Di Zi Gui berawal dari buku berjudul Xün Meng Wen (Naskah Pencerah Batin) karya Li Yüxiu dari Dinasti Qing. Buku tersebut mengutip makna ayat dari buku berjudul Lun Yü bab keenam (Tentang Pelajaran). Lun Yü adalah buku khusus yang membahasa inti ajaran Kong Hu Cu.
Pada masa itu, Di Zi Gui adalah pendidikan yang diajarkan kepada anak-anak serta menjadi salah satu bahan dari pendidikan keluarga.
Buku Dizigui disusun dengan format tiga aksara per kalimat; tiap-tiap sajak terdiri atas dua kalimat. Seorang cendekiawan bernama Jia Chunren dari Dinasti Qing menyusun ulang Xün Meng Wen ke dalam bahasa yang lebih sederhana dan mudah dimengerti, yang kemudian diberi judul Dizigui
Pada zaman Tiongkok kuno, buku ini adalah sebuah buku pegangan yang harus diajarkan oleh semua orangtua dan guru kepada anak atau muridnya.
Semua anak atau murid bukan hanya mempelajarinya saja, tetapi semua arahan buku ini harus diterapkan dan benar-benar melekat pada diri anak, sehingga pada zaman Tiongkok kuno banyak menumbuhkan orang berbudi dan saleh yang terkenal di dunia sampai saat ini.
Hubungan Dengan Usia, Etnis, dan Agama
Fen Xing Ming mengatakan, "Ajaran moral dan standar dalam Di Zi Gui tidak didasarkan pada doktrin agama ataupun etnis tertentu sehingga dapat dipelajari oleh siapapun secara bebas. Kami berpikir bahwa Di Zi Gui juga baik untuk diajarkan kepada remaja, semua orang tidak tergantung usia, dan tentu saja tanpa dibatasi etnis atau kepercayaan."
Tujuan Pendidikan
Zaman dahulu, orang tua di China berpendapat bahwa pembentukan perilaku luhur dan etika harus diutamakan, baru mempelajari ilmu lain. Karena kalau anak tidak dididik dengan benar, ilmu lain yang ia pelajari bisa menjadi bumerang bagi bangsa dan negara. Tujuan pendidikan Di Zi Gui ini adalah untuk membentuk manusia seutuhnya, sehat jasmani dan rohani, jadi andalan keluarga, dan terakhir mengabdi kepada bangsa dan negara.
Pelajaran Dizigui mengatur tatanan dari hubungan yang paling erat diantara anggota keluarga, sampai cara berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain. Dizigui merupakan bahan pendidikan yang akan membentuk karakter yang baik, dan juga merupakan dasar untuk melahirkan dan mengembangkan kasih sayang dan moralitas.
Secara khusus, Dizigui menegaskan pentingnya pendidikan rumah tangga dalam membentuk etika dan norma kehidupan yang sehat dan baik bagi seseorang. Bab Pertama ayat keenam Analek Konfusius menjelaskan bahwa seorang anak seharusnya sejak dini dididik dengan konsep berikut :
"Dasar utamanya adalah berbakti dan patuh pada orangtua serta menunjukkan kasih sayang sesama saudara; kemudian mengembangkan kewaspadaan diri dan peduli terhadap lingkungan hidup hingga menjadi orang yang bisa diandalkan; juga belajar untuk mencurahkan cinta kasih pada sesama, mendekatkan dirinya dengan para orang bijak.
Setelah memenuhi syarat pendidikan moral yang mendasar, barulah mempelajari keahlian dan ketrampilan lainnya berdasarkan bakat dan kemampuan masing-masing murid/anak. "
Fen Xin Ming menyebutkan bahwa :
"Di Zi Gui memberikan pelajaran untuk patuh dan hormat kepada orangtua dan leluhur, yang merupakan tradisi dasar serta unik dari Bangsa China. Namun, orang-orang masa sekarang seringkali salah mengartikannya menjadi kepatuhan yang membabi buta kepada orangtua."
Peran Orangtua
Para pengajar DI Zi Gui sepakat bahwa orangtua berperan sangat penting dalam pendidikan moral anak-anak mereka. Kata pengantar dalam buku Budi Pekerti Di Zi Gui menyatakan bahwa :
"Konfusius dalam Kitab I-Ching menyatakan keluarga akan sukses bilamana kebajikan yang diajarkan kedua orangtua benar-benar dijalankan oleh mereka, bukan hanya teoritis, demikianlah maka didikan keluarga menjadi terarah.
Banyak orangtua pada saat tingkah laku dan perkataan anak mereka bermasalah, tidak melihat itu adalah kesalahan diri sendiri, tidak sadar bahwasanya diri sendiri yang harus memperbaiki diri, malah mempermasalahkan hal-hal yang tidak relevan, makanya masalah keluarga tidak dapat teratasi dengan baik.
Oleh sebab itu Dizigui harus dipelajari oleh seluruh anggota keluarga demi tercapainya kebahagiaan dan keharmonisan keluarga."
Pengajar Di Zi Gui bernama Fen Xin Ming juga menyatakan, "Jawaban yang kami berikan kepada orangtua yang menginginkan putra-putri mereka untuk tumbuh menjadi manusia yang baik, pandai, dan berguna: pelajarilah Di Zi Gui sendiri kemudian buatlah putra-putrimu mempelajarinya."
Naskah Di Zi Gui
弟子规 ○ 总 叙
Dì zǐ guī - zǒng xù ( Berkumpul untuk membacakan Di Zi Gui)
弟子规 圣人训 首孝弟 次谨信 (dì zǐ guī, shèng rén xùn, shǒu xiào tì, cì jǐn xìn)
Pedoman menjadi murid dan anak yang baik, berdasarkan pada ajaran orang bijak. Mengutamakan bakti (pada orang tua) dan kasih sayang (pada kakak-adik), kemudian berwaspada diri dan bisa diandalkan.
泛爱众 而亲仁 有余力 则学文 (fàn ài zhòng, ér qīn rén, yǒu yú lì, zé xué wén)
Mencurahkan cinta kasih kepada sesama, membina hubungan baik dengan para budiman. Bila masih ada kemampuan dan kesempatan, lanjutkan ilmu kesusateraan dan keahlian (ilmu lain yang bermanfaat).
Bersambung Ke : Naskah Di Zi Gui, Bab I Bakti
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Pada masa itu, Di Zi Gui adalah pendidikan yang diajarkan kepada anak-anak serta menjadi salah satu bahan dari pendidikan keluarga.
Buku Dizigui disusun dengan format tiga aksara per kalimat; tiap-tiap sajak terdiri atas dua kalimat. Seorang cendekiawan bernama Jia Chunren dari Dinasti Qing menyusun ulang Xün Meng Wen ke dalam bahasa yang lebih sederhana dan mudah dimengerti, yang kemudian diberi judul Dizigui
Pada zaman Tiongkok kuno, buku ini adalah sebuah buku pegangan yang harus diajarkan oleh semua orangtua dan guru kepada anak atau muridnya.
Semua anak atau murid bukan hanya mempelajarinya saja, tetapi semua arahan buku ini harus diterapkan dan benar-benar melekat pada diri anak, sehingga pada zaman Tiongkok kuno banyak menumbuhkan orang berbudi dan saleh yang terkenal di dunia sampai saat ini.
Hubungan Dengan Usia, Etnis, dan Agama
Fen Xing Ming mengatakan, "Ajaran moral dan standar dalam Di Zi Gui tidak didasarkan pada doktrin agama ataupun etnis tertentu sehingga dapat dipelajari oleh siapapun secara bebas. Kami berpikir bahwa Di Zi Gui juga baik untuk diajarkan kepada remaja, semua orang tidak tergantung usia, dan tentu saja tanpa dibatasi etnis atau kepercayaan."
Tujuan Pendidikan
Zaman dahulu, orang tua di China berpendapat bahwa pembentukan perilaku luhur dan etika harus diutamakan, baru mempelajari ilmu lain. Karena kalau anak tidak dididik dengan benar, ilmu lain yang ia pelajari bisa menjadi bumerang bagi bangsa dan negara. Tujuan pendidikan Di Zi Gui ini adalah untuk membentuk manusia seutuhnya, sehat jasmani dan rohani, jadi andalan keluarga, dan terakhir mengabdi kepada bangsa dan negara.
Pelajaran Dizigui mengatur tatanan dari hubungan yang paling erat diantara anggota keluarga, sampai cara berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain. Dizigui merupakan bahan pendidikan yang akan membentuk karakter yang baik, dan juga merupakan dasar untuk melahirkan dan mengembangkan kasih sayang dan moralitas.
Secara khusus, Dizigui menegaskan pentingnya pendidikan rumah tangga dalam membentuk etika dan norma kehidupan yang sehat dan baik bagi seseorang. Bab Pertama ayat keenam Analek Konfusius menjelaskan bahwa seorang anak seharusnya sejak dini dididik dengan konsep berikut :
"Dasar utamanya adalah berbakti dan patuh pada orangtua serta menunjukkan kasih sayang sesama saudara; kemudian mengembangkan kewaspadaan diri dan peduli terhadap lingkungan hidup hingga menjadi orang yang bisa diandalkan; juga belajar untuk mencurahkan cinta kasih pada sesama, mendekatkan dirinya dengan para orang bijak.
Setelah memenuhi syarat pendidikan moral yang mendasar, barulah mempelajari keahlian dan ketrampilan lainnya berdasarkan bakat dan kemampuan masing-masing murid/anak. "
Fen Xin Ming menyebutkan bahwa :
"Di Zi Gui memberikan pelajaran untuk patuh dan hormat kepada orangtua dan leluhur, yang merupakan tradisi dasar serta unik dari Bangsa China. Namun, orang-orang masa sekarang seringkali salah mengartikannya menjadi kepatuhan yang membabi buta kepada orangtua."
Peran Orangtua
Para pengajar DI Zi Gui sepakat bahwa orangtua berperan sangat penting dalam pendidikan moral anak-anak mereka. Kata pengantar dalam buku Budi Pekerti Di Zi Gui menyatakan bahwa :
"Konfusius dalam Kitab I-Ching menyatakan keluarga akan sukses bilamana kebajikan yang diajarkan kedua orangtua benar-benar dijalankan oleh mereka, bukan hanya teoritis, demikianlah maka didikan keluarga menjadi terarah.
Banyak orangtua pada saat tingkah laku dan perkataan anak mereka bermasalah, tidak melihat itu adalah kesalahan diri sendiri, tidak sadar bahwasanya diri sendiri yang harus memperbaiki diri, malah mempermasalahkan hal-hal yang tidak relevan, makanya masalah keluarga tidak dapat teratasi dengan baik.
Oleh sebab itu Dizigui harus dipelajari oleh seluruh anggota keluarga demi tercapainya kebahagiaan dan keharmonisan keluarga."
Pengajar Di Zi Gui bernama Fen Xin Ming juga menyatakan, "Jawaban yang kami berikan kepada orangtua yang menginginkan putra-putri mereka untuk tumbuh menjadi manusia yang baik, pandai, dan berguna: pelajarilah Di Zi Gui sendiri kemudian buatlah putra-putrimu mempelajarinya."
Naskah Di Zi Gui
弟子规 ○ 总 叙
Dì zǐ guī - zǒng xù ( Berkumpul untuk membacakan Di Zi Gui)
弟子规 圣人训 首孝弟 次谨信 (dì zǐ guī, shèng rén xùn, shǒu xiào tì, cì jǐn xìn)
Pedoman menjadi murid dan anak yang baik, berdasarkan pada ajaran orang bijak. Mengutamakan bakti (pada orang tua) dan kasih sayang (pada kakak-adik), kemudian berwaspada diri dan bisa diandalkan.
泛爱众 而亲仁 有余力 则学文 (fàn ài zhòng, ér qīn rén, yǒu yú lì, zé xué wén)
Mencurahkan cinta kasih kepada sesama, membina hubungan baik dengan para budiman. Bila masih ada kemampuan dan kesempatan, lanjutkan ilmu kesusateraan dan keahlian (ilmu lain yang bermanfaat).
Bersambung Ke : Naskah Di Zi Gui, Bab I Bakti
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar