Kesusastraan
merupakan seni yang menggunakan kata-kata untuk mencerminkan realitas
secara obyektif seperti aktivitas psikologis. Ini bagian penting dari
suatu kebudayaan.
Kriteria kesusastraan klasik terletak pada nilai sastra dan pewarisannya. Kandungan maknanya memainkan peran sebagai panutan, inspirasi dan keabadian.
2. Menerapkan moralitas dan kebajikan
Kriteria kesusastraan klasik terletak pada nilai sastra dan pewarisannya. Kandungan maknanya memainkan peran sebagai panutan, inspirasi dan keabadian.
2. Menerapkan moralitas dan kebajikan
Sebagai
pembawa misi penting kebudayaan tradisional, kesusastraan klasik
menerapkan secara utuh moralitas, pertalian manusia dan tiga panduan
pejabat (panduan bagi penguasa, mendidik anak, dan bimbingan pada istri)
dan lima kebajikan (kebaikan, kebenaran, kesopanan, kebijaksanaan dan
kesetiaan) serta standar moralitas.
Spirit
kebajikan yang dianjurkan Konfusius menjadi patokan manusia untuk hidup
bermasyarakat, dalam masyarakat kuno diartikan mengasihi orang lain.
Kitab Book of History berbicara “lima ajaran”, yakni humanitas
Ayah, kebajikan ibu, persahabatan kakak, menghormati adik dan rasa
berbakti putra. Anjuran Zhuang Zi yakni “Mengasihi segalanya, langit dan
bumi “ digunakan dalam spirit kebajikan, yang mengayomi segala sesuatu
di dunia dan membentuk kemanunggalan dengan Langit dan Bumi.
Selama
lebih dari 5.000 tahun, tak terhitung orang dengan kebijakan agung
datang dan pergi. Mereka sepenuhnya tulus, jujur, bersih dan jauh dari
perilaku menjilat dan mendengarkan suara rakyat. Nilai-nilai dan upaya
seperti ini, mendorong rakyat China melangkah ke depan menaklukkan
segala kesulitan, dan melalui rangkaian sejarah yang panjang dan
berliku, hingga hari ini. Ini merupakan salah satu faktor penting bagi
kesusastraan klasik China menjadi penuh kekuatan. Telah membentuk
tradisi sastra yang menjunjung kebenaran dan kepedulian terhadap
kehidupan masyarakat.
Karya-karya
klasik yang terkenal sepanjang masa, semuanya menaruh perhatian besar
pada karakter integritas moral, dan selalu mengagungkan loyalitas,
kesalehan, kesucian dan kebenaran, seperti orang yang memegang standar
moralitas yang tinggi. Mereka juga berfokus pada penggambaran karakter
yang baik. Karya klasik ini tidak hanya memperhatikan keindahan
eksternal tetapi juga kaya makna moralitas. Seluruhnya memberikan
kenikmatan estetika tinggi serta alam yang tinggi bagi jiwa manusia.
3. Indoktrinasi tradisional : Moral melalui sastra
Salah
satu keistimewaan penting dari budaya tradisional adalah digunakan
sebagai referensi, karena semua karya klasik memiliki tradisi
pendidikan. Penyair Dinasti Tang, Bai Juyi, berkata, ”Karya sastra
ditulis dengan latar belakang waktu, sedangkan puisi, Ci , lagu dan fu
ditulis untuk peristiwa individu.”
Orang dahulu menekankan karakter moral seseorang, kebajikan, manfaat dan menuangkan pikiran seseorang dalam tulisan. Memelihara dunia juga spontan menjadi tanggung jawab mereka. Mereka jauh melampaui “memperoleh dan kehilangan”, tidak merasa bahagia karena keuntungan materi dan tidak menyesali diri sendiri karena kerugian. Mereka memperhatikan negara dan masyarakat.
