|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Rabu, 24 Juli 2013

Gadis dan Mangkuk Kayu

 

Pada zaman dulu, di sebuah desa di Provinsi Yamato, tinggallah seorang suami istri. Semula mereka hidup sebagai orang yang terhormat dan kaya di sebuah kota besar. 

Tetapi, sesudah harta mereka habis dan jatuh miskin, mereka pindah ke desa kecil itu.


Penghibur dan harta paling berharga yang mereka miliki kini, adalah anak gadis mereka yang sangat cantik. Kecantikannya tak ada tandingannya di seluruh desa ini.
 
Suatu hari, meninggallah sang Ayah. Tidak berapa lama sesudah itu sang Ibu pun jatuh sakit. "Celaka!" pikir sang Ibu. "Kalau aku juga meninggal, apa yang harus diperbuat anakku dan apa yang akan terjadi atas dirinya? Kecantikannya akan membuat dia celaka. Karena dia miskin orang yang iri padanya akan mencoba mencelakakannya dengan berbagai cara."

Pada waktu ajalnya hampir tiba, sang Ibu memanggil anaknya. Dengan lembut diberikannya beberapa pesan, agar anaknya tetap baik dan ramah pada setiap orang. Kemudian ia menyuruh anaknya mengambil mangkuk kayu yang selalu berada di luar rumah.

Dengan patuh anak itu mengambil mangkuk kayu yang dimaksud dan berlutut di samping ibunya. Dengan gemetar sang Ibu mengambil mangkuk kayu itu dan menekannya di atas kepala anaknya dengan dasar mangkuk terbalik ke atas. Sang ibu menekan mangkuk itu sangat dalam, sehingga setengah dari muka anaknya tidak terlihat.

Tentu orang tidak akan tahu kalau ia cantik. Anak itu harus berjanji untuk tidak membukanya selama hidupnya. Tak berapa lama kemudian meninggallah sang Ibu.

Sekarang gadis itu menjadi yatim piatu dan harus bekerja untuk mencari makan. Setiap hari, ia pergi kepada seorang petani dan bekerja pada tanah milik petani itu. Oleh karena ia selalu memakai mangkuk kayu, maka ia dipanggil Hatsuhibime yang artinya, gadis dan mangkuk kayu.

Tetapi banyak pemuda yang melihat ke bawah mangkuk itu, karena mengetahui, gadis itu cantik. Pemuda-pemuda itu meminta kepada Hatsuhibime, agar ia mau membuka mangkuk kayu dari wajahnya. Tetapi, gadis itu tetap setia pada janjinya.

Pada suatu hari, ketika ia sedang bekerja, seorang tuan tanah melihatnya. Tuan tanah itu senang melihat Hatsuhibime sangat rajin dan cekatan. Kemudian Hatsuhibime dibawa ke rumahnya untuk merawat istrinya yang telah lama sakit. Kini Hatsuhibime hidup lebih senang, karena keluarga tuan tanah itu sayang kepadanya.

Bersamaan dengan itu datang pula anak lelaki sulung tuan tanah tersebut. la telah mengembara dan banyak mendapat pengalaman dari pengembaraannya itu. Ia sangat senang karena dapat berada kembali di antara keluarganya.

Baru saja ia melihat Hatsuhibime, ia jadi begitu tertarik kepada gadis itu, lebih-lebih karena orang desa banyak bercerita tentang dirinya. Orang-orang desa itu bercerita, bahwa Hatsuhibime selalu memakai mangkuk kayu dan tidak pemah melepaskannya dari kepalanya. Mereka menertawakan dan menganggap Hatsuhibime gila.

Tapi setelah pemuda itu mengenal sifat Hatsuhibime yang menyenangkan dan ramah, anak tuan tanah itu tidak dapat menahan dirinya. Pada suatu malam, ia melihat di balik mangkuk itu betapa cantiknya Hatsuhibime dan bermaksud menikahinya.

Waktu orang tuanya mendengar hal itu, mereka marah dan mencaci maki Hatsuhibime. Tetapi, pemuda itu tetap ingin mengawininya dan telah menentukan hari pernikahan.

Ketika Hatsuhibime mengetahui, orang tua pemuda itu tidak suka, ia menjadi sedih. Ia minta dengan sangat  agar pemuda itu mencari gadis lain untuk dijadikan istrinya. Namun pada suatu malam ia bermimpi bertemu dengan ibunya, dan dalam mimpi itu ibunya berkata, "Anakku, menikahlah dengan pemuda anak tuan tanah itu, dan semuanya akan berjalan lancar."

Pemuda itu terpesona dengan sikap dan tingkah laku gadis bertopi mangkuk kayu.
Sesudah pertemuan dengan ibunya dalam mimpi itu, Hatsuhibime menjadi gembira dan senang membantu persiapan- persiapan untuk hari pernikahannya. 
Pada saat hari pernikahannya tiba, mangkuk kayu itu dicoba untuk ditanggalkannya dari mukanya, tetapi walaupun ditarik sekuat-kuatnya mangkuk itu tidak bergerak sedikit pun dan Hatsuhibime menangis kesakitan. Orang-orang di desa itu mentertawakan dan mengejeknya.
 
Tetapi pengantin laki-laki berkata, "Saya juga mencintaimu dengan mangkuk itu."  Dan pesta pernikahan tetap diadakan.

Sesudah diadakan perjamuan besar, ketika semua hadirin minum untuk kebahagiaan dan kesehatan Hatsuhibime, ketika itu pula pecahlah mangkuk di atas kepalanya dan berserakan di lantai. 

Ketika Hatsuhibime mengambil pecahan mangkuk kayu itu, pecahan itu telah berubah menjadi permata-permata yang sangat indah. Inilah mas kawin kedua mempelai itu. Dan menjelmalah Hatsuhibime menjadi seorang gadis yang sangat cantik.
Barulah para tamu benar-benar gembira, begitu pula kedua orang tua pemuda itu yang menyadari kekeliruan mereka selama ini. Mereka bernyanyi-nyanyi dan bersenang-senang semalam suntuk. Akhirnya kedua mempelai itu hidup bahagia sampai akhir hayat mereka.



Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.

Tidak ada komentar:
Write komentar