Yu
Youzhen adalah seorang pemilik dan pengelola 17 apartemen, pengusaha
yang meraup untung dari boom properti di Cina. Dengan kekayaannya itu,
ia bisa saja ongkang-ongkang kaki, memanjakan
diri di salon dan spa, atau berbelanja.
Alih-alih demikian, ia justru rela menjadi pekerja kontrak Tim Pembersih Distrik Chengguan, Wuchang, dengan gaji 1.420 yuan atau setara Rp 2,2 juta sebulan. Sejak tahun 1998 ia menjalani profesinya itu.
Apa motivasinya?
"Aku ingin menjadi panutan bagi putra dan putriku. Aku tak mau duduk bermalas-malasan, hanya menggerogoti keberuntunganku," kata dia seperti dimuat Daily Mail, Sabtu (5/1/2013).
Entah takut atau meneladani sikap sang ibu, putranya mendapatkan gaji sebesar Rp 3 juta sebagai sopir, dan putrinya bergaji Rp 4,6 juta dari bekerja serabutan.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Alih-alih demikian, ia justru rela menjadi pekerja kontrak Tim Pembersih Distrik Chengguan, Wuchang, dengan gaji 1.420 yuan atau setara Rp 2,2 juta sebulan. Sejak tahun 1998 ia menjalani profesinya itu.
Apa motivasinya?
"Aku ingin menjadi panutan bagi putra dan putriku. Aku tak mau duduk bermalas-malasan, hanya menggerogoti keberuntunganku," kata dia seperti dimuat Daily Mail, Sabtu (5/1/2013).
Ia tak mau memberi kesan pada anak-anaknya, menjadi induk semang
properti, dengan jumlah kekayaannya yang membuat iri banyak orang,
berarti sah-sah saja untuk hidup senang dan bermalas-malasan. "Gaya
hidup semacam itu akan merusak mereka dalam jangka panjang," kata Yu.
Dulunya Petani Sayur
Dulunya Petani Sayur
Pada tahun 1980-an, Yu Youzhen adalah petani sayur di Desa Huojiawa,
Wuhan. Bersama suaminya, ia menabung yuan demi yuan dan akhirnya
berhasil membangun tiga bangunan berlantai lima untuk disewakan.
Pada tahun 2008, berkat kebijakan pemerintah, tanah dan bangunannya
digusur, ia mendapat kompensasi berupa 21 unit apartemen yang lumayan
luas. Empat di antaranya telah dijual. Meski demikian, 17 unit miliknya
yang tersisa laris manis disewa, menghasilkan uang yang nilainya lumayan
untuk mendukung gaya hidup mewah. Belum lagi timbunan harta yang ia
hasilkan selama ini.
Tapi, saat itu, ia menyaksikan dengan mata kepala sendiri, penduduk desa
yang sama-sama menerima kompensasi justru terjebak dalam perjudian,
bahkan penyalahgunaan narkoba. Itu mengapa ia memilih untuk tetap
bekerja keras.
Khawatir dia dan keturunannya menemui nasib serupa. Kepada dua anaknya, ia mengancam, "jika kalian tidak bekerja, aku akan menyumbangkan apartemen-apartemen itu pada negara," kata dia seperti dimuat Chinasmack.
Khawatir dia dan keturunannya menemui nasib serupa. Kepada dua anaknya, ia mengancam, "jika kalian tidak bekerja, aku akan menyumbangkan apartemen-apartemen itu pada negara," kata dia seperti dimuat Chinasmack.
Entah takut atau meneladani sikap sang ibu, putranya mendapatkan gaji sebesar Rp 3 juta sebagai sopir, dan putrinya bergaji Rp 4,6 juta dari bekerja serabutan.
Wuhan : Setiap subuh, selama enam hari dalam seminggu, Yu Youzhen
bekerja keras membersihkan jalanan sepanjang 3,2 kilometer di Kota
Wuhan, Cina. Menyapu, menjepit dan menyingkirkan kotoran hewan yang
berceceran, memungut sampah.
Ia selalu memakai seragam yang sama: jaket dan topi oranye. Sepeda mini
butut yang dipasangi keranjang sampah, jadi "kendaraan dinasnya". Dengan
tampilannya itu, sama sekali tak ada yang menyangka, perempuan 53 tahun
tersebut adalah seorang jutawan!
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar