkung.
Semua anggota keluarga umumnya akan berkumpul. Bukan hanya yang berdomisili di Singkawang atau Kalbar. Tetapi juga yang pergi merantau ke negeri orang. “Momen ini digunakan untuk reuni keluarga sambil bersyukur kepada Tuhan pada malam Tahun Baru Imlek yang jatuh pada 23 Januari 2012 ini,” jelas Hasan.
Selanjutnya, pada hari pertama Imlek, 23 Januari 2012, anggota keluarga yang muda akan sowan ke tempat orang-orang yang dituakan. Hal ini sebagai salah satu bentuk tanda hormat kepada yang lebih tua. “Biasanya orang tua akan memberi angpau (amplop merah) yang berisi rezeki dengan harapan penerimanya murah rezeki dan enteng jodoh bagi yang belum menikah,” ungkap Hasan.
Reuni keluarga itu saja dapat dipastikan sudah banyak warga yang berdatangan ke Kota Singkawang. Karena cukup banyak warga Singkawang yang merantau untuk mengadu nasib, bukan hanya di Indonesia tetapi juga di luar negeri.
Belum lagi wisatawan yang akan berkunjung ke Singkawang pada Imlek dan Capgome tahun ini. Pasalnya, kata Hasan, Hari Raya Imlek telah ditetapkan sebagai hari besar oleh negara. “Jadi resmi diakui sebagai hari besar,” katanya.
Pengakuan sebagai hari besar itu saja sudah dapat dipastikan akan menjadi daya tarik bagi para wisatawan untuk berbondong-bondong ke Singkawang. Apalagi Imlek dan Capgome merupakan event budaya yang punya nilai jual pariwisata. “Makanya kita kemas dalam bentuk festival untuk menarik wisatawan,” papar Hasan.
Dikemas dalam bentuk Festival Imlek dan Capgome itu diserahkan kepada panitia perayaan selaku penanggung jawab. Selama dua minggu, panitia penyelenggara itu sudah menyiapkan berbagai atraksi budaya. “Puncaknya pada hari ke-15 bulan pertama Imlek sebagai penutup,” ingat Hasan. Imlek dan Capgome juga telah menjadi agenda wisata yang ditetapkan Pemprov Kalbar. Ditambah lagi telah mendapat pengakuan dari pemerintah pusat (pempus) melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparek).
Dengan berbagai persiapan Festival Imlek dan Capgome, tentu dapat dibayangkan berapa dana yang dibutuhkan. Sangat tidak mungkin kalau hanya mengandalkan APBD Singkawang yang tidak seberapa.
Digandenglah sponsor dan donator untuk membiayai penyelenggaraannya. “Sponsor telah mengalokasikan dana untuk promosinya. Mereka sangat profesional, jadi kita bersinergi demi kepentingan daerah,” tuturnya.
Beberapa stasiun televisi juga telah menyatakan keinginannya untuk menyiarkan Festival Imlek dan Capgome Singkawang. “Capgome Singkawang telah sangat dikenal di luar. Jadi kita tidak kesulitan untuk mempromosikannya,” kata Hasan.
Kendati sangat banyak dikenal, tentunya masih membutuhkan penyebaran undangan untuk orang-orang tertentu. Secara resmi Pemkot Singkawang hanya mengundang Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Gubernur Kalbar, serta beberapa undangan VVIP lainnya. “Hal ini karena keterbatasan kita dalam menyediakan akomodasi,” aku Hasan.
Seperti tahun sebelumnya, saat perayaan IMLEK, Kota Singkawang menjadi destinasi wisata yang menyajikan atraksi dan hiburan.
Perayaan Imlek 2563 dan Festival Cap Go Meh Tahun 2012 dipusatkan di Stadion Kridasana, Minggu (22/1). resmi dibuka oleh Walikota Singkawang, DR. Hasan Karman, SH,MM
“Naga terpanjang itu merupakan salah satu di antara beberapa kejutan yang kita siapkan untuk perayaan Capgome. Ini untuk membedakan lampion raksasa tahun lalu. Tahun ini memang tema perayaan naga, karena memang tahun Naga Air,” tutur Bong Cin Nen, Sekretaris Panitia Perayaan Imlek dan Capgome kepada Equator.
Imlek 2563 di bawah naungan Naga Air diyakini warga Tionghoa membawa hoki jadi otomatis tema festival di Singkawang bernuansa naga. Naga Lampion ini akan menyaingi rekor muri naga lampion terpanjang di Jogyakarta pada perayaan imlek dan Cap Go Meh tahun lalu, panjang naga di Jogya tersebut 131 meter.
Biaya membuat naga panjang bukan kepalang ini tidak murah. “Keterbatasan dana dapat ditutupi dengan kedermawanan sponsor. Kita ada sponsor yang membiayai pembuatannya,” kata Cin Nen merahasiakan.
Singkawang yang memang kota wisata sepertinya tak mau tanggung-tanggung. Selain naga terpanjang, nuansa Imlek dan Capgome di Kota Singkawang menampilkan miniatur Tembok Raksasa (Great Wall). Tembok di negeri Tiongkok ini akan dapat disaksikan di Stadion Kridasana. Miniatur Tembok Raksasa ini mampu menampung sekitar 300 orang.
Dibangun mengitari Taman Mei Hwa, panjangnya 220 meter, tinggi 8 meter, dan lebar 4 meter. “Jadi pengunjung dapat menaiki miniatur tembok raksasa itu, tetapi harus antre,” kata Bong Cin Nen.
Nantinya, ketika perayaan dimulai, pengunjung yang akan naik ke miniatur itu diharuskan membeli tiket dengan harga yang terjangkau. “Penetapan tiket ini agar antreannya tertib, karena miniatur itu diproyeksikan hanya mampu menampung sekitar 300 orang,” jelasnya.
Bila tahun lalu Lampion Raksasa Singkawang tercatat dalam MURI, kali ini bukan berbentuk raksasa tetapi berbentuk gedung yang dindingnya terdiri dari lampion. Rumah lampion ini sudah tegak di satu sisi dekat tiang gawang. Beberapa pekerja tampak sibuk menyiapkan bagian dalamnya. Bagian dalam Rumah Lampion itu akan digunakan sebagai tempat semacam museum. Jadi, para pengunjung dapat melihat benda-benda antik peninggalan nenek moyang warga Tionghoa di Singkawang.
Bong Cin Nen mengakui barang-barang antik tersebut cukup sulit diperoleh karena tersimpan di rumah-rumah warga. “Kalau ada warga yang menyimpan kita pinjam dulu untuk dipajang, agar pengunjung mengetahui barang-barang apa saja yang digunakan nenek moyang kita dulu,” katanya. Melengkapi kolosalnya Capgome, tentu harus ada nilai ekonominya. Disiapkan 60 stand pameran berisikan produk Usaha Kecil Menengah (UKM), sponsor, dan lainnya.
Dengan adanya stand pameran ini, para wisatawan baik domestik maupun mancanegara tidak hanya berkunjung di Festival Imlek dan Cap Go Meh Singkawang. Tetapi juga dapat membawa oleh-oleh sepulangnya dari Kota Wisata ini.
Ketua Panitia Perayaan Imlek 2563 dan Festival Cap Go Meh Tahun 2012, Beny Setiawan mengatakan terlaksananya Perayaan Imlek 2563 dan Festival Cap Go Meh Tahun 2012 tidak terlepas dari peran Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, Pemerintah Kota Singkawang, Sponsor, Panitia serta Masyarakat Kota Singkawang yang begitu antusias memberikan dukungan kepada panitia pelaksana untuk mewujudkan semua rangkaian kegiatan yang direncanakan.
Barangkali, di seantero jagat hanya di Singkawang ritual-ritual yang tidak boleh hilang dalam Imlek dan Capgome. Tatung yang sudah sejak puluhan tahun silam dikenal warga Kalbar akan tampil di depan publik. Jangan heran, tatung ini merupakan pembauran budaya lokal dan daratan Tiongkok yang tak ada duanya di dunia.Lima hari sejak dibukanya pendaftaran tatung, sudah ratusan tatung yang dipastikan tampil dalam perayaan Capgome. “Pendaftaran tatung dibuka sejak 9 Januari lalu hingga 19 Januari. Kemudian pendaftaran akan dibuka kembali 28 Januari hingga 31 Januari,” kata Bong Cin Nen. Pendaftaran tentu terus bertambah karena tidak ada pembatasan. Berapa pun yang mendaftar akan diterima, tentunya dengan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi demi kelancaran perayaan.
Bagi tatung anak-anak diharuskan menyerahkan surat keterangan telah mendapat izin dari orang tuanya. Selain itu, tatung yang mendaftar harus datang sendiri ke sekretariat panitia perayaan, tidak boleh diwakilkan. “Sebelumnya sudah pernah dilombakan, tetapi karena kritikan dari senior akhirnya ditiadakan lomba tatung,” jelasnya.
Para senior menolak tatung diperlombakan, karena tradisi tersebut merupakan ritual bukan pagelaran seni. “Tetapi untuk yang lain ada diperlombakan seperti menghias rumah, pawai lampion dan lainnya,” ujar Bong Cin Nen.
Sekretaris Panitia Festiival Cap Go Meh Singkawang, Bong Cin Nen 21/1, mengatakan lebih dari tujuh ratus tatung siap menggelar atraksi dalam perayaan Cap Go Meh Singkawang, Februari mendatang.
Menurut Bong Cin Nen, kepada peserta tatung, dihimbau untuk mempersiapkan diri yang lebih matang. Tatung yang berjumlah tujuh ratus itu terbagi dalam empat kelompok, miniature kelenteng, tatung yang memakai tandu, tatung yang tidak memakai tandu, serta para jelangkung.
Hari besar resmi
Walikota Singkawang Dr KRA Hasan Karman Notohadiningrat menilai Tahun Baru Imlek ini merupakan hari besar warga Tionghoa. “Maka secara tradisi, warga Tionghoa akan merayakannya dengan kumpul keluarga serta makan besar bersama,” terangnya.Semua anggota keluarga umumnya akan berkumpul. Bukan hanya yang berdomisili di Singkawang atau Kalbar. Tetapi juga yang pergi merantau ke negeri orang. “Momen ini digunakan untuk reuni keluarga sambil bersyukur kepada Tuhan pada malam Tahun Baru Imlek yang jatuh pada 23 Januari 2012 ini,” jelas Hasan.
Selanjutnya, pada hari pertama Imlek, 23 Januari 2012, anggota keluarga yang muda akan sowan ke tempat orang-orang yang dituakan. Hal ini sebagai salah satu bentuk tanda hormat kepada yang lebih tua. “Biasanya orang tua akan memberi angpau (amplop merah) yang berisi rezeki dengan harapan penerimanya murah rezeki dan enteng jodoh bagi yang belum menikah,” ungkap Hasan.
Reuni keluarga itu saja dapat dipastikan sudah banyak warga yang berdatangan ke Kota Singkawang. Karena cukup banyak warga Singkawang yang merantau untuk mengadu nasib, bukan hanya di Indonesia tetapi juga di luar negeri.
Belum lagi wisatawan yang akan berkunjung ke Singkawang pada Imlek dan Capgome tahun ini. Pasalnya, kata Hasan, Hari Raya Imlek telah ditetapkan sebagai hari besar oleh negara. “Jadi resmi diakui sebagai hari besar,” katanya.
Pengakuan sebagai hari besar itu saja sudah dapat dipastikan akan menjadi daya tarik bagi para wisatawan untuk berbondong-bondong ke Singkawang. Apalagi Imlek dan Capgome merupakan event budaya yang punya nilai jual pariwisata. “Makanya kita kemas dalam bentuk festival untuk menarik wisatawan,” papar Hasan.
Dikemas dalam bentuk Festival Imlek dan Capgome itu diserahkan kepada panitia perayaan selaku penanggung jawab. Selama dua minggu, panitia penyelenggara itu sudah menyiapkan berbagai atraksi budaya. “Puncaknya pada hari ke-15 bulan pertama Imlek sebagai penutup,” ingat Hasan. Imlek dan Capgome juga telah menjadi agenda wisata yang ditetapkan Pemprov Kalbar. Ditambah lagi telah mendapat pengakuan dari pemerintah pusat (pempus) melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparek).
Dengan berbagai persiapan Festival Imlek dan Capgome, tentu dapat dibayangkan berapa dana yang dibutuhkan. Sangat tidak mungkin kalau hanya mengandalkan APBD Singkawang yang tidak seberapa.
Digandenglah sponsor dan donator untuk membiayai penyelenggaraannya. “Sponsor telah mengalokasikan dana untuk promosinya. Mereka sangat profesional, jadi kita bersinergi demi kepentingan daerah,” tuturnya.
Beberapa stasiun televisi juga telah menyatakan keinginannya untuk menyiarkan Festival Imlek dan Capgome Singkawang. “Capgome Singkawang telah sangat dikenal di luar. Jadi kita tidak kesulitan untuk mempromosikannya,” kata Hasan.
Kendati sangat banyak dikenal, tentunya masih membutuhkan penyebaran undangan untuk orang-orang tertentu. Secara resmi Pemkot Singkawang hanya mengundang Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Gubernur Kalbar, serta beberapa undangan VVIP lainnya. “Hal ini karena keterbatasan kita dalam menyediakan akomodasi,” aku Hasan.
Tidak ada komentar:
Write komentar