|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Rabu, 09 Januari 2013

Bidan Yang Mendapat Hukuman Dari Tuhan

 

Ada pepatah lama yang mengatakan, "Melakukan hal-hal yang memalukan secara diam-diam, tidak dapat disembunyikan dari mata para Dewa "yang sangat tajam." Orang bisa menipu orang, tetapi bukan Langit, Bumi dan para Dewa.  

Pada bulan Juni tahun 57SM Dinasty Qing, Kaisar Qianlong ada seorang wanita hamil di sebuah desa di daerah Andong yang akan melahirkan. Dia mengundang seorang bidan untuk membantunya. Setelah wanita itu melahirkan bayi laki-laki dengan selamat, bidan itu tinggal semalam di rumah wanita itu dan meninggalkan rumahnya keesokan harinya.  

Setelah suami wanita itu yang bekerja di ladang kembali ke rumah, dia segera memeluk anaknya dengan bahagia. Dia bermaksud akan mengambil uang untuk membeli ritual sembahyang pengorbanan, karena itu adalah sebuah tradisi untuk memuja para Dewa karena dengan ritual tersebut bisa menjamin keselamatan istri dan anaknya.
 
Sambil mencari uang yang telah disembunyikannya di bawah bantal, ia terkejut dan bertanya pada istrinya, "Aku telah meletakkan empat perak di bawah bantal. Tak ada yang tahu tentang hal itu, tetapi mengapa bisa hilang tiba-tiba."

Setelah menanyakan istrinya, Ia mengetahui bahwa bidan itu yang telah tidur di bantal itu pada malam hari dan ia berpikir bahwa mungkin bidan itu sudah membawa uang mereka. Jadi dia pergi ke rumah bidan dan meminta dia untuk mengembalikan uangnya dan dia berjanji untuk memberikan setengahnya sebagai hadiah, karena ia akan menggunakan setengah lainnya untuk membeli ritual pengorbanan sembahyang menghormati para Dewa.


Yang mengejutkan, bidan itu malah marah dan mengutuknya ,"Saya pergi ke rumah Anda untuk membantu persalinan istri anda. Alih-alih membalas kebaikan saya, malah Anda telah menuduh saya mencuri uang Anda. Begitukah akhir yang buruk untuk perbuatan baik saya! Sekarang, saya bersumpah atas darah bayi yang lahir jika Anda telah menganiaya saya, maka anak Anda tiba-tiba akan mati, dan jika saya mencuri uang Anda, maka saya bersedia untuk mati disambar petir !". Setelah mendengar sumpah bidan, ia tidak mencurigai bidan itu lagi, tetapi berpikir bahwa mungkin istrinya yang mengambil uang itu dan menyalahkan orang lain.
 
Tiga hari kemudian adalah waktu untuk mengundang bidan untuk mengadakan baptisan untuk mencuci bayi. (Cuci bayi, yang diselenggarakan pada hari ketiga setelah bayi lahir, adalah adat setempat.) Tetapi bidan tidak datang hari itu dan hanya mengirim putrinya untuk mencuci bayi.
 
Hari itu terjadi suatu kejutan ketika sumpah bidan itu tampaknya akan menjadi kenyataan. Setelah malam baptisan, bayi itu tiba-tiba meninggal, tak lama setelah putri bidan itu pergi. Pasangan itu sangat sedih dan mengubur bayi mereka dalam peti mati kayu dan sambil menangis mengatakan, "Kutukan bidan telah terwujud dan kematian anak kami tampaknya tepat memenuhi sumpahnya. Ini pembalasan pada kami karena telah menganiaya dirinya." Setelah mendengar tentang insiden itu, orang-orang kemudian berhenti mencurigai sang bidan.
 
Tapi beberapa hari kemudian, langit tiba-tiba menjadi penuh dengan awan gelap yang disertai dengan guntur dan kilat. Tiba-tiba, terdengar suara gemuruh guntur yang menggelegar sehingga membuat semua penduduk desa ketakutan oleh hujan badai yang luar biasa. Orang-orang berspekulasi bahwa dengan adanya guntur, mungkin untuk menghukum hantu dan setan.

Beberapa orang berlari keluar untuk melihat apa yang terjadi. Anehnya, mereka melihat ada dua mayat yang telah tersambar petir yang sedang berlutut di ruang terbuka desa, masing-masing memegang sekeping uang perak. Setelah orang-orang mendekat dan mengidentifikasi wajah mereka, ternyata mereka adalah bidan dan putrinya. Orang-orang tiba-tiba menyadari bahwa uang perak itu adalah uang yang telah dicuri oleh ibu dan anak perempuannya dari rumah wanita itu.
 
Kemudian, keajaiban terjadi. Beberapa penduduk desa menemukan peti jenazah bayi telah terbelah dua oleh petir dan guntur getaran itu. Bayi itu ditemukan menangis keras di tanah. Orang-orang bergegas untuk melihatnya. Melalui pemeriksaan hati-hati, kepala jarum kecil itu tiba-tiba ditemukan mencuat dari pusar bayi. Setelah dengan hati-hati menarik jarumnya keluar, bayi itu sedikit berdarah tapi kemudian kembali normal dan dalam keadaan sehat.
 
Akhirnya, orang-orang menyadari suatu kebenaran. Setelah mencuri uang, bidan itu tidak mau mengakuinya dan membuat sumpah yang serius. Lalu, dalam upaya untuk mengkonfirmasi sumpah, dia dan putrinya telah merencanakan skema lain untuk membunuh bayi laki-laki itu dengan jarum ketika putri bidan itu mencucinya. Hal ini sebenarnya untuk menunjukkan bahwa dengan kematian bayi itu, berarti mereka tidak bersalah.
 
Wanita jahat itu akhirnya menerima retribusi - sebuah hukuman berat dari Langit persis seperti sumpahnya sendiri. Siapa yang bisa disalahkan? Mereka hanya bisa menyalahkan dirinya sendiri akibat keganasan, keserakahan mereka dan membuat sumpah juga mencoba untuk membunuh bayi.  

Hasilnya adalah bahwa mereka layak menerima apa yang telah mereka lakukan. Sumpah bidan licik itu telah menjadi kenyataan sehingga dia disambar oleh petir, sementara bayi itu ditakdirkan untuk bertahan hidup dan hidup kembali.  (Yu Zhen)


Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel. 

Tidak ada komentar:
Write komentar