Pada jaman dulu kala, ada seorang herbalis tua di Tiongkok yang menerima murid
untuk membantu menjalankan bisnisnya. Herbalis ini menginginkan
seseorang untuk diwarisi ilmu pengetahuan ramuan obat, karena dia tidak
memiliki anak.
Tetapi setelah belajar hanya beberapa bulan, muridnya mulai menunjukkan
ketidaksabaran. Dia ingin membuka klinik usahanya sendiri.
Herbalis tua tersebut sangatlah kecewa karena dia percaya bahwa muridnya masih belum siap untuk mengatasi pasiennya sendiri.
Herbalis tua tersebut sangatlah kecewa karena dia percaya bahwa muridnya masih belum siap untuk mengatasi pasiennya sendiri.
Herbalis tua tersebut kemudian mengingatkan muridnya, “Satu hal yang
harus saya ingatkan kepada anda, yaitu tanaman yang daun dan akarnya
memiliki efek yang berlawanan dapat menyebabkan kebingungan. Anda harus
tetap mengingat hal ini ketika mengobati pasien anda. Ketika daunnya
menyebabkan pasien mengeluarkan keringat yang banyak, akarnya dapat
menguranginya. “
Tetapi muridnya tersebut sibuk dengan pikirannya sendiri dan hampir tidak mendengarkan apa yang dikatakan oleh gurunya.
Suatu hari, seorang hakim setempat membawa anaknya ke klinik baru murid
herbalis tersebut. Anak hakim tersebut mengeluarkan keringat yang
sangat banyak. Murid herbalis tersebut menggunakan daun tanaman untuk
mengobati pasiennya. Dia ingin mendapatkan hasil yang cepat sehingga dia
menggunakan banyak sekali tanaman. Tetapi pasiennya berkeringat semakin
banyak sehingga tangan dan kakiknya menjadi dingin seperti es.
Hakim itu dengan tergesa-gesa membawa anaknya ke herbalis tua, yang
kemudian memberitahukan kepada hakim bahwa mantan muridnya telah
menggunakan bagian tanaman yang salah, dimana dia seharusnya menggunakan
akar tanaman bukannya daun tanaman.
Hakim tersebut sangatlah marah. Dia kemudian memanggil herbalis muda
tersebut: “Mengobati pasien tanpa pengetahuan yang cukup, anda hanya
mencari gara-gara.” Sejak saat itu, tanaman tersebut dikenal sebagai
“Mencari Gara-Gara.”
Tanaman Ephedra Sinica Tiongkok yang juga
dikenal sebagai Ma Huang, berarti mati rasa dan kuning, dikatakan
seperti itu karena tanaman tersebut berwarna kuning dan dapat
menyebabkan sensasi mati rasa. Ephedra telah lama digunakan untuk mengobati masalah pernafasan dalam pengobatan alami Tiongkok.
Penelitian menunjukkan bahwa penderita asma dapat menarik nafas panjang
dan dapat berolahraga dengan lebih ketat setelah menggunakan Ephedra Tiongkok. Sebagai obat asma, Ephedra sering dicampur dengan ginseng, ekspektoran yang juga membantu membersihkan paru-paru.
Ephedra juga digunakan sebagai bahan dalam pil diet. Akan tetapi, Ephedra juga
menyebabkan efek samping seperti tekanan darah tinggi dan juga masalah
jantung. Pada 2005, FDA melarang penggunaannya di Amerika Serikat.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk
mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar