KEBAJIKAN ( De 德 ) - Orang-orang Tionghoa menekankan pentingnya kehidupan keluarga. Banyak keluarga tradisional mempunyai seperangkat prinsip yang menjadi misi dan panduan dalam hidup sehari-hari.
Tema terpenting yang ditekankan oleh prinsip itu adalah bakti kepada orangtua, hemat, rendah hati, bijak, toleran, menghormati orang yang lebih tua, mengembangkan diri, menahan diri, dan mendidik diri.
Prinsip keluarga menduduki tempat istimewa dalam warisan kebudayaan Tionghoa. Prinsip-prinsip ini membuktikan kepercayaan Tionghoa bahwa keluargalah, lebih dari sekolah atau masyarakat, yang menjadi batu penjuru pendidikan dan landasan untuk membangun karakter.
Selama Periode Musim Semi dan Gugur, ada seseorang bernama Song Lingzi. Dia hidup sangat miskin namun penuh arti dan bahagia. Sementara itu, ada seorang pria kaya bernama Wei Wenhou seringkali menertawakan hidup Song dan bahkan dengan nada menghina. Suatu hari Wei berkata pada Song, “Hidup Anda selalu miskin, apakah Anda menginginkannya seumur hidup?”
Song tidak menghiraukan sindiran Wei dan menatapnya beberapa saat. Dengan lembut Song berkata, “Anda tidak perlu mengkhawatirkan saya, dan biarkan saya menjelaskannya. Beberapa hari yang lalu, saya bermimpi seorang pria kaya yang memiliki 99 ternak domba, namun dia ingin menggenapkannya menjadi 100 ekor.
Orang kaya tersebut terus saja memikirkannya, namun dia tidak dapat menemukan seekor domba pun yang dijual. Akhirnya dia menemukan seorang tetangganya yang miskin memiliki seekor domba. Orang kaya ini pergi ke tetangganya dan memohon pada tetangga miskin itu untuk menjual padanya.”
Song melanjutkan, “Jika seseorang yang super kaya masih membutuhkan bantuan dari yang lain maka akan sangat sulit mengatakan siapa yang sebenarnya kaya dan siapa yang sebenarnya miskin.”
Akhirnya Song membuat kesimpulan, “Seorang yang kaya belum tentu benar-benar kaya, seorang yang miskin belum tentu benar-benar miskin.” Salam kebajikan
Tema terpenting yang ditekankan oleh prinsip itu adalah bakti kepada orangtua, hemat, rendah hati, bijak, toleran, menghormati orang yang lebih tua, mengembangkan diri, menahan diri, dan mendidik diri.
Prinsip keluarga menduduki tempat istimewa dalam warisan kebudayaan Tionghoa. Prinsip-prinsip ini membuktikan kepercayaan Tionghoa bahwa keluargalah, lebih dari sekolah atau masyarakat, yang menjadi batu penjuru pendidikan dan landasan untuk membangun karakter.
Selama Periode Musim Semi dan Gugur, ada seseorang bernama Song Lingzi. Dia hidup sangat miskin namun penuh arti dan bahagia. Sementara itu, ada seorang pria kaya bernama Wei Wenhou seringkali menertawakan hidup Song dan bahkan dengan nada menghina. Suatu hari Wei berkata pada Song, “Hidup Anda selalu miskin, apakah Anda menginginkannya seumur hidup?”
Song tidak menghiraukan sindiran Wei dan menatapnya beberapa saat. Dengan lembut Song berkata, “Anda tidak perlu mengkhawatirkan saya, dan biarkan saya menjelaskannya. Beberapa hari yang lalu, saya bermimpi seorang pria kaya yang memiliki 99 ternak domba, namun dia ingin menggenapkannya menjadi 100 ekor.
Orang kaya tersebut terus saja memikirkannya, namun dia tidak dapat menemukan seekor domba pun yang dijual. Akhirnya dia menemukan seorang tetangganya yang miskin memiliki seekor domba. Orang kaya ini pergi ke tetangganya dan memohon pada tetangga miskin itu untuk menjual padanya.”
Song melanjutkan, “Jika seseorang yang super kaya masih membutuhkan bantuan dari yang lain maka akan sangat sulit mengatakan siapa yang sebenarnya kaya dan siapa yang sebenarnya miskin.”
Akhirnya Song membuat kesimpulan, “Seorang yang kaya belum tentu benar-benar kaya, seorang yang miskin belum tentu benar-benar miskin.” Salam kebajikan
Tidak ada komentar:
Write komentar