Hukum
kehidupan, mengajarkan kita ada awal / tercipta dan ada akhir / musnah.
Siapapun yang melawan / bertentangan dengan hukum ini maka usahanya akan
sia-sia, lelah, putus asa dan menyesal.
Misalnya, kita harus mulai menanam di musim Semi, tetapi jika kita menanam di musim dingin, maka PASTI usahanya akan sia-sia.
Dikisahkan ada seorang Professor ternama, yang hidupnya sangat bahagia sehingga ingin sekali bisa hidup kekal abadi. Dia melakukan percobaan (eksperimen) untuk menemukan suatu ramuan agar bisa hidup kekal abadi.
Singkat cerita, si Professor berhasil menemukannya dan dia buktikan sendiri. Ketika usianya sudah mencapai 80 tahunan, semua keluarga dan teman-temannya yang seangkatan dengannya, satu persatu meninggal dunia. Saat itu, dia sedang senang / bangga karena sudah menemukan ramuan untuk hidup kekal abadi.
Namun setelah dia menjalanin hidup hingga 10 generasi, dimana usianya sekitar 800 an tahun, dia mulai merasa jenuh dan kesepian. Hidup ini sudah tidak menarik lagi.
Dia mulai menyadari bahwa “HIDUP BERMAKNA ITU, ADA BATASANNYA”. Akhirnya, dia menyesal dan mencari ramuan baru agar bisa segera meninggal dunia.
Hidup ini ada batasannya dan isilah dengan hal-hal yang bermakna. Lebih baik hidup 1 hari PENUH dengan KEBAJIKAN dari pada hidup ratusan tahun tetapi selalu berbuat jahat...!
Misalnya, kita harus mulai menanam di musim Semi, tetapi jika kita menanam di musim dingin, maka PASTI usahanya akan sia-sia.
Dikisahkan ada seorang Professor ternama, yang hidupnya sangat bahagia sehingga ingin sekali bisa hidup kekal abadi. Dia melakukan percobaan (eksperimen) untuk menemukan suatu ramuan agar bisa hidup kekal abadi.
Singkat cerita, si Professor berhasil menemukannya dan dia buktikan sendiri. Ketika usianya sudah mencapai 80 tahunan, semua keluarga dan teman-temannya yang seangkatan dengannya, satu persatu meninggal dunia. Saat itu, dia sedang senang / bangga karena sudah menemukan ramuan untuk hidup kekal abadi.
Namun setelah dia menjalanin hidup hingga 10 generasi, dimana usianya sekitar 800 an tahun, dia mulai merasa jenuh dan kesepian. Hidup ini sudah tidak menarik lagi.
Dia mulai menyadari bahwa “HIDUP BERMAKNA ITU, ADA BATASANNYA”. Akhirnya, dia menyesal dan mencari ramuan baru agar bisa segera meninggal dunia.
Hidup ini ada batasannya dan isilah dengan hal-hal yang bermakna. Lebih baik hidup 1 hari PENUH dengan KEBAJIKAN dari pada hidup ratusan tahun tetapi selalu berbuat jahat...!
Tidak ada komentar:
Write komentar