|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Jumat, 29 Agustus 2014

Budaya Salam Soja (礼节)

 

  

KEBAJIKAN ( De 德 ) -  Salam Soja atau salam hangat, seperti anda berjabat tangan, atau memberi kesan " HI'. Atau membungkuk seperti budaya jepang. Salam soja memiliki makna dalam budaya Tionghoa. Makna didalam kandungan sebuah salam Soja, tak hanya soal menyapa tetapi ada hal yang mengandung arti yang sangat luas.

Tidak ada orang Tionghoa yang tidak tahu soja (atau sojah), yaitu memberi hormat dengan mengepalkan tangan kanan, lalu ditutup oleh tangan kiri. lalu diangkat ke depan kita sebagai tanda memberi hormat kepada lawan bicara. Sudah jelas ini hanya salah satu cara memberi penghormatan, yang tiap bangsa mempunyai cara sendiri-sendiri.

Dalam bahasa Mandarin, soja disebut gongshou yang dalam dialek Hokkian ada kiongchiu  (ejaan lama kiongtjhioe). Huruf bai yang dalam bahasa Tionghoa berarti juga memberi hormat, terdiri dari dua bagian bagian depan adalah tangan, dan bagian belakang garis tegak dengan empat goresan horiziontal paralel . Menurut orang-orang tua, ini menunjukkan bahwa soja ada 4 tingkatan.

l. Kalau tangan kita diangkat di bawah dada, berarti lawan kita adalah lebih muda dari kita.
2. Kalau tangan kita diangkat setinggi dada, lawan bicara sebaya/sederajat dengan kita.
3. Kalau tangan kita diangkat setinggi muka kita, lawan bicara lebih tinggi tingkatnya dari kita, misalnya orang tua.
4. Kalau tangan kita diangkat lebih tinggi dari kepala, itu adalah penghormatan kepada Tuhan.

Banyak yang sudah tidak paham, dalam tradisi orang Tionghoa penghormatan kepada Tuhan adalah penghormatan kepada yang tertinggi. Maka soja kitapun tidak boleh salah.

Dalam suatu upacara, sembahyang Tuhan memegang peranan penting, Tidak pakai sajian, paling pakai pohon tebu (tolong koreksi kalau salah), pakai lilin dan di depan pintu keluar. Apakah budaya aslinya pakai tebu? Saya tak tahu, sebab di Tiongkok sendiri, tebu hanya ada di selatan, bagaimana dengan orang utara?

Upacara menikah menjadi sah kalau kedua pengantin sudah melakukan upacara kepada Tuhan. Ingat film To Liong To, ketika Ciu Ci Jiak menikah dengan Thio Bu Ki, Tio Beng datang untuk mencegah, yaitu dengan cara mengajak Bu Ki pergi tepat sebelum mereka memberi penghormatan kepada Langit, yaitu kepada Tuhan. Biarpun sudah berpakaian pengantin, tamu sudah banyak, belum sah sebelum memberi penghormatan kepada Tuhan.

Contoh lain, ayah dan ibu Bu Ki, mereka berada di sebuah pulau kecil yang tidak berpenduduk, mereka menikah tanpa perjamuan, tanpa pakaian, tanpa apa-apa, tapi mereka menggunakan ranting pohon sebagai ganti hio dan berdua berlutut ke langit menyatakan sumpah menjadi suami isteri.

Menurut budaya Tionghoa itu cukup. Pakaian, pesta, tamu itu hanya menyatakan kegembiraan, mengundang tamu untuk menyatakan kegembiraan, orang tua sebagai saksi. Kalau sudah tak ada orang tua, maka alam dianggap sebagai saksi.

Kekeliruan besar kalau menganggap perkawinan adat Tionghoa tidak sah, karena tidak ada pemimpin agama yang mensahkan. Kepercayaan orang Tionghoa adalah tidak ada seorang manusiapun yang bisa mewakili Tuhan. Tuhan serba tahu, tak perlu mengangkat wakil yang berupa manusia. Kemampuan Tuhan tak dapat diukur oleh otak manusia.

Dalam ajaran salam soja dipemikiran filosofi Konfusius adalah :

Ren (仁) =  Kemanusiaan, cinta kasih

Yi (义) =  Adil

Li (礼)=  Tata krama , sopan santun

Zhi (智) = Memahami, arif bijaksana, memandang semua masalah dari segala sudut. so jangan disalah artiin itu zhi = pandai. Gak selalu itu.

Xin (信) =  Bisa dipercaya, semua tindakan sesuai dengan ucapan, bukan merugikan orang lain, menipu.

Shu (恕) =  Memaafkan, arti kata maaf ini luas, apa yang tidak ingin dilakukan oleh orang lain jangan kita lakukan juga bisa di kata Shu ini, tapi shu secara khusus diartikan memaafkan dan melupakan semuanya.

Zhong (忠) =  Setia, tidak plin plan, mengingat jasa-jasanya

Xiao (孝) =  Bakti, bakti itu luas, gak sekedar simpel mesti kata HAW atau Menjadi Anak yang berbakti kepada orang tua, guru dan Bangsa dan Negara.

Tapi bakti itu sikap menghargai jerih payah orang tua kita yang membesarkan serta merawat kita. Kalau kita bisa menghargai jerihpayah orang tua artinya kita bisa menghargai jerih payah orang lain pula.

Bakti kepada Guru, yang telah mendidik kita sampai menjadi orang. Bakti kepada negara, yang telah menjadi tempat dan tumpuan hidup kita.

Ti (悌) =  Menghargai teman, terutama yang lebih tua, tujuanya biar tercipta suatu
masyarakat yang harmonis.

Selain 8 poin diatas masih ada poin-poin lain seperti  RANG (让), YONG (勇).

Rang = Mengalah, memberikan kesempatan, memberi muka pada orang lain.
Yong = Keberanian yang tidak membabi buta, keberanian yang didasarin oleh ZHI

Tak hanya menyapa, dan memanjatkan pujian syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa, tetapi salam Soja juga dapat bermakna memaafkan segala perbuatan seseorang. Salam Soja menandakan kerendahan hati seseorang dalam menerima kesatunan dan etika dalam masyarakat. Salam kebajikan (Sumber)

Tidak ada komentar:
Write komentar