Adakalanya sesuatu yang akan terjadi tidak akan bisa kita hindari, semua itu karena telah ditentukan oleh yang kuasa.
Ketika Song Weichong naik tahta menjadi Raja, ajaran Tao berkembang pesat karena dia sangat menghormati ajaran Tao.
Pada saat itu, pendeta Tao bebas keluar masuk istana, tidak ada orang yang berani melarang. Mereka juga disebut sebagai “tamu terhormat”.
Ketika Song Weichong naik tahta menjadi Raja, ajaran Tao berkembang pesat karena dia sangat menghormati ajaran Tao.
Pada saat itu, pendeta Tao bebas keluar masuk istana, tidak ada orang yang berani melarang. Mereka juga disebut sebagai “tamu terhormat”.
Adapula beberapa orang pendeta Tao yang sangat disayangi dihormati raja
diantaranya adalah Chang Zhepai atau dijuluki sebagai Changhu, sangat
disegani oleh Raja Song.
Raja Song selalu memanggil Chang Zhepai hanya dengan nama julukannya
“Changhu”; tidak memanggil namanya. Changhu adalah seorang yang pintar
dan suka belajar, dia juga mempunyai banyak pengalaman tentang berbagai hal,
terutama mengenal masalah ramalan nasib seseorang atau sebuah negara.
Ramalannya biasanya sangat tepat, dia juga mempunyai kebiasaan meramal nasib
seseorang setelah dia meminum banyak anggur. Setelah meminum anggur maka
perkataan dan ramalannya sangat tepat persis setelah kejadian tersebut
terjadi, seperti yang telah diramalkannya.
Pada suatu ketika, Changhu mabuk dan tertidur di depan Raja
Song. Setiap kali mabuk, tanpa segan-segan perkataan apa saja akan
diucapkannya. Raja Song sangat toleran padanya dan selalu hanya berkata, “Changhu,
engkau sudah mabuk.”
Pada saat itu bangsa Qin baru membangun negaranya, Raja Qin mengutus
utusan negaranya bertemu dengan Raja Song. Raja Song sangat gembira,
mengundang dan menjamu utusan negara Qin. Ketika perjamuan telah
selesai, Raja Song menceritakan hal ini kepada pendeta Changhu. Changhu
lalu berkata, “Bangsa Qin sedang membangun sebuah penjara rahasia di istana
mereka dan mereka akan mengurung Baginda didalam sana, maka Baginda seharusnya
menghindar dan berjaga-jaga terhadap bangsa tersebut!”
Para menteri disekitarnya setelah mendengar perkataan pendeta Changhu sangat
terkejut. Tetapi Raja Song tidak marah, tetapi dengan perlahan-lahan dia
berkata, “Changhu, engkau mabuk lagi.”
Biasanya Raja Song sangat percaya kepada ramalan pendeta Changhu,
tetapi sekali ini dia tidak percaya pada ucapannya tadi. Pada akhir tahun (1127 SM), bangsa
Qin mengerahkan pasukan yang besar untuk bertempur dengan negara Song, ibu
kota diserang oleh bangsa Qin, sehingga Raja Song dan keluarganyanya harus mengungsi.
Ketika dia keluar
dari istana, dia bertemu dengan pendeta Changhu. Sambil mengelus
punggungnya dia berkata, “Apa yang pernah engkau ucapkan, semuanya
telah terjadi hari ini. Yang sangat saya sesalkan adalah, pada saat itu saya tidak
mendengar nasehatmu untuk menghindar dan berjaga-jaga, sehingga akibatnya terjadi hal seperti hari ini.”
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar