|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Sabtu, 21 September 2013

Membagi Kerbau Warisan

 

Pada zaman dahulu kala hiduplah seorang duda dengan tiga orang anak yang sudah menginjak dewasa. Duda itu terbilang cukup kaya di desanya. Ia memiliki rumah, tanah, dan 19 ekor kerbau. 

Suatu saat duda tersebut mengalami sakit keras, bahkan tipis harapan untuk sembuh. Merasa ajalnya sudah dekat, sang duda memanggil ketiga anaknya untuk diberi wasiat berupa pembagian harta warisan, terutama kesembilan belas kerbaunya. 

Kepada anak sulung, sang ayah berpesan bahwa dia akan memperoleh setengah dari jumlah kerbaunya. Sedangkan anak yang kedua akan memperoleh seperempat dari jumlah kerbau, dan anak bungsu akan memperoleh seperlima dari jumlah kerbau yang duda itu miliki. Tak lama kemudian duda itu pun meninggal.

Setelah bapaknya dimakamkan dan situasi mulai tenang, ketiga ahli waris itu lantas mengadakan rapat guna membagi 19 ekor kerbau peninggalan ayahnya. Kesembilan belas kerbau tersebut akan dibagikan sesuai dengan amanat almarhum ayahnya. 

Akan tetapi, mereka baru sadar dan menemukan keganjilan, bahwa masing-masing mereka akan mendapatkan bagian kerbau yang tidak utuh. Dari hasil pembagian tersebut, anak sulung menerima setengah dari 19 ekor kerbau, yakni sembilan setengah ekor. Demikian pula dengan anak kedua, dia akan menerima empat tiga perempat ekor. Sedangkan si bungsu akhirnya akan menerima tiga koma delapan ekor kerbau.

Mereka menjadi bingung, tidak tahu bagaimana cara membagi kerbau-kerbau itu. Dalam kebingungan itu, ego mereka masing-masing lalu muncul. Semua menginginkan kerbau diterima utuh tanpa terpotong-potong. Si sulung menuntut lebih, mengingat dia adalah pewaris utama, sementara adik-adiknya pun tidak mau mengalah.

Tidak jauh dari rumah mereka, sebenarnya tinggal paman mereka yang tergolong miskin. Tidak memiliki tanah luas dan hanya memiliki seekor kerbau warisan dari ayahnya dulu. Itu pun sudah sangat kurus dan tidak terawat. 

Akibat kehidupannya yang miskin itu, sang paman jarang sekali diperhatikan oleh keluarga almarhum duda kaya itu, apalagi perhatian dari ketiga keponakannya. Namun demikian, berita mengenai pertentangan ketiga keponakannya dalam membagi sembilan belas ekor kerbau itu sampai juga ke telinganya.

Setelah mengetahui titik permasalahannya, dia lalu menemui ketiga keponakannya, dan dengan hati yang tulus dia berkata kepada ketiganya, “Ambillah kerbau paman yang satu-satunya ini, mungkin berguna untuk memecahkan masalah kalian bertiga.”

“Wah, ide yang bagus! Kalau begitu, supaya adil, sekalian saja paman yang membagikannya untuk kami,” sahut si sulung dengan mantap.

Dengan senang hati, sang paman bersedia untuk membantu membagi kerbau warisan itu. Ditambah satu ekor kerbau miliknya, jumlah kerbau sekarang menjadi 20 ekor. Sesuai dengan porsi pembagian yang telah diwasiatkan sang ayah, maka si sulung memperoleh setengah dari 20 ekor kerbau, yakni sepuluh ekor. Adiknya memperoleh seperempat dari 20 ekor kerbau, yakni lima ekor. Sementara si bungsu memperoleh seperlima dari 20 ekor kerbau, yakni empat ekor.

“Apakah kalian puas dan merasa adil dengan apa yang telah kalian terima?” tanya sang paman.

“Sangat puas, Paman!” sahut ketiga keponakannya.

“Sesuai wasiat ayah kalian, sekarang kalian masing-masing sudah mendapatkan bagian yang utuh yaitu 10, 5, dan 4 ekor kerbau. Jadi, total jumlah kerbau yang dibagi adalah 19 ekor, sedangkan kerbau yang ada adalah 20 ekor. Berarti ada sisa satu ekor kerbau lagi. Bukan sulap kan. Nah, yang seekor ini paman bawa pulang lagi, ya.” pinta sang paman dengan tersenyum.
Ternyata dengan memberi, kita tidak akan kehilangan, bahkan memperoleh kemuliaan ( Walau dalam kasus ini si Bapak miskin itu bisa jadi tidak berharap apa pun, karena ikhlas menjadi bagian dari solusi) Yuk kita PRAKTEKkan secara NYATA ya..


Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.

Tidak ada komentar:
Write komentar