|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Kamis, 17 Januari 2013

Pohon Palsu

 

Di jaman dahulu ada seorang pemimpin pengembara. Dia pergi dari desa ke desa menjual berbagai macam barang. Pengikutnya paling sedikit 500 kereta yang ditarik kerbau jantan.

Dalam salah satu perjalanannya, dia melewati hutan yang sangat lebat. Dia memperingatkan para pengikutnya, "Sahabat-sahabatku, saat kita melintasi hutan ini, berhati-hatilah terhadap pohon pohon beracun, buah beracun, daun beracun, bunga beracun dan bahkan sarang madu beracun.


Sehingga, apapun yang belum pernah kita makan seperti buah, daun bunga atau apapun tidak boleh dimakan sebelum menanyakannya kepadaku terlebih dahulu."

Mereka semuanya menyetujui, "Ya, tuanku."

Di hutan itu ada sebuah desa. Dan di perbatasan desa itu ada sebatang pohon yang disebut "pohon palsu".

Batang, cabang, daun, bunga dan buahnya sangat mirip dengan pohon mangga. Bahkan warna, ukuran, bau dan rasanya hampir persis dengan pohon mangga. Tetapi perbedaannya adalah buah palsu ini mengandung racun yang mematikan.

Beberapa kereta mendahului pemimpinnya dan sampai di pohon palsu ini. Mereka semua lapar dan buah palsu ini kelihatannya seperti buah mangga matang yang lezat.

Beberapa orang langsung memakan buah itu tanpa pikir panjang. Mereka menelannya sebelum seorangpun sempat mengatakan sesuatu.

Yang lain ingat dengan pesan pemimpinnya, tetapi mereka menganggap pohon ini adalah pohon mangga yang lain jenisnya.

Mereka merasa beruntung mendapatkan mangga matang di depan desa itu, sehingga mereka memutuskan untuk memakan beberapa buah mangga, sebelum dihabiskan. Dan ada juga beberapa yang lebih bijaksana daripada yang lain. Mereka memutuskan untuk menuruti nasihat pemimpin mereka. Meski mereka tidak mengetahuinya, pemimpin pengembara ini adalah seorang Boddhisatva.

Saat pemimpin itu sampai di pohon itu, orang yang telah berhati-hati dan tidak memakan buah itu bertanya, "Tuan, apakah ini merupakan pohon yang aman untuk dimakan?"

Setelah menyelidiki dengan hati-hati, dia menjawab, "Jangan, jangan. Ini memang kelihatan seperti pohon mangga, tetapi ini bukan. Ini adalah pohon palsu yang sangat beracun. Bahkan kita tak boleh menyentuhnya."

Orang yang telah memakan buah itu ketakutan sekali. Pemimpin mereka menyuruh mereka memuntahkan makanan itu secepatnya. Mereka lakukan ini, dan kemudian diberikan empat makanan yang manis untuk dimakan - kismis, pasta gula tebu, yogurt manis dan madu lebah. Dengan ini mereka menjadi lebih segar setelah memuntahkan buah palsu yang beracun itu.

Tetapi orang yang paling serakah dan bodoh yang tak bisa diselamatkan. Mereka yang langsung memakan buah beracun itu tanpa pikir panjang. Mereka tak bisa diselamatkan lagi karena terlambat dan racun itu telah bekerja dan membunuh mereka. Biasanya, saat pengembara yang memakan buah itu meninggal sewaktu mereka tidur di malam hari.

Pagi harinya penduduk setempat mendatangi mereka dan memegang kaki mayat-mayat itu menyeretnya ke tempat rahasia mereka dan menguburkannya. Kemudian mereka mengambil semua barang dagangan dan kereta kereta itu. Dan penduduk itu ingin melakukan hal yang sama saat ini.

Saat subuh keesokan harinya, mereka mendatangi pohon palsu itu.  Dan mereka saling bercakap-cakap, "Kerbau ini akan menjadi milik saya!"

"Aku mau kereta itu"

"Aku akan mengambil isi barang dagangannya saja!".

Tetapi saat mereka sampai di pohon palsu itu mereka melihat kebanyakan orang masih hidup. Dengan terkejut, mereka bertanya, "Bagaimana kalian tahu bahwa ini bukanlah pohon mangga?"

Mereka menjawab, "kami tidak tahu, tetapi pemimpin kami telah memperingatkan kami sebelumnya dan saat dia melihatnya dia mengetahui pohon itu."

Kemudian penduduk menanyai pemimpin rombongan, "Oh orang bijaksana, bagaimana kamu tahu bahwa ini bukanlah pohon mangga?"

Dia menjawab, "Aku mengetahuinya karena dua sebab. Pertama, pohon ini mudah dipanjat. Dan kedua, pohon ini ada tepat di perbatasan desa. Jika buah pohon ini tak dipetik, pasti berarti pohon ini tidak aman untuk dimakan!"

Semua orang terheran-heran akan kebijaksanaan pemimpin ini berdasarkan kesimpulan yang sederhana. Kemudian rombongan itu melanjutkan perjalanan dengan aman.

Pesan moralOrang bijaksana dibimbing oleh pengetahuan; orang bodoh mengikuti rasa laparnya.( Admin Kebajikan)



Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.

Tidak ada komentar:
Write komentar