Mo Tzu adalah seorang Filsuf Cina yang hidup sekitar tahun 479-381. Pada suatu hari, Mo Tzu dengan serius memarahi muridnya.
Muridnya sangat sedih, dengan sedihnya dia berkata kepada gurunya, “Kesalahan yang saya lakukan tidak sebesar kesalahan yang dilakukan orang lain, kenapa guru demikian kejam memarahi saya?.”
Muridnya sangat sedih, dengan sedihnya dia berkata kepada gurunya, “Kesalahan yang saya lakukan tidak sebesar kesalahan yang dilakukan orang lain, kenapa guru demikian kejam memarahi saya?.”
Mo Tzu setelah mendengar keluhan muridnya lalu berkata, “Jika engkau
akan mendaki gunung Taishan, ada seekor kuda dan seekor kambing, engkau
akan memilih mencambuk kuda atau mencambuk kambing?.”
Muridnya setelah mendengar perkataan gurunya menjawab,“Tentu saja saya
akan mencambuk kuda. Lalu Mo Tzu bertanya lagi, “Kenapa engkau memilih
tidak mencambuk kambing?.”'
Muridnya menjawab, “Karena kuda dapat lari dengan cepat maka harus
mencambuknya, sedangkan kambing tidak mempunyai kemampuan seperti kuda.” Mo Tzu berkata lagi, “Saya memarahi kamu karena kamu seperti kuda
tersebut bukan seperti kambing, pantas mendapat kritik.”
Tetapi jika kita dapat menyadarinya serta dapat keluar dari pola berpikir lama yang menyimpang ini, maka kita akan sangat berterima kasih kepada orang yang mengkritiknya dan dapat menerima kekurangan dan kelemahan dirinya sendiri. Sehingga kita akan menjadi seekor kuda yang dapat berlari dengan cepat ribuan mil, bahkan dalam proses pertumbuhan dapat maju dengan pesat.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar