|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Kamis, 25 Oktober 2012

Luoyang Tempat Lahirnya Kebudayaan China Kuno

 

Asal usul nama "Luoyang" adalah lokasi kota ke sisi utara ( "Yang" ) dari Sungai Luo. Sungai Luo mengalir dari barat ke timur dan matahari berada di selatan sungai, sehingga matahari bersinar selalu di sisi utara sungai.  

Luoyang memiliki beberapa nama selama berabad-abad, termasuk "Luoyi" (洛 邑) dan "Luozhou (洛州)", meskipun Luoyang adalah nama utamanya.

Hal ini telah disebut, selama berbagai periode, "Dongdu" (东都, yang berarti Capital Timur, selama Dinasti Tang ), "Xijing" (西京, berarti Capital Barat, selama Dinasti Song), atau "Jingluo" (京洛, berarti modal umum untuk Cina).

Ibu kota kekaisaran tua di Louyang, dengan bunga peoni dan pusi dari Dinasti Tang adalah sebuah ekspresi dari kedamaian, kemakmuran dan keharmonisan juga sesuatu yang sangat mengesankan.

Luoyang telah menjadi sebuah kota metropolitan yang maju selama masa Dinasti Tang (618-907), dengan jumlah penduduk lebih dari satu juta jiwa.

Mungkin karena Luoyang tua dan memori keindahan dari kebudayaan China yang akhirnya telah menginspirasi sekelompok masyarakat China pada 2 Mei 2007 untuk menghibur penduduk di sepanjang jalan kota tersebut dan juga di lokasi turis dengan memakai pakaian tradisional Dinasti Han (206 SM – 220 M). Mereka datang dari berbagai kota seperti Shanghai, Changzhou, Shijiazhuang, dan dari ibukota kekaisaran tua Xi’an. Mereka ingin menciptakan sebuah kesadaran akan kebudayaan China kuno yang berharga yang telah hilang.

Ibukota Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan

Luoyang juga memilih 13 penduduknya menjadi kaisar daerah, dan ini dipandang sebagai tempat lahirnya kebudayaan China. Terletak di sebelah selatan dari Sungai Kuning, jantung China, kota tersebut selalu memainkan peranan penting, mungkin bukan sebagai pusat pemerintahan, tetapi sebagai pusat penting dari kebudayaan dan ilmu pengetahuan.

Banyak sekali legenda mengenai terbentuknya kebudayaan China yang berhubungan dengan Sungai Kuning, seperti dewi-dewi yang muncul dari gelombang sungai dan membawa kebudayaan kepada manusia. Diantara para dewi-dewi yang muncul dari air, terdapat seekor kuda dengan kepala naga, yang membawa lukisan di punggungnya yang akhirnya menjadi cikal bakal munculnya Delapan Trigram. Legenda juga menyebutkan ada seekor kura-kura yang muncul dari Sungai Luo mengacu kepada nama kota yang dibawa di punggungnya tentang gambaran mengenai manusia di masa depan.

Seluruh China tahu mengenai kalimat ini, ”Kertas tulis di Luoyang menjadi cukup mahal,” dan ini menyinggung hasil kreasi sastra yang terkenal di kota ini. Perkataan ini ditujukan kepada pujangga dan penulis Zuo Si dari Dinasti Jing (265 – 420M) yang mana tulisan-tulisannya begitu berharga sehingga banyak sekali salinan yang tak terhitung jumlahnya telah dibuat dan didistribusikan, sehingga menghabiskan stok kertas tulis. Salah satu tulisan yang terkenal berjudul,”Syair lirik untuk ibukota tiga kerjaaan dari Wei, Shu dan Wu.”

Menurut catatan sejarah, diperlukan waktu sepuluh tahun untuk menyelesaikan tulisan ini. Sejarah syair lirik termasuk adat istiadat, kebiasaan, dan kehidupan sehari hari dari tiga kota; judul dari buku tersebut saja telah menunjukkan satu dari gayanya yang tertentu, dan subjek dari tulisannya. Semoga Rakyat China dapat kembali kepada akal sehat, dan percaya akan nilai nilai kebudayaan kuno dari bangsanya.



Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.

Tidak ada komentar:
Write komentar