Masyarakat Tiong Hoa Indonesia telah mengenal tradisi sembahyang sejak turun-temurun. Cara sembahyang yang dilakukan pada umumnya dengan bersembahyang kepada Thien (Yang Maha Tunggal) di langit (sorga), para Bodhisatva dan Immortal, dewa-dewi, para dharmapala.
Mereka menggunakan dupa dan memberikan persembahan bunga-bunga, buah-buahan dan makanan lainnya.
Didalam mengucapkan doa-doanya, mereka banyak melakukan permohonan-permohonan agar dilimpahkan kesehatan, berkah, dan rejeki.
Mereka juga mengunjungi vihara-vihara untuk bersembahyang dan memberikan persembahan-persembahan, dan menyampaikan permohonan-permohonan. Hanya sedikit yang dengan rutin bersembahyang sedikitnya seminggu sekali di vihara, selebihnya hanya pergi ke vihara sebisanya atau hanya pada upacara-upacara tertentu saja.
Cara yang mereka lakukan diatas sebenarnya sudah cukup baik, karena mereka memang hanya membutuhkan hal-hal tersebut didalam kehidupan yang sekarang ini. Setiap bersembahyang, tentunya mereka akan selalu menyampaikan kembali permohonannya agar dilimpahkan kesehatan, berkah, dan rejeki.
Mereka yang memang mempunyai pandangan bersembahyang cara ini, tentunya akan lebih baik bilamana ingat untuk bersyukur. Sebelum menyampaikan permohonan, sebaiknya mengucapkan terlebih dahulu rasa terima kasih dan syukur atas segala pelimpahan rahmat dan berkah yang telah kita terima di masa lampau, sekarang di kemudian hari. Selanjutnya kita memohon agar para mahluk lainnya dapat dilimpahkan rahmat dan berkah seperti kita. Kemudian kita dapat bebas melanjutkannya doa-doa permohonan lainnya.
Mereka yang dapat memperbaiki cara bersembahyang memohon dengan cara bersembahyang dengan bersyukur, tentunya akan lebih memahami makna dari bersembahyang. Dengan lebih memahami makna dari bersembahyang, maka hasil yang kita dapati dari bersembahyang tentunya akan lebih terasa.
Dimana dengan mengucapkan rasa syukur, kita secara tidak langsung sebenarnya telah membina diri untuk selalu berpandangan positif dan lebih menghargai kehidupan kita. Dengan memohon rahmat dan berkah bagi mahluk lain, kita telah membina diri untuk mengembangkan rasa cinta kasih terhadap seluruh mahluk.
Selanjutnya bagi mereka yang ingin lebih memperdalam makna sembahyang, sebaiknya mencari guru pembimbing agar dapat diberikan petunjuk untuk melakukan puja-bakti. Dimana puja-bakti merupakan cara bersembahyang yang lebih komplit dan lebih sempurna, sehingga para mahluk dapat mencapai kebahagiaan tidak hanya pada kehidupan sekarang ini tetapi hingga kehidupan selanjutnya.
Banyak pula yang telah melakukan puja-bakti, dan mereka menganggap rendah para umat yang hanya bersembahyang dengan cara tradisi. Mereka yang telah mencapai kehidupan spiritualnya, tidak akan pernah menjelekan sedikitpun segala cara dan bentuk sembahyang dan puja-bakti yang paling sederhanapun.
Manakah yang lebih baik ? Mereka yang bersembahyang dengan memohon, atau mereka yang melakukan puja-bakti yang panjang tetapi selalu menganggap rendah umat lain yang hanya bersembahyang dengan memohon.
Bersembahyang ataupun berpuja-bakti, sebenarnya mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk membina diri dalam kehidupan spiritual. Mereka yang merasa lebih tinggi dari mahluk lain, tentunya secara tidak langsung menganggap rendah pencapaian spiritual mahluk lainnya.
Dengan mempunyai pikiran menganggap rendah mahluk lain, berarti mereka bangga akan dirinya. Ingatlah bahwa kebanggaan merupakan kemerosotan dalam kehidupan spiritual. Mereka yang hanya bersembahyang hanya dengan memohon, seharusnya tidak pernah menjelekkan cara sembahyang umat lain.
Menyumbang dan Memohon adalah dua hal yang berbeda, dan tidak dapat disatukan.
Menyumbang untuk altar dan vihara, adalah suatu pembinaan diri yang baik, dan akan menghasilkan karma baik.
Memohon adalah bersifat pribadi, yang dipengaruh oleh banyak unsur. Baik dari karma baik dimasa lampau, hingga keyakinan dan kepercayaannya dalam memohon kepada Mahluk Suci.
Jika kedua hal ini digabungkan, maka para umat sebenarnya secara tidak langsung telah menjadikan pembinaan spiritualnya menjadi Pembinaan Bisnis Spiritual. Dimana secara tidak langsung, umat akan terjerat dalam kesalah-pahaman yang lebih dalam. Sehingga banyak kali dimiringkan untuk kepentingan pribadi sebagi, “Bila banyk menyumbang, maka permohonannya akan banyak terkabul.”
Hal ini secara tidak disadari, membuat para umat sendiri membeda-bedakan tingkat pencapaian Para Mahluk Suci.
Mereka menggunakan dupa dan memberikan persembahan bunga-bunga, buah-buahan dan makanan lainnya.
Didalam mengucapkan doa-doanya, mereka banyak melakukan permohonan-permohonan agar dilimpahkan kesehatan, berkah, dan rejeki.
Mereka juga mengunjungi vihara-vihara untuk bersembahyang dan memberikan persembahan-persembahan, dan menyampaikan permohonan-permohonan. Hanya sedikit yang dengan rutin bersembahyang sedikitnya seminggu sekali di vihara, selebihnya hanya pergi ke vihara sebisanya atau hanya pada upacara-upacara tertentu saja.
Cara yang mereka lakukan diatas sebenarnya sudah cukup baik, karena mereka memang hanya membutuhkan hal-hal tersebut didalam kehidupan yang sekarang ini. Setiap bersembahyang, tentunya mereka akan selalu menyampaikan kembali permohonannya agar dilimpahkan kesehatan, berkah, dan rejeki.
Mereka yang memang mempunyai pandangan bersembahyang cara ini, tentunya akan lebih baik bilamana ingat untuk bersyukur. Sebelum menyampaikan permohonan, sebaiknya mengucapkan terlebih dahulu rasa terima kasih dan syukur atas segala pelimpahan rahmat dan berkah yang telah kita terima di masa lampau, sekarang di kemudian hari. Selanjutnya kita memohon agar para mahluk lainnya dapat dilimpahkan rahmat dan berkah seperti kita. Kemudian kita dapat bebas melanjutkannya doa-doa permohonan lainnya.
Mereka yang dapat memperbaiki cara bersembahyang memohon dengan cara bersembahyang dengan bersyukur, tentunya akan lebih memahami makna dari bersembahyang. Dengan lebih memahami makna dari bersembahyang, maka hasil yang kita dapati dari bersembahyang tentunya akan lebih terasa.
Dimana dengan mengucapkan rasa syukur, kita secara tidak langsung sebenarnya telah membina diri untuk selalu berpandangan positif dan lebih menghargai kehidupan kita. Dengan memohon rahmat dan berkah bagi mahluk lain, kita telah membina diri untuk mengembangkan rasa cinta kasih terhadap seluruh mahluk.
Selanjutnya bagi mereka yang ingin lebih memperdalam makna sembahyang, sebaiknya mencari guru pembimbing agar dapat diberikan petunjuk untuk melakukan puja-bakti. Dimana puja-bakti merupakan cara bersembahyang yang lebih komplit dan lebih sempurna, sehingga para mahluk dapat mencapai kebahagiaan tidak hanya pada kehidupan sekarang ini tetapi hingga kehidupan selanjutnya.
Banyak pula yang telah melakukan puja-bakti, dan mereka menganggap rendah para umat yang hanya bersembahyang dengan cara tradisi. Mereka yang telah mencapai kehidupan spiritualnya, tidak akan pernah menjelekan sedikitpun segala cara dan bentuk sembahyang dan puja-bakti yang paling sederhanapun.
Manakah yang lebih baik ? Mereka yang bersembahyang dengan memohon, atau mereka yang melakukan puja-bakti yang panjang tetapi selalu menganggap rendah umat lain yang hanya bersembahyang dengan memohon.
Bersembahyang ataupun berpuja-bakti, sebenarnya mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk membina diri dalam kehidupan spiritual. Mereka yang merasa lebih tinggi dari mahluk lain, tentunya secara tidak langsung menganggap rendah pencapaian spiritual mahluk lainnya.
Dengan mempunyai pikiran menganggap rendah mahluk lain, berarti mereka bangga akan dirinya. Ingatlah bahwa kebanggaan merupakan kemerosotan dalam kehidupan spiritual. Mereka yang hanya bersembahyang hanya dengan memohon, seharusnya tidak pernah menjelekkan cara sembahyang umat lain.
Menyumbang dan Memohon adalah dua hal yang berbeda, dan tidak dapat disatukan.
Menyumbang untuk altar dan vihara, adalah suatu pembinaan diri yang baik, dan akan menghasilkan karma baik.
Memohon adalah bersifat pribadi, yang dipengaruh oleh banyak unsur. Baik dari karma baik dimasa lampau, hingga keyakinan dan kepercayaannya dalam memohon kepada Mahluk Suci.
Jika kedua hal ini digabungkan, maka para umat sebenarnya secara tidak langsung telah menjadikan pembinaan spiritualnya menjadi Pembinaan Bisnis Spiritual. Dimana secara tidak langsung, umat akan terjerat dalam kesalah-pahaman yang lebih dalam. Sehingga banyak kali dimiringkan untuk kepentingan pribadi sebagi, “Bila banyk menyumbang, maka permohonannya akan banyak terkabul.”
Hal ini secara tidak disadari, membuat para umat sendiri membeda-bedakan tingkat pencapaian Para Mahluk Suci.
Tidak ada komentar:
Write komentar