Kebajikan ( De 德 ) - Satu lagi kisah anak berbakti Guo Shijun yang tentu akan menggetarkan hati Anda dan yang perlu kita contoh semangatnya. Di mana seorang anak muda tak hanya memikirkan impiannya untuk berprestasi, tapi sepanjang hidupnya digunakan untuk merawat ayah yang lumpuh dan ibu yang cacat mental.
Jaman sekarang tak banyak pemuda yang seperti Guo Shijun. Masa muda seringkali membuat kita meninggalkan orang tua, namun tidak bagi pemuda ini. Dia bahkan tak meninggalkan orang tuanya saat mereka tak berdaya, dan tetap meraih cita-cita sambil tetap menjalankan aktivitas kuliahnya tanpa putus asa.
Pemuda ini membawa sang ayah untuk tinggal di asrama kampusnya agar lebih mudah merawatnya, tanpa dia harus bepergian jauh.
Hebatnya, pemuda bernama Guo Shijun ini berhasil mendapatkan beasiswa di sebuah universitas ternama di China. Dia membujuk pihak universitas untuk mengizinkan ayahnya tinggal bersamanya di asrama selama dia menyelesaikan studinya.
Terkesan dengan dedikasi Shijun terhadap orangtuanya, pihak kampus akhirnya mengizinkan dia membawa ayahnya ke asrama kampus demi meringankan bebannya. Shijun pun memboyong ayahnya dan membangun tempat tidur khusus bagi ayahnya yang tidak bisa berjalan agar bisa leluasa bergerak.
Seperti dilansir Daily Mail, Rabu (22/1/2014), Shijun berasal dari keluarga miskin dan memiliki masa kecil yang keras. Ibunya mengalami gangguan mental semenjak dia kecil dan kini menderita radang selaput otak. Sejak kecil, Shijun sudah diharuskan merawat sang ibu bersama ayahnya. Namun dia tetap berprestasi di sekolah.
Kondisi semakin memburuk ketika ayahnya mengalami kecelakaan saat bekerja. Sang ayah terjatuh dari ketinggian 15 meter hingga mengalami kelumpuhan permanen dari pinggang ke bawah. Kakek dan nenek Shijun pun mengambil alih tugas merawat ibunya, namun mereka tidak bisa sekaligus merawat ayah Shijun.
Shijun memutuskan untuk menyewa sebuah ruang kecil di dekat asrama kampusnya dan memindahkan ayahnya ke sana. Dengan kondisi ini, Shijun tidak perlu bolak-balik memeriksa kondisi sang ayah di sela-sela kuliah.
Untuk membiayai kuliahnya, Shijun meminjam uang dari teman dan kerabatnya. Banyak pengeluaran yang harus ditanggungnya, termasuk biaya makan dan perawatan sang ayah. Namun kemudian dia mendapat beasiswa sehingga beban hidupnya lebih ringan.
Saat ditanya soal pengalaman hidupnya, Shijun hanya berkata: "Saya tidak bisa berkata hidup itu mudah, tapi satu-satunya jalan keluar dari masalah adalah dengan bekerja keras sehingga saya tidak perlu mengeluh."
"Saya pikir setelah saya lulus semuanya akan bertambah baik," tandasnya.
Jaman sekarang tak banyak pemuda yang seperti Guo Shijun. Masa muda seringkali membuat kita meninggalkan orang tua, namun tidak bagi pemuda ini. Dia bahkan tak meninggalkan orang tuanya saat mereka tak berdaya, dan tetap meraih cita-cita sambil tetap menjalankan aktivitas kuliahnya tanpa putus asa.
Pemuda ini membawa sang ayah untuk tinggal di asrama kampusnya agar lebih mudah merawatnya, tanpa dia harus bepergian jauh.
Hebatnya, pemuda bernama Guo Shijun ini berhasil mendapatkan beasiswa di sebuah universitas ternama di China. Dia membujuk pihak universitas untuk mengizinkan ayahnya tinggal bersamanya di asrama selama dia menyelesaikan studinya.
Terkesan dengan dedikasi Shijun terhadap orangtuanya, pihak kampus akhirnya mengizinkan dia membawa ayahnya ke asrama kampus demi meringankan bebannya. Shijun pun memboyong ayahnya dan membangun tempat tidur khusus bagi ayahnya yang tidak bisa berjalan agar bisa leluasa bergerak.
Seperti dilansir Daily Mail, Rabu (22/1/2014), Shijun berasal dari keluarga miskin dan memiliki masa kecil yang keras. Ibunya mengalami gangguan mental semenjak dia kecil dan kini menderita radang selaput otak. Sejak kecil, Shijun sudah diharuskan merawat sang ibu bersama ayahnya. Namun dia tetap berprestasi di sekolah.
Kondisi semakin memburuk ketika ayahnya mengalami kecelakaan saat bekerja. Sang ayah terjatuh dari ketinggian 15 meter hingga mengalami kelumpuhan permanen dari pinggang ke bawah. Kakek dan nenek Shijun pun mengambil alih tugas merawat ibunya, namun mereka tidak bisa sekaligus merawat ayah Shijun.
Shijun memutuskan untuk menyewa sebuah ruang kecil di dekat asrama kampusnya dan memindahkan ayahnya ke sana. Dengan kondisi ini, Shijun tidak perlu bolak-balik memeriksa kondisi sang ayah di sela-sela kuliah.
Untuk membiayai kuliahnya, Shijun meminjam uang dari teman dan kerabatnya. Banyak pengeluaran yang harus ditanggungnya, termasuk biaya makan dan perawatan sang ayah. Namun kemudian dia mendapat beasiswa sehingga beban hidupnya lebih ringan.
Saat ditanya soal pengalaman hidupnya, Shijun hanya berkata: "Saya tidak bisa berkata hidup itu mudah, tapi satu-satunya jalan keluar dari masalah adalah dengan bekerja keras sehingga saya tidak perlu mengeluh."
"Saya pikir setelah saya lulus semuanya akan bertambah baik," tandasnya.
Betapa besar bakti seorang anak di China ini, ia dengan sabar merawat sang ayah yang lumpuh dari pingang ke bawah di sela-sela kuliahnya. Patut ditiru!
Semoga kisah diatas bisa menjadi inspirasi semangat, dan menjadi teladan kita dalam
berbakti dimana dalam hal ini mengingatkan kita bahwa dibalik setiap
kesulitan kita masih ada orang lain yang lebih sullit lagi, namun mereka tetap
tabah dan tegar dalam mengarungi hidup ini. Salam kebajikan
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat dan menurut Anda bisa mengilhami orang untuk menjadi baik dan berbuat
kebajikan, maka anda dipersilahkan untuk
mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ); Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar