Etika moralitas adalah suatu sikap yang mengatur hubungan antara kelompok manusia yang beradab dalam
pergaulan.
Sikap peduli adalah sebuah nilai dasar moral sebagai manusia untuk memperhatikan dan bertindak proaktif terhadap kondisi atau keadaan di sekitar kita untuk melibatkan diri dalam persoalan, keadaan atau kondisi yang terjadi di sekitar kita.
Kehidupan yang bahagia adalah ketika manusia hidup dalam etika moralitas seperti sebuah pandang mata yang hangat; sebuah pertanyaan kepedulian; sebuah gerakan tangan kepedulian ketika semua orang mengulurkan tangan yang hangat pada kita.
Karena pada suatu hari nanti, sepasang tangan itu akan terulur kepada Anda... Hati yang baik, seperti halnya dengan bunga berembun, yang akan membawa keindahan untuk orang lain, dan untuk diri sendiri.
Belasan tahun lalu, ketika masih tinggal di daratan Tiongkok ada teman sekamar di asrama dulu, menceritakan sebuah kisah nyata yang dialami seorang temannya.
Ketika dalam perjalanan pulang pada hari ulang tahun pernikahannya, teman tersebut melihat sekelompok orang berkerumun di jalan, dia mencoba melongok di sela-sela kerumunan dan melihat seseorang tergeletak di atas jalan.
Sebuah kasus tabrak lari, tidak ada yang berinisiatif menolongnya. Orang tersebut masih hidup, tapi tergeletak tak bergerak. Ketika melihatnya, si korban tiba-tiba mengulurkan tangan menarik-narik celana panjang teman itu. Lantaran takut tertular sial, maka teman itu segera melepaskan diri dan pergi begitu saja.
Setibanya di rumah, dia menghiasi ruangan rumahnya sambil menunggu sang suami pulang untuk merayakannya bersama, tapi setelah menunggu sekian lama namun tak nampak bayangan suaminya.
Dia sekonyong-konyong berfirasat buruk, lalu bergegas berpakaian dan kembali ke tempat kecelakaan itu. Kerumunan orang telah bubar, tapi orang tersebut masih di sana. Setelah dia mendekat dan menelitinya, benar saja orang itu adalah suaminya.
Gerakan melepaskan diri dari tangan orang yang memohon pertolongannya, pada akhirnya hanya akan membuatnya menyesal seumur hidup.
Pada 21 Desember lalu, di Tai An Shandong, ada orang tua yang terjatuh, ada puluhan orang di tempat kejadian tapi tak seorang pun berani mengulurkan tangannya membantu, ketika petugas medis tiba, orang tua tersebut telah meninggal.
Sifat sejati manusia yang pada dasarnya baik akan terbebas lepas, otomatis akan kembali menjadi beretika dan terhormat.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Sikap peduli adalah sebuah nilai dasar moral sebagai manusia untuk memperhatikan dan bertindak proaktif terhadap kondisi atau keadaan di sekitar kita untuk melibatkan diri dalam persoalan, keadaan atau kondisi yang terjadi di sekitar kita.
Kehidupan yang bahagia adalah ketika manusia hidup dalam etika moralitas seperti sebuah pandang mata yang hangat; sebuah pertanyaan kepedulian; sebuah gerakan tangan kepedulian ketika semua orang mengulurkan tangan yang hangat pada kita.
Karena pada suatu hari nanti, sepasang tangan itu akan terulur kepada Anda... Hati yang baik, seperti halnya dengan bunga berembun, yang akan membawa keindahan untuk orang lain, dan untuk diri sendiri.
Belasan tahun lalu, ketika masih tinggal di daratan Tiongkok ada teman sekamar di asrama dulu, menceritakan sebuah kisah nyata yang dialami seorang temannya.
Ketika dalam perjalanan pulang pada hari ulang tahun pernikahannya, teman tersebut melihat sekelompok orang berkerumun di jalan, dia mencoba melongok di sela-sela kerumunan dan melihat seseorang tergeletak di atas jalan.
Sebuah kasus tabrak lari, tidak ada yang berinisiatif menolongnya. Orang tersebut masih hidup, tapi tergeletak tak bergerak. Ketika melihatnya, si korban tiba-tiba mengulurkan tangan menarik-narik celana panjang teman itu. Lantaran takut tertular sial, maka teman itu segera melepaskan diri dan pergi begitu saja.
Setibanya di rumah, dia menghiasi ruangan rumahnya sambil menunggu sang suami pulang untuk merayakannya bersama, tapi setelah menunggu sekian lama namun tak nampak bayangan suaminya.
Dia sekonyong-konyong berfirasat buruk, lalu bergegas berpakaian dan kembali ke tempat kecelakaan itu. Kerumunan orang telah bubar, tapi orang tersebut masih di sana. Setelah dia mendekat dan menelitinya, benar saja orang itu adalah suaminya.
Gerakan melepaskan diri dari tangan orang yang memohon pertolongannya, pada akhirnya hanya akan membuatnya menyesal seumur hidup.
Pada 21 Desember lalu, di Tai An Shandong, ada orang tua yang terjatuh, ada puluhan orang di tempat kejadian tapi tak seorang pun berani mengulurkan tangannya membantu, ketika petugas medis tiba, orang tua tersebut telah meninggal.
Sifat sejati manusia yang pada dasarnya baik akan terbebas lepas, otomatis akan kembali menjadi beretika dan terhormat.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar