Pada masa
Buddha Sakyamuni masih berada di dunia, suatu ketika beliau sedang memberi
Dharma kepada rakyat jelata. Pada saat itu, terdapat 2 orang pemuda yang sangat kompak.
Pada suatu hari, mereka berdua ingin menjadi bhiksu dan menjadi murid Buddha Sakyamuni.
Buddha Sakyamuni setuju, lalu mereka berdua diatur menempati kamar yang sama.
Pada permukaan, terlihat mereka berdua adalah bhiksu, tetapi di dalam otak mereka berdua selalu membayangkan kehidupan foya-foyanya yang dahulu. Oleh sebab itu, ketika mereka berdua berbincang-bincang, mereka selalu membicarakan gadis cantik, keadaannya dahulu yang suka bersenang-senang dan senyuman gadis cantik selalu timbul dalam pikiran mereka.
Pikiran mereka selalu kacau, selalu gelisah, dan tidak berapa lama kemudian mereka berdua menjadi sakit. Buddha Sakyamuni yang mengerti bahwa penyebab kekacauan didalam pikiran merekalah yang membuat tubuh mereka menjadi lemah.
Demi menyelamatkan mereka, Buddha lalu menjelma menjadi seorang bhiksu muda serta berkata kepada kedua saudara tersebut, “Kita disini hanya bisa mengkhayal, membuat pikiran kacau, tubuh sakit dan lemah saja. Daripada kita menderita seperti ini, kenapa kita tidak keluar saja mencari seorang wanita cantik yang sejati.”
Salah seorang diantara mereka berkata, “Kita tidak boleh berbuat yang terlarang, hanya ingin melihat penampilan, sikap, wajah wanita hanya untuk berlatih sebagai referensi taat hukum saja." Mereka sebenarnya cuma mencari alasan untuk memuaskan keinginan khayalan mereka.
Pada suatu hari, mereka berdua ingin menjadi bhiksu dan menjadi murid Buddha Sakyamuni.
Buddha Sakyamuni setuju, lalu mereka berdua diatur menempati kamar yang sama.
Pada permukaan, terlihat mereka berdua adalah bhiksu, tetapi di dalam otak mereka berdua selalu membayangkan kehidupan foya-foyanya yang dahulu. Oleh sebab itu, ketika mereka berdua berbincang-bincang, mereka selalu membicarakan gadis cantik, keadaannya dahulu yang suka bersenang-senang dan senyuman gadis cantik selalu timbul dalam pikiran mereka.
Pikiran mereka selalu kacau, selalu gelisah, dan tidak berapa lama kemudian mereka berdua menjadi sakit. Buddha Sakyamuni yang mengerti bahwa penyebab kekacauan didalam pikiran merekalah yang membuat tubuh mereka menjadi lemah.
Demi menyelamatkan mereka, Buddha lalu menjelma menjadi seorang bhiksu muda serta berkata kepada kedua saudara tersebut, “Kita disini hanya bisa mengkhayal, membuat pikiran kacau, tubuh sakit dan lemah saja. Daripada kita menderita seperti ini, kenapa kita tidak keluar saja mencari seorang wanita cantik yang sejati.”
Setelah mendengar kata bhiksu itu, mereka setuju. Lalu mereka bertiga secara diam-diam melarikan diri dan pergi keluar untuk mencari tempat hiburan. Dewi Kwan Im segera menjelma menjadi seorang wanita penghibur, yang bersolek dengan
indah menyambutnya mereka. Tidak berapa lama kemudian melihat mereka
tiba.
Salah seorang diantara mereka berkata, “Kita tidak boleh berbuat yang terlarang, hanya ingin melihat penampilan, sikap, wajah wanita hanya untuk berlatih sebagai referensi taat hukum saja." Mereka sebenarnya cuma mencari alasan untuk memuaskan keinginan khayalan mereka.
Bhiksu muda jelmaan dari Sakyamuni, dengan diam-diam tersenyum sendiri.
Sedangkan wanita penghibur jelmaan sudah bergerak mendekati pemuda
tersebut, merangkul lehernya, serta membuka selapis pakaiannya berdiri
di depan pemuda tersebut.
Pada saat ini dari tubuh wanita ini
mengeluarkan aroma busuk, tubuh sangat kotor, dan wujud sangat jelek,
membuat kedua orang pemuda tersebut menutup hidungnya, membalikkan wajahnya
tidak berani memandang wanita tersebut.
Bhiksu muda jelmaan Sakyamuni berkata, “Kecantikan wanita penghibur hanya
polesan pakaian dan kosmetik saja, jika mereka tidak mandi, wajah tidak
dipolesi kosmetik, tidak menyisir rambut, tidak memakai pakaian, pasti
kelihatan sangat jelek, tidak ada harga sama sekali. Permukaan kulit
mereka penuh dengan kotoran. Apa sih bedanya?”
Setelah berkata demikian, Sakyamuni kembali menjelma ke wujud asal dengan cahayanya yang bersinar terang, menyinari wajah mereka, sehingga kedua pemuda itu sangat terkejut dan langsung bersujud menyembah Sakyamuni.
Akhirnya pemuda tersebut bagaikan bangun dari mimpi, dirinya sudah
kembali kedalam kuil. Mulai saat itu mereka berdua giat berkultivasi,
akhirnya mencapai buah status.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk
mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar