Dalam
perjalanan menuju kembali ke vihara, seorang Mahabhikshu Zen bersama
muridnya seorang bhikshu muda tiba di tepian sungai yang deras.
Pada saat itu seorang wanita muda cantik dengan pakaian jaman dulu (panjang sampai ke tumit) berdiri kebingungan di tepian sungai.
Pada saat itu seorang wanita muda cantik dengan pakaian jaman dulu (panjang sampai ke tumit) berdiri kebingungan di tepian sungai.
Melihat
Mahabhikshu dan bhikshu muda yang bermaksud menyeberang tersebut, maka
wanita muda ini meminta tolong untuk diseberangkan. Dengan spontan
Mahabhikshu menawarkan kesediaannya untuk membantu, dan secara sigap
mengendong wanita muda tersebut ke seberang. Bhikshu muda yang ikut
menyeberang hanya bisa terpelongo menyaksikan pemandangan tersebut yang
menurut pikiran dia sangatlah tidak pantas dilakukan oleh gurunya.
Namun
sebagai seorang murid yang setia, maka bhikshu muda ini mengurungkan
niatnya untuk menegur gurunya. Setelah tiga malam tidak bisa tidur
karena selalu memikirkan tingkah laku gurunya tersebut, dimana sampai
timbul kebencian yang sangat besar terhadap gurunya. Maka akhirnya
bhikshu muda ini memutuskan untuk bertanya kepada gurunya, dimana
apabila tidak diperoleh jawaban yang memuaskan maka dia akan berhenti
menjadi muridnya.
Keesokan
harinya, pagi-pagi sekali dengan mata yang masih kuyuh, bhikshu muda
tersebut menemui gurunya yang sedang duduk minum teh. Mahabhikshu agak
kaget juga melihat kemunculan muridnya yang tidak biasanya tersebut.
Sesampainya bhikshu muda ini, langsung dia menanyakan, “Guru, ini ada pikiran yang menganggu saya dan sampai saat ini masih belum dapat saya peroleh jawabannya. Untuk itu harap guru mau memberikan penjelasan. Kenapa guru tiga hari yang lalu menggendong wanita muda cantik menyeberang sungai tanpa merasa risih, padahal itukan tidak sopan sama sekali?”
Sesampainya bhikshu muda ini, langsung dia menanyakan, “Guru, ini ada pikiran yang menganggu saya dan sampai saat ini masih belum dapat saya peroleh jawabannya. Untuk itu harap guru mau memberikan penjelasan. Kenapa guru tiga hari yang lalu menggendong wanita muda cantik menyeberang sungai tanpa merasa risih, padahal itukan tidak sopan sama sekali?”
Mahabhikshu
tersebut sempat bingung dan tidak mengerti apa yang dimaksud karena
kejadian tersebut sudah tidak diingatnya lagi. Setelah dijelaskan lebih
detail dan sesudah Mahabhikshu mengerti duduk persoalannya, maka diapun
tertawa sambil berkata, “Ha…ha…ha…muridku yang malang, guru hanyalah mengendongnya untuk membantu dia menyeberangi sungai yang deras tersebut, tetapi Anda sungguh malang sekali, masih menggendong seorang wanita sampai sekarang. Kamu masih
menggendong wanita itu dari tiga hari yang lalu dalam pikiranmu sampai sekarang,”ucap bhiksu tua.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar