Dahulu di
Quzhou provinsi Zhejiang, ada dua orang saudara; yang sulung bernama Wang Zhun
mempunyai seorang putri yang bernama Qiongying.
Sedangkan yang bungsu bernama Wang Feng, juga mempunyai seorang putri yang diberi nama Qiong Zhen.
Kedua putri mereka sejak kecil sudah dijodohkan, Qiongying dijodohkan dengan putra seorang pengusaha kaya yang bernama Pan Hua; sedangkan Qiong Zhen dijodohkan dengan seorang putra pejabat yang bernama Xiao Ya.
Ketika Qiongying berusia 15 tahun, ibu dan ayahnya karena sakit meninggal dunia. Wang Zhun sebelum meninggal, menyerahkan Qiongying kepada adiknya dan menyuruh adiknya harus mengganggap keponakannya seperti anaknya sendiri dan setelah dewasa nanti dinikahkan dengan dengan Pan Hua, serta mewariskan harta mereka untuk Qiongying. Setelah berpesan kepada adiknya, Wang Zhun lalu meninggal. Wang Feng lalu membawa keponakannya Qiongying pulang ke rumah, dan menjadi teman putrinya.
Pada suatu hari ketika tahun baru, Pan Hua dan Xiao Ya dengan tidak sengaja datang ke rumah Wang Feng untuk mengucapkan selamat tahun baru. Pan Hua orangnya sangat tampan, semua orang yang melihatnya sangat menyukainya; sedangkan Xiao Ya wajahnya sangat jelek. Pan Hua orangnya suka pamer, karena dari kecil sudah kaya, setiap hari memakai baju baru, sedangkan Xiao Ya orangnya jujur, tidak suka pamer serta berpakaian sangat sederhana.
Wang Feng melihat kedua pria ini yang satu ganteng dan yang satu jelek lalu membandingkan mereka berdua, dan ketika mendengar semua orang memuji Pan Hua yang ganteng dan kaya, hatinya menjadi sangat tidak enak.
Pada suatu hari, Ayah Xiao Ya meninggal di tempat tugasnya. Ayahnya cuma meninggalkan harta yang tidak seberapa, karena ayahnya adalah seorang pejabat yang jujur, sehingga Xiao Ya menjadi miskin; sedangkan Pan Hua berasal dari keluarga kaya, hartanya dari dulu sudah melimpah.
Pada saat itu, didalam hati Pan Feng timbul niat jahatnya. Ketika putri dan keponakannya telah dewasa dan sudah waktunya dinikahkan, dia lalu menukar status mereka. Dia menganggap Qiongying sebagai putrinya dan menikahkannya dengan Xiao Ya, sedangkan putrinya sendiri yang dianggapnya sebagai keponakannya, dinikahkan dengan Pan Hua serta memberikan semua harta peninggalan abangnya sebagai mahar untuknya.
Sedangkan Qiongying, dia hanya memberikan sekedarnya. Qiongying tidak bisa berkata apa-apa kecuali hanya menuruti kemauan pamannya.
Tetapi perhitungan manusia tidak sama dengan perhitungan dari langit, angan-angan Wang Feng yang ingin putrinya menikah di keluarga Pan serta menikmati hidup yang mewah, tidak terjadi seperti yang diinginkan Wang Feng karena Pan Hua adalah seorang pria playboy, tidak suka belajar, hanya berfoya-foya dan berjudi, yang akhirnya menyebabkan ayahnya meninggal.
Tidak sampai sepuluh tahun, semua harta bendanya telah habis difoya-foyakannya, ketika itu dia bermaksud menjual istrinya. Setelah Wang Feng mendengar hal tersebut, dia segera menjemput pulang putrinya Qiong Zhen, dan menyuruh putrinya untuk bercerai dan mengusir menantunya pergi serta tidak boleh bertemu dengan putrinya lagi. Akhirnya Pan Hua meninggalkan kampung halamannya dan tidak diketahui keberadaannya lagi.
Sedangkan Xiao Ya karena sangat rajin belajar, akhirnya menjadi seorang pejabat besar, dan Qiongying menjadi seorang istri yang hidup dengan senang dan bahagia.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Sedangkan yang bungsu bernama Wang Feng, juga mempunyai seorang putri yang diberi nama Qiong Zhen.
Kedua putri mereka sejak kecil sudah dijodohkan, Qiongying dijodohkan dengan putra seorang pengusaha kaya yang bernama Pan Hua; sedangkan Qiong Zhen dijodohkan dengan seorang putra pejabat yang bernama Xiao Ya.
Ketika Qiongying berusia 15 tahun, ibu dan ayahnya karena sakit meninggal dunia. Wang Zhun sebelum meninggal, menyerahkan Qiongying kepada adiknya dan menyuruh adiknya harus mengganggap keponakannya seperti anaknya sendiri dan setelah dewasa nanti dinikahkan dengan dengan Pan Hua, serta mewariskan harta mereka untuk Qiongying. Setelah berpesan kepada adiknya, Wang Zhun lalu meninggal. Wang Feng lalu membawa keponakannya Qiongying pulang ke rumah, dan menjadi teman putrinya.
Pada suatu hari ketika tahun baru, Pan Hua dan Xiao Ya dengan tidak sengaja datang ke rumah Wang Feng untuk mengucapkan selamat tahun baru. Pan Hua orangnya sangat tampan, semua orang yang melihatnya sangat menyukainya; sedangkan Xiao Ya wajahnya sangat jelek. Pan Hua orangnya suka pamer, karena dari kecil sudah kaya, setiap hari memakai baju baru, sedangkan Xiao Ya orangnya jujur, tidak suka pamer serta berpakaian sangat sederhana.
Wang Feng melihat kedua pria ini yang satu ganteng dan yang satu jelek lalu membandingkan mereka berdua, dan ketika mendengar semua orang memuji Pan Hua yang ganteng dan kaya, hatinya menjadi sangat tidak enak.
Pada suatu hari, Ayah Xiao Ya meninggal di tempat tugasnya. Ayahnya cuma meninggalkan harta yang tidak seberapa, karena ayahnya adalah seorang pejabat yang jujur, sehingga Xiao Ya menjadi miskin; sedangkan Pan Hua berasal dari keluarga kaya, hartanya dari dulu sudah melimpah.
Pada saat itu, didalam hati Pan Feng timbul niat jahatnya. Ketika putri dan keponakannya telah dewasa dan sudah waktunya dinikahkan, dia lalu menukar status mereka. Dia menganggap Qiongying sebagai putrinya dan menikahkannya dengan Xiao Ya, sedangkan putrinya sendiri yang dianggapnya sebagai keponakannya, dinikahkan dengan Pan Hua serta memberikan semua harta peninggalan abangnya sebagai mahar untuknya.
Sedangkan Qiongying, dia hanya memberikan sekedarnya. Qiongying tidak bisa berkata apa-apa kecuali hanya menuruti kemauan pamannya.
Tetapi perhitungan manusia tidak sama dengan perhitungan dari langit, angan-angan Wang Feng yang ingin putrinya menikah di keluarga Pan serta menikmati hidup yang mewah, tidak terjadi seperti yang diinginkan Wang Feng karena Pan Hua adalah seorang pria playboy, tidak suka belajar, hanya berfoya-foya dan berjudi, yang akhirnya menyebabkan ayahnya meninggal.
Tidak sampai sepuluh tahun, semua harta bendanya telah habis difoya-foyakannya, ketika itu dia bermaksud menjual istrinya. Setelah Wang Feng mendengar hal tersebut, dia segera menjemput pulang putrinya Qiong Zhen, dan menyuruh putrinya untuk bercerai dan mengusir menantunya pergi serta tidak boleh bertemu dengan putrinya lagi. Akhirnya Pan Hua meninggalkan kampung halamannya dan tidak diketahui keberadaannya lagi.
Sedangkan Xiao Ya karena sangat rajin belajar, akhirnya menjadi seorang pejabat besar, dan Qiongying menjadi seorang istri yang hidup dengan senang dan bahagia.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar