Menurut tradisi, Imlek merupakan upacara syukur petani di daratan Cina atas keberhasilan melewati kerja yang keras sehingga mereka boleh panen.
Penanggalan petani ini menjadi kebiasaan dari generasi ke generasi untuk merayakan tahun baru musim semi.
Moment yang baik ini sering dipakai oleh keluarga untuk pulang kampung bertemu keluarga dan sahabatnya. Mereka bertemu dan bersyukur bersama atas tahun yang baru lewat dan mohon berkat di tahun yang baru.
Sebuah peribahasa Cina menyatakan bahwa "semua ciptaan dilahirkan kembali pada hari Tahun Baru. Tahun Baru Imlek adalah perayaan perubahan yang lama pergi dan yang baru datang !".
Sudah menjadi tradisi tahunan orang tionghoa di berbagai belahan dunia untuk mudik saat menjelang perayaan musim semi atau Tahun Baru Imlek, yang tahun ini jatuh pada tanggal 23 Januari 2012. Dipastikan warga yang merantau kedaerah lain akan balik kampung ( Thuan Yen Fan ) demi untuk merayakan tradisi Imlek bersama sanak dan saudaranya.
Gegap gempita mudik menjelang Lebaran ternyata bukan hanya terjadi di Indonesia. Seperti di Cina, menjelang Tahun Baru Cina, mudik merupakan tradisi turun temurun, karena bagaimanapun kebahagiaan untuk bertemu keluarga tak bisa ditukar dengan apapun. Tradisi ini disebut juga Chunyun dalam bahasa Cina. Tahun baru Imlek atau perayaan musim dingin menjadi liburan paling penting buat kumpul keluarga besar di kampung. Orang-orang yang bekerja atau belajar di berbagai kota pulang ke tempat asalnya untuk merayakan datangnya musim semi dengan berkumpul bersama keluarga.
Sesuai tradisi, para pemudik tersebut pulang dengan membawa hadiah yang akan dibagikan pada orang tua dan kerabat. Kebiasaan ini secara tidak langsung menggambarkan tingkat kemakmuran yang dicapai para pemudik di perantauan. Sebuah tradisi yang mirip dengan tradisi mudik di Indonesia.
Setiap Imlek orang-orang Tionghoa yang merantau di kota-kota besar pulang ke kampung halaman untuk bersilaturahmi dengan orang tua dan kaum kerabat. Sebagai gambaran kesuksesan, para perantau tersebut pulang dengan membawa berbagai atribut, perhiasan, kendaraan, pakaian, dan berbagai aksesori lainnya. Bagi para kerabat di kampung halaman, inilah saatnya kecipratan rejeki yang dibawa para pemudik dari perantauan.
Bertemu keluarga dan berbagi kebahagiaan melalui rejeki yang telah didapat. Di sisi lain, mudik merupakan sebuah gambaran perjuangan mulai dari mencari tiket transportasi sampai berjubel dan berebutan untuk memastikan terangkut sampai kampung halaman.
Ini menandakan bahwa manusia tahu dan ingat tempat di mana ia dilahirkan, sehingga ada kerinduan untuk pulang, mengenang kembali masa-masa kecil, di mana dilahirkan.
Penanggalan petani ini menjadi kebiasaan dari generasi ke generasi untuk merayakan tahun baru musim semi.
Moment yang baik ini sering dipakai oleh keluarga untuk pulang kampung bertemu keluarga dan sahabatnya. Mereka bertemu dan bersyukur bersama atas tahun yang baru lewat dan mohon berkat di tahun yang baru.
Sebuah peribahasa Cina menyatakan bahwa "semua ciptaan dilahirkan kembali pada hari Tahun Baru. Tahun Baru Imlek adalah perayaan perubahan yang lama pergi dan yang baru datang !".
Sudah menjadi tradisi tahunan orang tionghoa di berbagai belahan dunia untuk mudik saat menjelang perayaan musim semi atau Tahun Baru Imlek, yang tahun ini jatuh pada tanggal 23 Januari 2012. Dipastikan warga yang merantau kedaerah lain akan balik kampung ( Thuan Yen Fan ) demi untuk merayakan tradisi Imlek bersama sanak dan saudaranya.
Gegap gempita mudik menjelang Lebaran ternyata bukan hanya terjadi di Indonesia. Seperti di Cina, menjelang Tahun Baru Cina, mudik merupakan tradisi turun temurun, karena bagaimanapun kebahagiaan untuk bertemu keluarga tak bisa ditukar dengan apapun. Tradisi ini disebut juga Chunyun dalam bahasa Cina. Tahun baru Imlek atau perayaan musim dingin menjadi liburan paling penting buat kumpul keluarga besar di kampung. Orang-orang yang bekerja atau belajar di berbagai kota pulang ke tempat asalnya untuk merayakan datangnya musim semi dengan berkumpul bersama keluarga.
Sesuai tradisi, para pemudik tersebut pulang dengan membawa hadiah yang akan dibagikan pada orang tua dan kerabat. Kebiasaan ini secara tidak langsung menggambarkan tingkat kemakmuran yang dicapai para pemudik di perantauan. Sebuah tradisi yang mirip dengan tradisi mudik di Indonesia.
Setiap Imlek orang-orang Tionghoa yang merantau di kota-kota besar pulang ke kampung halaman untuk bersilaturahmi dengan orang tua dan kaum kerabat. Sebagai gambaran kesuksesan, para perantau tersebut pulang dengan membawa berbagai atribut, perhiasan, kendaraan, pakaian, dan berbagai aksesori lainnya. Bagi para kerabat di kampung halaman, inilah saatnya kecipratan rejeki yang dibawa para pemudik dari perantauan.
Bertemu keluarga dan berbagi kebahagiaan melalui rejeki yang telah didapat. Di sisi lain, mudik merupakan sebuah gambaran perjuangan mulai dari mencari tiket transportasi sampai berjubel dan berebutan untuk memastikan terangkut sampai kampung halaman.
Ini menandakan bahwa manusia tahu dan ingat tempat di mana ia dilahirkan, sehingga ada kerinduan untuk pulang, mengenang kembali masa-masa kecil, di mana dilahirkan.
Tidak ada komentar:
Write komentar