Kebajikan ( De 德 ) - Mendidik anak adalah cara untuk mengajak
dan memotivasi anak anda dalam menciptakan lingkungan yang positif dan
yang utama dalam memberikan pengenalan norma dan wawasan sehingga
membentuk pribadi, sikap mental dan akhlak yang lebih baik. Kita sebagai
orangtua juga harus tahu apa yang harus kita hindari dalam memberi
pendidkan pada anak.
Mendominasi
Mungkin
ini masalah yang sudah biasa, banyak orangtua selalu menunjukkan
sikap menguasai dalam menghadapi anak. Menurut pakar terkait : secara
martabat orangtua dan anak itu sederajad. Jika orangtua selalu
menganggap dirinya sebagai kepala keluarga, meskipun kritikan orangtua
ada kalanya 100% benar, anak-anak juga akan nurut. Dengan demikian, ahli
terkait menyarankan : para orangtua sebaiknya berjongkok untuk bicara
dengan anak-anak, sebab dengan begitu perasaan semuanya akan menjadi
lebih baik.
Menyalahkan
Bagaimanapun
juga anak tetaplah anak yang masih kecil, ketika dia dilecehkan,
misalnya dalam mengerjakan sesuatu hasilnya tidak memuaskan, seperti
menggambar atau tidak berhasil melempar bola (olahraga baseball), orang
tua tidak seharusnya bersikap keras terhadap mereka, jika orang tua
selalu bersikap keras terhadap anak, "kau masih jauh dari harapan," maka
tanpa disadari telah melukai harga diri mereka (anak-anak).
Kerap Memuji
Jangan
kira apresiasi pendidikan itu adalah terus menerus memuji anak,
sebenarnya ini adalah pemahaman yang salah. Dalam taraf yang lebih
luasnya ditujukan pada pemahaman dan dorongan (semangat) kepada
anak-anak. Pujian yang berlebihan dan tak berarti hanya akan membuat
sang anak menjadi sombong dan puas diri.
Karena terbiasa mendengar
kata-kata pujian dari orangtua, besar kemungkinan setelah terjun ke
masyarakat mereka hanya bisa mendengar kata-kata yang baik, tidak tahan
dengan komentar kririk tentang dirinya. Sehingga dengan demikian akan
mudah mengalami kegagalan dalam hidupnya kelak.
Banyak Pembatasan
Dunia
di mata anak-anak tidak mungkin sama dengan dunia dalam pandangan
orangtua. Pembatasan dari orang tua yang berlebihan hanya akan membuat
anak-anak merasa terbelenggu, dan ini adalah hal yang paling tidak
disukai anak-anak.
Perhatian yang Berlebihan
"Siapa
yang nelepon hari ini?" "Apa yang dicatat dalam buku harian dan
sebagainya." Orang tua selalu ingin tahu setiap detailnya, perlu
diketahui bahwa perhatian atau kekhawatiran yang berlebihan hanya akan
membuat si anak menjadi antipati. Anak akan merasa dunianya selalu
dicampuri orangtua, kehidupan pribadinya dibatasi, sehingga kehilangan
kesempatan mengembangkan bakatnya, bahkan mengakibatkan pembrontakan
diri.
Menyangkal Sepenuhnya
Ketika
mengkritik anak, kesalahan yang kerap dilakukan sejumlah orangtua
adalah kritikan yang berlebihan, misalnya "kamu selalu berbohong,"
"dalam keluarga kita mana ada yang begitu bodoh seperti kamu" dan
kritikan pedas lainnya, kata-kata seperti ini pasti akan menimbulkan
kebencian dari anak-anak, sehingga akibatnya menolak menerima kritik,
bahkan menimbulkan pikiran yang kalut.
Tidak Membedakan Benar dan Salah
"Anak
ini hampir mengejar ayahnya dalam hal menenggak minuman keras." Apa
maksud kata-kata ini sebenarnya, memuji si anak atau justru
mengkritiknya? Mungkin dalam pemahaman anak-anak, unsur pujian lebih
banyak daripada kritik! Jadi, ketika orangtua mengkritik anak-anak
sebaiknya mempertimbangkan hal itu sebagaimana adanya, sekaligus agar si
anak tahu di mana letak kesalahnnya.
Membandingkan Orang Lain
Adalah
hal yang wajar jika sesekali membandingkan anak sendiri dengan
anak-anak lain yang seusia, namun, orang tua lebih condong melihat
keunggulan anak orang lain. Jadi, bagaimana akan menghasilkan efek yang
baik jika mendidik dengan cara seperti ini.
Tak Mengajarkan Anak Mandiri
Ada
banyak orang tua yang tidak membiarkan anaknya melakukan segala
sesuatu, tidak membiarkan anaknya memiliki hak untuk memutuskan sendiri,
alasannya karena khawatir hasil kerja sang anak tidak memuaskan atau
mencegah rasa sedih anak jika mengalami kegagalan.
Namun, Anak-anak
bagaimana bisa memetik pelajaran dari kesalahan jika tidak pernah
mengalami kegagalan. Apalagi, pada suatu hari kelak, sang anak
bagaimananpun juga harus menghadapi pilihan-pilihan penting dalam
hidupnya, jika sekarang tidak dibimbing dengan berbagai ketrampilan
kepadanya, maka dia lebih tidak akan bisa memastikan masa depannya
sendiri.
Tak Memberi Tauladan
Banyak
orangtua yang tidak memberi contoh yang baik dulu saat mendidik
anak-anak, ketika anak-anak meniru perilaku orangtua yang tidak
sepantasnya, orangtua lantas menyalahkannya. Memberi pelajaran baik
dengan kata-kata maupun dengan teladan diri, jika tidak ada contoh yang
baik. Kata-kata juga menjadi tidak berarti, karena itu, berikan contoh
yang baik bagi anak-anak, baru bisa berperan sebagai
tauladan. Salam kebajikan (Secretchina/Jhoni/Yant)
Tidak ada komentar:
Write komentar