Kebajikan ( De 德 ) - Pernah hidup seorang janda mempunyai enam orang anak yang masih kecil-kecil. Dia hidup dalam kemiskinan karena hanya seorang diri harus mencari nafkah untuk membesarkan anak-anaknya.
Suatu hari janda
tersebut berpikir, "Jika saya dapat menggali sebuah sumur garam, maka
seluruh keluarga kami dapat hidup berkecukupan." Oleh sebab itu, dia
lalu memutuskan untuk menjual semua harta bendanya dan mencari orang
agar membantunya membuat sumur penghasil garam.
Seluruh
harta yang telah terjual, sebagian dijadikan modal, sebagian lagi untuk
mengupah para pekerja ahli sumur garam untuk melihat lahan yang cocok,
serta mengubahnya menjadi sumur.
Janda
yang baik hati itu setiap hari meladeni pekerja yang membuka sumur
dengan baik. Setiap hari membayar upah serta menyajikan lauk dan nasi
yang lumayan untuk mereka, sedangkan dia dan anak-anaknya berhemat,
hanya makan sekedarnya.
Pekerjaan itu
berlalu sangat lama, setiap hari pekerja yang diupah menggali namun
sama sekali tidak ada air yang keluar, semuanya hanya batu yang
berlapis-lapis, sedikit bayangan air garam pun juga tidak terlihat.
Pekerjaan yang sudah berlalu selama 3 bulan tersebut, dan hanya
menemukan batu-batuan saja, membuat pekerja juga merasa kecewa.
Pekerja
memberi saran kepada janda tersebut, "Nyonya, menurut kami tidak usah
digali lagi, jika kejadian ini berlanjut terus, bukan saja tidak ada air
garam, bahkan seluruh hartamu akan habis!"
Namun
Janda itu selalu optimis, tidak ingin menyerah, "Kalian bantu saya
menggali 3 hari lagi. Saya masih mempunyai beberapa bal kain, saya akan
menjualnya dan membayar upah kalian selama 3 hari. Jika dalam 3 hari
masih belum terlihat air garam, saya rela melepaskannya."
Selanjutnya
para pekerja menggali lagi selama 3 hari, tetapi sampai hari terakhir
masih tetap seperti biasa, hanya batu-batu yang terlihat.
Namun
pada saat itu, Janda masih dengan teguh berkata, "Saya masih memiliki
beberapa goni beras dan saya akan menjualnya, tolong kalian bantu gali
lagi selama 3 hari."
Para pekerja
melihat keteguhannya, akhirnya mereka melanjutkan menggali lagi selama 2
hari, tetapi masih tidak ada air garam yang keluar.
Sampai
pada hari terakhir, janda tersebut telah menjual semua harta bendanya
hingga tak tersisa, untuk membeli makan kepada pekerja saja sudah tidak
cukup lagi.
Setelah berpikir kembali
atas jerih payah selama ini yang dilakukan para pekerja tersebut,
meskipun tidak menemukan air garam, namun hari terakhir janda tersebut
masih ingin menjamu mereka dengan baik. Lalu dia melepaskan tusuk konde
emasnya untuk digadaikan, kemudian dia membeli daging dan arak untuk
menjamu dan berterima kasih kepada para pekerja tersebut.
"Selama
ini kalian telah bekerja dengan susah payah, walaupun tidak mendapatkan
sumber air garam, itu dikarenakan nasib saya yang malang, tidak ada
sangkut paut dengan kalian. Hari ini adalah hari terakhir, saya harus
mengucapkan terima kasih kepada kalian semua," kata janda itu, kemudian
dia membawa keluar lauk dan arak menjamu para pekerja.
Para
pekerja setelah tahu janda itu telah menggadaikan tusuk sanggul emasnya
hanya untuk memberi arak dan lauk buat menjamu mereka, membuat mereka semua
sangat terharu dan merasa bersalah. Lalu para pekerja itu berembuk
bersama bahwa akan membantu janda tersebut selama 3 hari lagi menggali sumur
tanpa perlu dibayar.
Jika dalam waktu
3 hari tersebut memang tidak ada air garam yang keluar, mereka juga
tidak bisa berbuat apa-apa lagi, hanya dengan demikian mereka dapat
membalas kebaikan hati dari janda miskin tersebut.
Setelah
menyampaikan niat mereka, keesokkan harinya mereka mulai bekerja lagi.
Tetapi setelah 2 hari menggali masih tidak ada air garam, sumur tersebut
makin lama makin dalam.
Pada hari
ketiga, para pekerja walaupun tidak menyimpan harapan besar, tetapi
mereka tetap berusaha bekerja untuk memenuhi janji mereka kepada janda
tersebut. Mereka menggali dan terus menggali, tiba-tiba air garam
mencuat keluar. Para pekerja dan keluarga janda tersebut sangat gembira,
mereka saling mengucapkan selamat.
Sumur
itu setelah digali sekian lama menjadi sumur yang sangat dalam, air
garam yang keluar juga sangat banyak, sehingga menjadi sumur garam yang
paling besar di daerah mereka. Sejak saat itu ibu dan anak-anaknya tidak
usah memikirkan uang dan bersusah payah mencari nafkah lagi, mereka
sekeluarga mengandalkan sumur garam itu untuk hidup dengan berkecukupan.
Suatu
pekerjaan yang dilakukan dengan ketulusan oleh kedua belah pihak akan
membawa berkah, masing-masing menjalankan tugasnya dengan ketulusan.(Sumber)
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat dan menurut Anda bisa mengilhami orang untuk menjadi baik dan berbuat kebajikan, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini; Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar