|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Senin, 22 Juli 2013

Legenda Asal-Usul Ikan Kayu

 

Mengapa kayu mulai digunakan dalam ibadah Buddhis Tiongkok ? Mengapa bentuknya ikan dan apa arti dari itu? Inilah legenda asal mulanya.

Kisah ini dicatat dalam buku Xuanzang Zhi Gui Qu. Sepulang dari ziarah ke India, Biksu Buddha Xuanzang bertemu dengan seorang Bapak tua ketika ia melewati Shu (sekarang Provinsi Sichuan).

Saat Bapak tua itu sedang berburu, istrinya (yang merupakan ibu tiri) melemparkan anaknya yang berusia 3 tahun ke sungai. 

Demi berkabung bagi anaknya, bapak tua itu menawarkan makanan vegetarian untuk biksu itu. Namun, Biksu Xuanzang bersikeras ingin makan ikan. Oleh karena itu, bapak tua itu pergi membelikannya seekor ikan besar di pasar nelayan terdekat.

Saat bapak tua itu memotong dan membuka perut ikan, ternyata didalamnya ada anaknya yang masih hidup !

Xuanzang berkata kepadanya,"Ini adalah buah pahala perbuatan baik anakmu, karena ia mematuhi ajaran tidak membunuh dalam kehidupan sebelumnya. Oleh karena itu, ia mampu bertahan hidup meskipun ia telah ditelan oleh seekor ikan. Ikan ini tidak membunuhnya, malah menyerahkan dirinya kepada nelayan untuk ditangkap."

Bapak ini bertanya kepada Xuanzang bagaimana dia bisa membalas budi baik ikan itu, Xuanzang menjawab, "Ikan ini telah berkorban demi untuk menyelamatkan anakmu. Harus ada sepotong kayu yang diukir menjadi bentuk ikan, dan tergantung di kuil. Ketuklah ikan kayu ketika menyediakan makanan. Dengan demikian, bantuan besar ini dapat dibayar kembali." Ini adalah salah satu legenda tentang asal-usul ikan kayu dalam Buddhisme Tiongkok.

Kisah diatas adalah sebuah legenda yang turun temurun, namun kisah lain mengatakan bahwa arti sebenarnya dari penggunaan ikan kayu adalah merupakan salah satu aturan di Bai Zang Qing Gui. Tata Tertib Guru Bai Zang yaitu seorang biksu Buddha Mahayana harus mengetuk ikan kayu saat melafalkan (kitab suci) sutra. 

Mengapa harus ikan yang dijadikan simbol? Alasan peraturan ini adalah ikan tidak pernah menutup mata mereka, yang berarti bahwa para bhiksu harus selalu waspada untuk menjaga kebajikan dan belajar dengan rajin, tidak boleh lengah, juga melambangkan kesadaran, perhatian yang murni. Dengan kata lain, ikan kayu merupakan instrumen penting digunakan sebagai pengingat bagi para bhiksu selalu rajin dan senantiasa sadar. 


Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.

Tidak ada komentar:
Write komentar