|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Senin, 12 Maret 2012

Kitab Berkeliling Ke Alam Neraka, Perjalanan Ke 32 Kunjungan Kedua Ke Penjara Pengadilan Tingkat Kelima Mengunjungi Penjara Neraka Congkel Hati

 

Perjalanan Ke 32, Kunjungan Kedua Ke Penjara Pengadilan Tingkat Kelima Mengunjungi Penjara Neraka Congkel Hati. Tanggal 2 Juli 1977 ( " Go Gwee - Cap Lak " ).

Chi Kung Huo Fo :  Kebudayaan, moralitas dan ajaran kebaikan dari tradisi Cina, sebenarnya bertujuan untuk membimbing umat manusia untuk menuju kesempurnaan. Maka itu ajarannya dapat bertahan lama dan secara turun temurun tetap tidak berubah, tetapi sayang sekali umat manusia zaman sekarang lebih condong pada kenyataan dari dunia materialistik sehingga mengabaikan kebudayaan sendiri dan mengikuti kebudayaan barat.
Dalam hal apa pun bersifat kebarat-baratan seperti  : Membentuk kelompok gangster, menggunakan obat terlarang, melakukan perampokan dan hidup dengan moralitas yang rendah. Mereka menganggap inilah yang disebut kebebasan. Hal ini membuat mereka melupakan ajaran dari leluhurnya sendiri, bahkan ada yang merasa malu menjadi anak dan cucu keturunan negara timur.

Apalagi zaman sekarang umat manusia sudah bisa mendarat di bulan, sehingga umat manusia menganggap ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh umat manusia dapat melebihi kehebatan dari langit. Umat manusia tidak tahu bahwa kecanggihan seperti ini hanyalah berupa ombak kecil di dalam lautan yang besar. Tanpa disadari alat-alat yang canggih yang diciptakan oleh para ilmuwan telah merusak lingkungan alam kehidupan dibumi, akibatnya disana sini terjadi bencana alam.

Jika umat manusia tidak hidup secara alami dan terus menerus menghancurkan dan merusak keaslian alam, maka akan terjadi hal-hal yang mengerikan terhadap umat manusia dan kehidupan umat manusia tidak akan berjalan secara alami lagi dan untuk itu saya menasehati umat manusia untuk merenungkan hal ini. Baiklah, hari ini kita akan mengunjungi Pengadilan Alam Baka Tingkat Kelima lagi, Yang Sheng, cepat naik ke atas bunga teratai.

Pengadilan Alam Baka Tingkat kelima  Shen Luo Wang
Yang Sheng :  Baik, guru. Silakan berangkat.

Chi Kung Huo Fo :  Kita sudah tiba, Yang Sheng, cepat turun.

Shen Luo Wang :  Saya mengucapkan selamat datang kepada Buddha Chi Kung dan Yang Sheng atas kunjungannya ke Pengadilan Alam Baka Tingkat kelima.


Chi Kung Huo Fo :  Hari ini kami memohon kepada Yen Wang untuk menerangkan kepada kami tentang hukuman disini.


Shen Luo Wang :  Saya telah mengatakan bahwa saya akan mengajak kalian meninjau ke Penjara Neraka Congkel Hati. Mari ikuti saya dan para jenderal akan mendampingi kita.

Yang Sheng :  Terima kasih atas perhatian dari Yen Wang, di depan kita adalah neraka kecil ke 16 bagian Mencongkel Hati dan saya sudah mendengar suara jeritan kesakitan. Oh, ini merupakan suatu pemandangan yang sangat mengerikan, keadaannya seperti rumah pemotongan hewan.


Shen Luo Wang :  Hati dari para umat manusia sudah berubah menjadi sedemikian jahat, maka hati mereka harus dicongkel keluar untuk dicuci dan diobati.

Yang Sheng :  Pejabat neraka sudah datang, saya harus memberi salam kepadanya.

Pejabat :  Hormat saya kepada Sen Luo Wang, Buddha Chi Kung dan Yang Sheng atas kunjungannya. Kalau ada kekurangan dalam pelayanan dari kami harap dimaklumi.

Yang Sheng :  Saya mengikuti guru datang kemari adalah untuk menulis kitab tentang keadaan di penjara neraka, saya harap pejabat dapat memberikan banyak petunjuk kepada saya.

Shen Luo Wang :  Suruh jenderal bukakan pintu gerbang. 

Jenderal :  Siap. Pintu gerbang sudah dibuka, silakan masuk.


Penjara Neraka Congkel Hati
Yang Sheng :  Aduh, saya tidak tega mendengar suara jeritan seperti ini. Para prajurit alam baka sedang menggunakan pisau yang tajam membelah dada dari apra roh dosaa dan mencongkel keluar hati mereka, kelihatannya sepeti membantai babi. Para roh dosa diikat pada tiang kayu, sewaktu dada mereka dibelah, hanya terdengar sekali jeritan saja para roh dosa sudah jatuh pingsan. dosa apa yang telah mereka lakukan sewaktu masih hidup di dunia ?

Pejabat :  Saya akan menyiram mereka dengan Air Menyadarkan Roh untuk menyadarkan mereka.

Yang Sheng :  Sungguh ajaib, begitu roh disiram dengan air Menyadarakan Roh, para roh dosa sudah sadar kembali dan dada mereka yang terbelah itu kini telah menjadi utuh kembali seperti semula.

Pejabat :  Saya akan menyuruh beberapa roh dosa keluar untuk menceritakan dosanya.

Shen Luo Wang :  Para roh dosa dengarkan : Buddha Chi Kung dan Yang Sheng dari kota Tai Chung, Vihara Sheng Sien datang kemari untuk meninjau alam baka dan semua keadaan dari alam baka akan ditulis ke dalam sebuah kitab. Ayo cepat ceritakan kepada mereka, dosa apa yang telah kamu lakukan sewaktu masih hidup di dunia dan jangan menyembunyikan faktanya. Katakan dengan jujur agar dapat dicantumkan di dalam kitab ajaran kebaikan utnuk menasehati umat manusia, perintah ini tidak boleh dilanggar.

Roh Dosa 1 :  Baiklah, tetapi setelah saya menceritakannya mohon Yen Wang meringankan dosa saya, bolehkah ?

Shen Luo Wang :  Coba kamu ceritakan dulu perbuatanmu dan saya akan mempertimbangkannya.

Roh Dosa :  Kalau begitu baiklah, sewaktu masih hidup di dunia saya suka membaca buku dan rajin belajar maka saya berhasil mendapat gelar sarjana. Saya tertarik pada ciptaan-ciptaan yang baru, sehingga saya terpengaruh oleh kebudayaan barat yang modern dan saya mengikuti gaya hidup yang kebarat-baratan. Dikampus saya ada seorang professor ( guru besar ) yang memeluk agama tertentu. Dia menganjurkan saya untuk menganut agama kepercayaannya. Katanya selain bisa memperdalam bahasa inggris, masih memiliki kesempatan untuk berkunjung keluar negeri.

Saya pikir, demi masa depan saya, akhirnya saya turuti ajarannya. Setiap ada kesempatan saya hadir di rumah ibadah untuk mendengar ceramah dari para pengkhotbah. Saya merasa beruntung karena disamping saya dapat memperdalam ilmu pengetahuan tentang bahasa inggris juga bisa bergaul dengan para pemuda-pemudi yang memakai pakaian barat.

Saya dengan cepat mempelajari ide-ide dan kebiasaan orang barat dan akhirnya saya memutuskan untuk pindah agama dan setelah berpindah agama, saya berpikir di kampung halaman saya keluarga saya masih sembahyang Dewa dan memuja para Buddha yang mana sudah ketinggalan zaman. Saya menganggap mereka hanya menyembah patung kayu dan mengikuti ajaran yang sesat, maka sewaktu libur saya bertekad pulang ke kampung halaman saya untuk merubah kepercayaan mereka yang tidak masuk akal itu. Saya bilang kepada ayah dan ibu agar mereka jangan menyembah patung lagi, namun orang tua saya berpendirian teguh, tidak mau menerima saran saya.

Saya menjadi marah dan mengambil tempat abu leluhur serta papan nama leluhur lalu membuangnya ke lantai. Melihat kelakuan saya ini, orang tua saya marah besar dan mengambil kursi untuk memukul saya. Sejak kejadian itu, saya nekad tidak mau pulang ke rumah lagi.

Setelah lulus ujian sarjana, saya ikut pendeta tersebut pergi ke segala penjuru dunia untuk menyebarkan agama. Pada suatu hari karena kecelakaan lalu lintas, saya meninggal dunia. Ternyata nabi yang saya puja itu tidak datang menjemput saya untuk masuk ke surga, malahan saya ditangkap oleh 2 prajurit alam baka. Mereka membawa saya ke pengadilan alam baka dan saya disidang oleh Yen Wang dan dihukum di penjara Neraka Congkel Hati. Saya mohon Yen Wang sudi meringankan hukuman saya.

Shen Luo Wang :  Mempercayai suatu agama bukanlah suatu perbuatan yang salah, agama yang mengajarkan Hukum Kebenaran boleh dianut, namun setelah kamu menganut agama yang baru, kamu menjadi lupa diri. Kamu menganggap rendah agama lamamu sehingga berani merusak tempat abu dan papan nama leluhurmu sendiri. Cara menganut agama seperti kamu itu tidak bisa dimaafkan. Ada pepatah mengatakan : Sewaktu minum air harus ingat sumber mata air, artinya umat manusia harus mengingat budi dari para leluhur mereka, walaupun para pengkhotbah mengatakan jangan menyembah patung kayu, namun kamu tidak sadar lambang yang dipuja oleh mereka juga terbuat dari kayu.

Mengapa kamu menyembahnya ? Yang disebut Basmi Patung artinya adalah jangan menganggap patung itu dapat memberi berkah atau pertolongan kepada umat manusia, tetapi dengan melihat patung Buddha para umat harus berusaha membangkitkan sifat Buddha yang ada di dalam hati mereka untuk berbuat baik. Umat manusia harus menyadari bahwa kehidupan duniawi adalah bersifat sementara, jangan hanya tahu hidup bersenang-senang atau memanjakan badan jasmani sehingga lupa mengisi batin dengan ajaran kebajikan.

Tetapi kamu salah paham atas ajaran dari agama barumu, sehingga berani merusak papan nama dan tempat leluhur, hal ini sama dengan telah memutuskan hubungsan dengan para leluhur. Coba kamu pikir, asalmu darimana ? kamu marga apa ? Semua yang kamu miliki termasuk badanmu adalah pemberian dari leluhurmu.

Langit disebut Tuhan Yang Maha Besar, para leluhur adalah Tuhan kecil. Kamu sudah lupa asal dari dirimu bahkan berani menghina leluhurmu. Ini bukan tujuan dari ajaran Tuhan, maka surga tidak bisa menerima kamu, malahan kamu harus diturunkan ke alam neraka. Tetapi karena kamu bersedia mengaku dengan terus terang semua perbuatan dosamu, maka saya akan meringankan hukumanmu, yaitu masa hukumanmu dikurang 2 bulan. Setelah kamu selesai menjalani sisa hukumanmu, maka kamu akan tumimbal lahir atau bereinkarnasi di salah satu jalur dari 6 alam kehidupan.

Chi Kung Huo Fo :  Tujuan hidup beragama sebenarnya adalah untuk melatih diri dalam berbuat kebaikan dan menjauhi kejahatan serta berusaha untuk mensucikan hati dan pikiran yaitu membebaskan diri dari sifat keserakahan, kebencian, keangkuhan, keterikatan terhadap benda dan wujud jasmani duniawi dan nafsu birahi. Tujuan beragama bukan untuk mengabaikan atau menolak agama yang lain atau membanggakan bahwa agama yang dianutnya adalah agama yang paling benar. Langit sudah menurunkan peraturan untuk saling menghormati antar agama, apabila antar agama terjadi saling menghina, maka akan timbul hati yang penuh sifat kedengkian. Kalau sudah demikian keadaanya, maka hilanglah sudah perasaan Kasih dari umat manusia.

Jika ada pengkhotbah yang mengatakan bahwa hanya mengikuti ajaran dari agama kepercayaannya umat manusia baru bisa masuk surga, maka hal ini sudah salah, berarti nabi yang menurunkan ajaran tersebut hanya memihak pada agamanya sendiri dan menganggap jika mengikuti ajaran dari agama yang lain tidak dapat lahir di alam surga. Kalau sudah begini keadaannya pasti akan timbul perselisihan antar para Dewa dan para Nabi, maka alam surga akan menjadi medan pertempuran dan tidak ada lagi yang disebut surga yang penuh kebahagiaan dan kedamaian. Karena waktu kami sudah habis, kami harus segera kembali. Kami akan berkunjung lagi di lain kesempatan. Yang Sheng, bersiaplah untuk pulang.

Shen Luo Wang :  Perintahkan pejabat dan jenderal berbaris untuk mengantarkan tamu.

Yang Sheng :  Karena terbatasnya waktu, kami tidak bisa lama-lama disini, terima kasih atas bantuan dari Yen Wang, pejabat dan jenderal, kami minta permisi.

Chi Kung Huo Fo :  Yang Sheng, cepat naik ke atas bunga teratai.

Yang Sheng :  Saya sudah duduk dengan baik. Guru, silakan berangkat.

Chi Kung Huo Fo :  Disini saya ingin mengingatkan umat manusia bahwa : Kehidupan di dunia adalah sebagai suatu tempat dimana para makhluk hidup dapat melatih perkembangan spritual. Umat manusia seharusnya belajar dan mencoba untuk memahami dengan baik hukum dari alam semesta. Apabila umat manusia dapat memahaminya dan hidup sesuai dengan hukum alam ini, maka umat manusia akan terlahir di alam yang lebih tinggi, yang lebih bahagia. Jika umat manusia melanggar Hukum Alam Semesta yaitu : menyakiti atau berbuat sesuatu yang merugikan makhluk hidup yang lain, maka mereka akan terlahir kembali di alam yang menyedihkan untuk belajar dari kesalahan yang telah mereka perbuat.

Kehidupan umat manusia dapat dikatakan berada pada tingkat keberadaan yang berbahaya, karena setiap saat umat amsnuia dihadapkan pada pintu-pintu menuju ke alam kelahiran yang menyedihkan. Itulah sebabnya mengapa orang-orang suci datang ke dunia dan terus-menerus datang memperingatkan umnat mansuia dengan suara kenbijaksanaan. Kehidupan manusia memainkan peranan penting karena dalam kehidupan di dunia ini umat manusia menciptakan karma, tidak seperti kehidupan di alam-alam keberadaan yang lain dimana para makhluk-makhluknya banyak yang menjalani buah dari karma masa lampau mereka.


Para umat manusia yang hidup di dunia dapat melihat Penderitaan dan hukum Ketidak kekalan secara lebih jelas daripada makhluk yang hidup di alam surga dan umat manusia juga memiliki Berkah, tidak seperti para makhluk yang hidup di alam rendah yang setiap saat menderita. Maka itu Sang Buddha mengatakan bahwa sangat langka untuk dapat terlahir sebagai manusia. Kehidupan manusia sanagt pendek. Kematian bagaikan seorang pembunuh yang melekat pada tumit kaki. Jika umat manusia melekat pada orang-orang yang dicintai, kematian akan membawa banyak penderitaan pada mereka, kecuali mereka bersifat tidak melekat atau bersedia melepaskannya terlebih dahulu.

Kematian pasti akan datang, sama pastinya seperti siang menggantikan malam. Umat manusia harus menolong diri sendiri, karena tidak ada yang dapat menolongnya lagi, selain mereka sendiri. Umat manusia harus mengandalkan usaha sendiri dan karma diri sendiri. Maka itu Sang Buddha berpesan : Janganlah Berbuat Jahat, Belajarlah Berbuat Kebajikan, Sucikan hati dan Pikiran. Yang Sheng, ingatlah hal ini dengan baik-baik. Bagi orang yang tidak memiliki kemarahan lagi dalam pikirannya dan yang telah memusnakan keinginan ini dan itu, maka ia akan bebas dari rasa takut dan akan memperoleh kebahagiaan. Kita sudah tiba di Vihara Sheng Sien ( Yang Sheng turun dari bunga teratai, kemudian rohnya masuk kembali ke badannya ).

Bersambung Ke : Perjalanan Ke 33 Mengunjungi Lagi Penjara Neraka Congkel Hati.

Tidak ada komentar:
Write komentar