|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Kamis, 30 Januari 2014

Pantangan dalam Mendidik Anak

 


Kebajikan ( De 德 ) -  Mendidik anak adalah cara untuk mengajak dan memotivasi anak anda dalam menciptakan lingkungan yang positif dan yang utama dalam memberikan pengenalan norma dan wawasan sehingga membentuk pribadi, sikap mental dan akhlak yang lebih baik. Kita sebagai orangtua juga harus tahu apa yang harus kita hindari dalam memberi pendidkan pada anak.

Mendominasi

Mungkin ini masalah yang sudah biasa, banyak orangtua selalu menunjukkan sikap menguasai dalam menghadapi anak. Menurut pakar terkait : secara martabat orangtua dan anak itu sederajad. Jika orangtua selalu menganggap dirinya sebagai kepala keluarga, meskipun kritikan orangtua ada kalanya 100% benar, anak-anak juga akan nurut. Dengan demikian, ahli terkait menyarankan : para orangtua sebaiknya berjongkok untuk bicara dengan anak-anak, sebab dengan begitu perasaan semuanya akan menjadi lebih baik.

Menyalahkan

Bagaimanapun juga anak tetaplah anak yang masih kecil, ketika dia dilecehkan, misalnya dalam mengerjakan sesuatu hasilnya tidak memuaskan, seperti menggambar atau tidak berhasil melempar bola (olahraga baseball), orang tua tidak seharusnya bersikap keras terhadap mereka, jika orang tua selalu bersikap keras terhadap anak, "kau masih jauh dari harapan," maka tanpa disadari telah melukai harga diri mereka (anak-anak).

Kerap Memuji

Jangan kira apresiasi pendidikan itu adalah terus menerus memuji anak, sebenarnya ini adalah pemahaman yang salah. Dalam taraf yang lebih luasnya ditujukan pada pemahaman dan dorongan (semangat) kepada anak-anak. Pujian yang berlebihan dan tak berarti hanya akan membuat sang anak menjadi sombong dan puas diri. 

Karena terbiasa mendengar kata-kata pujian dari orangtua, besar kemungkinan setelah terjun ke masyarakat mereka hanya bisa mendengar kata-kata yang baik, tidak tahan dengan komentar kririk tentang dirinya. Sehingga dengan demikian akan mudah mengalami kegagalan dalam hidupnya kelak.

Banyak Pembatasan

Dunia di mata anak-anak tidak mungkin sama dengan dunia dalam pandangan orangtua. Pembatasan dari orang tua yang berlebihan hanya akan membuat anak-anak merasa terbelenggu, dan ini adalah hal yang paling tidak disukai anak-anak.

Perhatian yang Berlebihan

"Siapa yang nelepon hari ini?" "Apa yang dicatat dalam buku harian dan sebagainya." Orang tua selalu ingin tahu setiap detailnya, perlu diketahui bahwa perhatian atau kekhawatiran yang berlebihan hanya akan membuat si anak menjadi antipati. Anak akan merasa dunianya selalu dicampuri orangtua, kehidupan pribadinya dibatasi, sehingga kehilangan kesempatan mengembangkan bakatnya, bahkan mengakibatkan pembrontakan diri.

Menyangkal Sepenuhnya

Ketika mengkritik anak, kesalahan yang kerap dilakukan sejumlah orangtua adalah kritikan yang berlebihan, misalnya "kamu selalu berbohong," "dalam keluarga kita mana ada yang begitu bodoh seperti kamu" dan kritikan pedas lainnya, kata-kata seperti ini pasti akan menimbulkan kebencian dari anak-anak, sehingga akibatnya menolak menerima kritik, bahkan menimbulkan pikiran yang kalut.

Tidak Membedakan Benar dan Salah
"Anak ini hampir mengejar ayahnya dalam hal menenggak minuman keras." Apa maksud kata-kata ini sebenarnya, memuji si anak atau justru mengkritiknya? Mungkin dalam pemahaman anak-anak, unsur pujian lebih banyak daripada kritik! Jadi, ketika orangtua mengkritik anak-anak sebaiknya mempertimbangkan hal itu sebagaimana adanya, sekaligus agar si anak tahu di mana letak kesalahnnya.

Membandingkan Orang Lain

Adalah hal yang wajar jika sesekali membandingkan anak sendiri dengan anak-anak lain yang seusia, namun, orang tua lebih condong melihat keunggulan anak orang lain. Jadi, bagaimana akan menghasilkan efek yang baik jika mendidik dengan cara seperti ini.

Tak Mengajarkan Anak Mandiri

Ada banyak orang tua yang tidak membiarkan anaknya melakukan segala sesuatu, tidak membiarkan anaknya memiliki hak untuk memutuskan sendiri, alasannya karena khawatir hasil kerja sang anak tidak memuaskan atau mencegah rasa sedih anak jika mengalami kegagalan. 

Namun, Anak-anak bagaimana bisa memetik pelajaran dari kesalahan jika tidak pernah mengalami kegagalan. Apalagi, pada suatu hari kelak, sang anak bagaimananpun juga harus menghadapi pilihan-pilihan penting dalam hidupnya, jika sekarang tidak dibimbing dengan berbagai ketrampilan kepadanya, maka dia lebih tidak akan bisa memastikan masa depannya sendiri.

Tak Memberi Tauladan

Banyak orangtua yang tidak memberi contoh yang baik dulu saat mendidik anak-anak, ketika anak-anak meniru perilaku orangtua yang tidak sepantasnya, orangtua lantas menyalahkannya. Memberi pelajaran baik dengan kata-kata maupun dengan teladan diri, jika tidak ada contoh yang baik. Kata-kata juga menjadi tidak berarti, karena itu, berikan contoh yang baik bagi anak-anak, baru bisa berperan sebagai tauladan. Salam kebajikan (Secretchina/Jhoni/Yant)

Tidak ada komentar:
Write komentar