Sewaktu Bao Zheng ( 包拯 ) menjabat
di Khai Fung, namanya tersohor sebagai pejabat yang bersih. Walaupun dalam
kehidupannya ini telah menyidangkan begitu banyak kasus yang aneh – aneh,
namun yang paling tidak bisa dilupakan beliau adalah kasus yang tertera di
bawah ini.
Pada saat itu ada seorang rakyat yang bernama Li Cie An, yang istrinya telah lama meninggal.
Dia memiliki seorang anak yang masih kecil yang bernama Cing Wen. Suatu waktu dia merasa bahwa hidupnya sudah tidak lama lagi, karena dirinya sudah penyakitan, maka dia menitipkan semua tabungannya kepada kawan baiknya yang bernama Chang Hui Ming, totalnya sebanyak ratusan Liang emas putih.
Setelah Li Cing Wen dewasa, Hui Ming lalu menyerahkan emas putih itu sebanyak ratusan Liang kepadanya. Tak disangka, Cing Wen malahan tidak mau menerimanya, alasannya karena dalam surat wasiat ayahnya tak menyinggung akan masalah uang tersebut, sehingga dia tidak boleh tamak untuk mengambil uang demikian yang tidak jelas ujung pangkalnya.
Hui Ming beranggapan bahwa jika seseorang yang telah dipercaya orang untuk menerima titipan, maka titipan kawan tersebut tidak boleh diambil dan seharusnya di kembalikan. Akhirnya masalah ini mereka adukan ke pengadilan dan memohon pada Bao Zheng untuk memutuskannya.
Bao Zheng ( 包拯 ) menjadi heran dan tak disangkanya bahwa di dalam dunia ini masih ada orang yang sedemikian jujurnya dan tidak tamak akan harta. Jika harta ini diberikan pada salah satu pihak diantara mereka, maka mereka pasti akan menolaknya.
Disamping Bao Zheng memuji kejujuran dan kebesaran jiwa mereka yang sedemikian tulusnya, terakhirnya dia hanya memberikan saran agar uang tersebut disumbangkan ke kas negara sebagai dana untuk bantuan bencana. Pada saat itu, barulah dua orang itu saling bergandengan tangan keluar.
Orang dulu memang mempunyai moral yang jujur dan memiliki kebesaran jiwa, tak tamak akan hal yang bukan miliknya, maka sudah sepantasnya kita meneladani moral tersebut.
Pada saat itu ada seorang rakyat yang bernama Li Cie An, yang istrinya telah lama meninggal.
Dia memiliki seorang anak yang masih kecil yang bernama Cing Wen. Suatu waktu dia merasa bahwa hidupnya sudah tidak lama lagi, karena dirinya sudah penyakitan, maka dia menitipkan semua tabungannya kepada kawan baiknya yang bernama Chang Hui Ming, totalnya sebanyak ratusan Liang emas putih.
Setelah Li Cing Wen dewasa, Hui Ming lalu menyerahkan emas putih itu sebanyak ratusan Liang kepadanya. Tak disangka, Cing Wen malahan tidak mau menerimanya, alasannya karena dalam surat wasiat ayahnya tak menyinggung akan masalah uang tersebut, sehingga dia tidak boleh tamak untuk mengambil uang demikian yang tidak jelas ujung pangkalnya.
Hui Ming beranggapan bahwa jika seseorang yang telah dipercaya orang untuk menerima titipan, maka titipan kawan tersebut tidak boleh diambil dan seharusnya di kembalikan. Akhirnya masalah ini mereka adukan ke pengadilan dan memohon pada Bao Zheng untuk memutuskannya.
Bao Zheng ( 包拯 ) menjadi heran dan tak disangkanya bahwa di dalam dunia ini masih ada orang yang sedemikian jujurnya dan tidak tamak akan harta. Jika harta ini diberikan pada salah satu pihak diantara mereka, maka mereka pasti akan menolaknya.
Disamping Bao Zheng memuji kejujuran dan kebesaran jiwa mereka yang sedemikian tulusnya, terakhirnya dia hanya memberikan saran agar uang tersebut disumbangkan ke kas negara sebagai dana untuk bantuan bencana. Pada saat itu, barulah dua orang itu saling bergandengan tangan keluar.
Orang dulu memang mempunyai moral yang jujur dan memiliki kebesaran jiwa, tak tamak akan hal yang bukan miliknya, maka sudah sepantasnya kita meneladani moral tersebut.
Tidak ada komentar:
Write komentar