Kebajikan ( De 德 ) - Orang Bijak dan para pemuka agama telah sering mengajarkan pentingnya untuk mengendalikan lidah. Salah satu caranya adalah dengan tidak menyebarluaskan atau membicarakan masalah atau keburukan seseorang pada orang lain yang tak perlu mengetahuinya.
Jika saudara kita berbuat salah, kita diminta untuk menegurnya dengan kasih, bukan mempergunjingkannya. Tapi kadang apa yang terjadi di masyarakat sekarang sudah tidak sesuai dengan yang kita dengarkan.
Saat ini kita sedang hidup di tengah dunia yang begitu mudah
membicarakan masalah dan keburukan orang lain. Lihat saja
tayangan televisi atau ambillah lembaran koran, maka kita akan dengan
begitu mudah mendapati banyak liputan gosip yang tak sedap.
Hal ini tanpa sadar telah membuat kita jadi mulai terbiasa dan ikut terseret dalam arus kebiasaan itu. Betapa sering kita menilai seseorang hanya sebatas apa yang kita lihat dan kita ketahui.
Alih-alih mencari fakta yang sebenarnya, mendoakan, dan menjaga nama baik orang itu, tapi kita malah cenderung mempergunjingkannya. Hal Ini terjadi karena sudah berkurangnya keyakinan yang lurus dalam norma-norma moral sehingga menyebabkan rusaknya masyarakat. Seperti salah satu contoh kisah dibawah ini.
Charles Spurgeon dan istrinya suatu saat menjual telur ayam peliharaan mereka. Mereka benar-benar menjualnya, tidak memberikan secara cuma-cuma, bahkan kepada saudara atau kerabat dekat.
Beberapa orang menganggap mereka pelit. Suami-istri itu membiarkan saja berita itu beredar tanpa berusaha membela diri.
Akhirnya, terkuaklah apa yang sebenarnya terjadi. Ternyata hasil penjualan telur itu digunakan Spurgeon dan istrinya untuk menyokong hidup dua janda lanjut usia. Mereka bersepakat untuk menolong tanpa diketahui orang lain.
Nah, sebagai manusia, kita sepatutnya belajar menggunakan lidah untuk mengasihi, bukan untuk menyakiti satu sama lain.
LIDAH YANG TAK TERKENDALI MENDATANGKAN KEMATIAN. LIDAH YANG TERKENDALI MEMBUAHKAN KEHIDUPAN. Salam kebajikan (Sumber)
Hal ini tanpa sadar telah membuat kita jadi mulai terbiasa dan ikut terseret dalam arus kebiasaan itu. Betapa sering kita menilai seseorang hanya sebatas apa yang kita lihat dan kita ketahui.
Alih-alih mencari fakta yang sebenarnya, mendoakan, dan menjaga nama baik orang itu, tapi kita malah cenderung mempergunjingkannya. Hal Ini terjadi karena sudah berkurangnya keyakinan yang lurus dalam norma-norma moral sehingga menyebabkan rusaknya masyarakat. Seperti salah satu contoh kisah dibawah ini.
Charles Spurgeon dan istrinya suatu saat menjual telur ayam peliharaan mereka. Mereka benar-benar menjualnya, tidak memberikan secara cuma-cuma, bahkan kepada saudara atau kerabat dekat.
Beberapa orang menganggap mereka pelit. Suami-istri itu membiarkan saja berita itu beredar tanpa berusaha membela diri.
Akhirnya, terkuaklah apa yang sebenarnya terjadi. Ternyata hasil penjualan telur itu digunakan Spurgeon dan istrinya untuk menyokong hidup dua janda lanjut usia. Mereka bersepakat untuk menolong tanpa diketahui orang lain.
Nah, sebagai manusia, kita sepatutnya belajar menggunakan lidah untuk mengasihi, bukan untuk menyakiti satu sama lain.
LIDAH YANG TAK TERKENDALI MENDATANGKAN KEMATIAN. LIDAH YANG TERKENDALI MEMBUAHKAN KEHIDUPAN. Salam kebajikan (Sumber)
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat dan menurut Anda bisa mengilhami orang untuk menjadi baik dan berbuat kebajikan, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini; Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar