Pada masa Dinasti Song Utara, terdapatlah sebuah rumah teh kecil di
Beijing. Suatu hari, Li mengunjungi rumah teh tersebut dengan salah satu
teman lamanya dan karena cuaca sangat panas, Li membuka jaketnya dan
meletakkan kantong kecil berisi emas di meja teh.
Akan tetapi, dia lupa
membawa kantong emas tersebut ketika meninggalkan rumah teh tersebut.
Ketika Li menyadarinya, dia sangatlah sedih. Dia berpikir sangatlah mustahil untuk menemukan emasnya kembali, karena terlalu banyak orang di rumah teh tersebut, sehingga dia tidak kembali dan mencari emasnya.
Ketika Li menyadarinya, dia sangatlah sedih. Dia berpikir sangatlah mustahil untuk menemukan emasnya kembali, karena terlalu banyak orang di rumah teh tersebut, sehingga dia tidak kembali dan mencari emasnya.
Beberapa tahun kemudian, ketika Li mengunjungi rumah teh tersebut,
dengan basa basi dia berkata bahwa sebelumnya dia pernah kehilangan
sesuatu di rumah teh tersebut, dan karena dia berpikir sangatlah
mustahil untuk mendapatkan kembali emasnya. Akan tetapi, pemilik rumah
teh tersebut berpikir sejenak dan bertanya, “Apakah anda duduk di kursi
ini dan memakai jaket pada waktu itu?”
Li berkata, “Benar.”
Kemudian
pemilik bertanya lagi, ”Apakah teman ada memakai jaket bulu?”
Li menjawab,
“Benar.”
Pemilik rumah teh berkata, “Saya menemukan uang anda dan berusaha untuk
mengejar anda, tetapi anda berjalan sangat cepat, sehingga saya tidak
dapat menemukan anda. Saya menyimpan uang anda dan menunggu anda kembali
ke sini untuk mencarinya, tetapi anda tidak muncul. Saya tidak membuka
kantong anda. Saya berpikir begitu kecil kantong tersebut tetapi berat
sekali, pasti di dalamnya berisi emas atau perak. Jika anda dapat
memberitahukan kepada saya berapa jumlah emas di dalam kantong ini, anda
dapat memilikinya kembali.”
Li menjawab, “Jika anda menemukan emas,
saya akan membaginya dengan anda.” Pemilik hanya tersenyum dan tidak
menjawab.
Pemilik teh kemudian membawa Li ke belakang rumah tehnya dan Li melihat
banyak sekali barang-barang yang tertinggal di rumah teh tersebut,
seperti payung, sepatu dan baju. Kesemua barang tersebut ditempel dengan
tanggal dan jam, dan jabaran singkat mengenai pemiliknya. Jika pemilik
rumah teh tersebut tidak mengetahui pemilik barang tersebut, ada
tempelan besar tertulis “Tidak Jelas” di labelnya. Di sudut ruangan,
pemilik rumah teh mengambil kantong kecil berisi emas tersebut.
Pemilik rumah teh kemudian bertanya kepada Li jumlah emas di dalam
kantong tersebut. Li menjawabnya dengan benar, dan dia mengembalikan
kantong tersebut kepada Li.
Li sangatlah senang dengan apa yang telah dilakukan oleh pemilik rumah
teh tersebut dan memutuskan untuk membagi emasnya, tetapi pemilik rumah
teh menolaknya dan berkata: “Anda pasti telah membaca banyak sekali
buku, tetapi mengapa anda tidak tahu mengenai manusia? Kita semua
diajarkan untuk menjadi orang baik. JIka saya tamak, saya tidak akan
menyimpan emas anda selama ini tanpa menyentuhnya, anda juga tidak akan
tahu jika saya telah menggunakan uang anda. Anda tahu, alasan
satu-satunya saya melakukannya adalah dalam hati saya, saya takut untuk
berbohong dan saya akan sangat malu jika melakukannya.”
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar