|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Senin, 10 Februari 2014

Sumur Emas

 


Kebajikan ( De 德 )Pernah hidup seorang janda mempunyai enam orang anak yang masih kecil-kecil. Dia hidup dalam kemiskinan karena hanya seorang diri harus mencari nafkah untuk membesarkan anak-anaknya.

Suatu hari janda tersebut berpikir, "Jika saya dapat menggali sebuah sumur garam, maka seluruh keluarga kami dapat hidup berkecukupan." Oleh sebab itu, dia lalu memutuskan untuk menjual semua harta bendanya dan mencari orang agar membantunya membuat sumur penghasil garam.

Seluruh harta yang telah terjual, sebagian dijadikan modal, sebagian lagi untuk mengupah para pekerja ahli sumur garam untuk melihat lahan yang cocok, serta mengubahnya menjadi sumur.

Janda yang baik hati itu setiap hari meladeni pekerja yang membuka sumur dengan baik. Setiap hari membayar upah serta menyajikan lauk dan nasi yang lumayan untuk mereka, sedangkan dia dan anak-anaknya berhemat, hanya makan sekedarnya.

Pekerjaan itu berlalu sangat lama, setiap hari pekerja yang diupah menggali namun sama sekali tidak ada air yang keluar, semuanya hanya batu yang berlapis-lapis, sedikit bayangan air garam pun juga tidak terlihat. Pekerjaan yang sudah berlalu selama 3 bulan tersebut, dan hanya menemukan batu-batuan saja, membuat pekerja juga merasa kecewa.

Pekerja memberi saran kepada janda tersebut, "Nyonya, menurut kami tidak usah digali lagi, jika kejadian ini berlanjut terus, bukan saja tidak ada air garam, bahkan seluruh hartamu akan habis!"

Namun Janda itu selalu optimis, tidak ingin menyerah, "Kalian bantu saya menggali 3 hari lagi. Saya masih mempunyai beberapa bal kain, saya akan menjualnya dan membayar upah kalian selama 3 hari. Jika dalam 3 hari masih belum terlihat air garam, saya rela melepaskannya."

Selanjutnya para pekerja menggali lagi selama 3 hari, tetapi sampai hari terakhir masih tetap seperti biasa, hanya batu-batu yang terlihat.

Namun pada saat itu, Janda masih dengan teguh berkata, "Saya masih memiliki beberapa goni beras dan saya akan menjualnya, tolong kalian bantu gali lagi selama 3 hari."

Para pekerja melihat keteguhannya, akhirnya mereka melanjutkan menggali lagi selama 2 hari, tetapi masih tidak ada air garam yang keluar.

Sampai pada hari terakhir, janda tersebut telah menjual semua harta bendanya hingga tak tersisa, untuk membeli makan kepada pekerja saja sudah tidak cukup lagi.

Setelah berpikir kembali atas jerih payah selama ini yang dilakukan para pekerja tersebut, meskipun tidak menemukan air garam, namun hari terakhir janda tersebut masih ingin menjamu mereka dengan baik. Lalu dia melepaskan tusuk konde emasnya untuk digadaikan, kemudian dia membeli daging dan arak untuk menjamu dan berterima kasih kepada para pekerja tersebut.

"Selama ini kalian telah bekerja dengan susah payah, walaupun tidak mendapatkan sumber air garam, itu dikarenakan nasib saya yang malang, tidak ada sangkut paut dengan kalian. Hari ini adalah hari terakhir, saya harus mengucapkan terima kasih kepada kalian semua," kata janda itu, kemudian dia membawa keluar lauk dan arak menjamu para pekerja.

Para pekerja setelah tahu janda itu telah menggadaikan tusuk sanggul emasnya hanya untuk memberi arak dan lauk buat menjamu mereka, membuat mereka semua sangat terharu dan merasa bersalah. Lalu para pekerja itu berembuk bersama bahwa akan membantu janda tersebut selama 3 hari lagi menggali sumur tanpa perlu dibayar.

Jika dalam waktu 3 hari tersebut memang tidak ada air garam yang keluar, mereka juga tidak bisa berbuat apa-apa lagi, hanya dengan demikian mereka dapat membalas kebaikan hati dari janda miskin tersebut.

Setelah menyampaikan niat mereka, keesokkan harinya mereka mulai bekerja lagi. Tetapi setelah 2 hari menggali masih tidak ada air garam, sumur tersebut makin lama makin dalam.

Pada hari ketiga, para pekerja walaupun tidak menyimpan harapan besar, tetapi mereka tetap berusaha bekerja untuk memenuhi janji mereka kepada janda tersebut. Mereka menggali dan terus menggali, tiba-tiba air garam mencuat keluar. Para pekerja dan keluarga janda tersebut sangat gembira, mereka saling mengucapkan selamat.

Sumur itu setelah digali sekian lama menjadi sumur yang sangat dalam, air garam yang keluar juga sangat banyak, sehingga menjadi sumur garam yang paling besar di daerah mereka. Sejak saat itu ibu dan anak-anaknya tidak usah memikirkan uang dan bersusah payah mencari nafkah lagi, mereka sekeluarga mengandalkan sumur garam itu untuk hidup dengan berkecukupan.

Suatu pekerjaan yang dilakukan dengan ketulusan oleh kedua belah pihak akan membawa berkah, masing-masing menjalankan tugasnya dengan ketulusan.(Sumber)


Jika anda merasa artikel ini bermanfaat dan menurut Anda bisa mengilhami orang untuk menjadi baik dan berbuat kebajikan, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini; Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.

Tidak ada komentar:
Write komentar