Orang dahulu menekankan karakter moral seseorang, kebajikan, manfaat dan menuangkan pikiran seseorang dalam tulisan. Memelihara dunia juga spontan menjadi tanggung jawab mereka. Mereka jauh melampaui “memperoleh dan kehilangan”, tidak merasa bahagia karena keuntungan materi dan tidak menyesali diri sendiri karena kerugian. Mereka memperhatikan negara dan masyarakat.
Sastra
Klasik melantunkan pujian akan kecerahan dan keadilan, mencaci
kegelapan dan kemerosotan, mendukung standar moralitas, mempromosikan
kebaikan, menghukum kejahatan dan mengangkat isu takdir.
Karya-karya klasik Konfusianisme, Budhisme dan Taoisme semua mengajarkan suatu filsafat hidup berdasarkan kebajikan dan moralitas. Kitab Book of Songs, Lament dan beberapa lainnya menggambarkan pengejaran manusia akan kepribadian yang ideal.
Ketika Sima Qian menulis Lian Po dan Biografi Lin Ju Hsiang , ia menggambarkan sikap ksatria Lin Ju Hsiang juga Lian Bo yang bersikeras meminta hukuman, dan berniat memperbaiki kesalahannya setelah ia menyadari bahwa hal itu merupakan dasar manifestasi dari standar moralitas.
Karya-karya klasik Konfusianisme, Budhisme dan Taoisme semua mengajarkan suatu filsafat hidup berdasarkan kebajikan dan moralitas. Kitab Book of Songs, Lament dan beberapa lainnya menggambarkan pengejaran manusia akan kepribadian yang ideal.
Ketika Sima Qian menulis Lian Po dan Biografi Lin Ju Hsiang , ia menggambarkan sikap ksatria Lin Ju Hsiang juga Lian Bo yang bersikeras meminta hukuman, dan berniat memperbaiki kesalahannya setelah ia menyadari bahwa hal itu merupakan dasar manifestasi dari standar moralitas.
Orang bisa merasakan kekhidmatan dan gaya sastra dari Historical Records
. Puisi-puisi Dinasti Tang dan Ci Dinasti Song digambarkan sebagai
kekayaan sastra China. Mereka telah menjadi inti dari makna mendalam
kebudayaan China dan menggambarkan spiritual dunia manusia.
Empat novel terkenal dari Dinasti Ming dan Qing, membantu meningkatkan estetika masyarakat dan penilaian estetika dengan alur cerita menarik. Koleksi novel pendek Stories from a Ming , berbicara tentang pembalasan karma untuk memperingatkan orang bahwa “Melakukan perbuatan baik akan mendapat imbalan baik, dan kejahatan akan membuahkan kejahatan pula”, sehingga orang bisa memilih dan mengikuti perbuatan baik.
Empat novel terkenal dari Dinasti Ming dan Qing, membantu meningkatkan estetika masyarakat dan penilaian estetika dengan alur cerita menarik. Koleksi novel pendek Stories from a Ming , berbicara tentang pembalasan karma untuk memperingatkan orang bahwa “Melakukan perbuatan baik akan mendapat imbalan baik, dan kejahatan akan membuahkan kejahatan pula”, sehingga orang bisa memilih dan mengikuti perbuatan baik.
Dalam
persepsi pencerahan dalam kehidupan, sastra klasik ini menunjukkan arah
bagi kehidupan, dan menyatakan kepedulian sosial dan manusia yang kuat.
Dari literatur klasik, kita melihat Picture of Justice of Heaven and Earth (Potret Pengadilan Langit dan Bumi) dan mendengar Song of Justice (Lagu Keadilan) di dunia manusia. Mereka seperti sungai yang sehat, yang membersihkan kotoran dan lumpur.
Mereka menyediakan generasi masa depan dengan sumber-sumber spiritual yang tiada habisnya. Mereka bersinar dalam artistik dan ideologis karakter, mengilhami hati nurani rakyat dan pemikiran belas kasih, sehingga mereka bisa menghadapi Jalan Surgawi, melampaui kehidupan manusia serta memilih keadilan dan belas kasih.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar