|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Minggu, 28 September 2014

Buku Kuno Ditemukan di Chongqing

 


KEBAJIKAN ( De 德 ) -  Sebuah buku kuno yang berada di perbatasan provinsi Hunan, Hubei, Guizhou dan kota Chongqing. Dalam waktu dua tahun belakangan ini tidak ada seorangpun yang mampu membaca buku kuno tersebut.

Surat kabar harian Chongqing mempublikasikan berita itu pada tanggal 15 Februari lalu berkenaan cerita Zhou Yongle, 38 tahun, penduduk di Youyang Tujia dan Kabupaten Otonomi Miao.

Pada musim dingin tahun 2006, Zhou sampai ke kota Yiju untuk membeli barang-barang antik. Dia membeli setumpuk buku-buku tua dari seorang petani dan membawanya ke rumah. Ketika dia sedang merapikan buku-buku tersebut, sebuah buku kuno yang dijahit menarik perhatiannya.

Buku kuno khusus tersebut dibuat lebih dari 20 lembar kulit yang biasanya digunakan di daerah Pegunungan Wuling. Karakter hurufnya ditulis vertikal di kulit beruang hampir menyerupai karakter tradisional aksara Tiongkok. Ditulis dengan kuas, tulisan tersebut rapi dan kuat. Dan yang lebih mengherankan lagi, dia tidak mengenal satupun huruf yang ditulis tersebut. Dia terkesima.

Dengan pengamatan yang lebih detail, Zhou Yongle menemukan adanya karakter huruf Tiongkok disamping setiap huruf yang tidak dapat dikenali tersebut. Karakter Tiongkok yang lebih kecil itu sepertinya berfungsi sebagai catatan kaki atau terjemahan. Menurut terjemahan dari karakter Tiongkok, buku tersebut seharusnya dinamakan sebagai Tiga Karakter Klasik Kuno.

Zhou Yangle melakukan referensi ke beberapa buku klasik Tiongkok seperti Shuowen Jiezi [1], Naskah Barang Perunggu [2], and Kamus Kangxi [3]. Dengan keinginan untuk mencari tahu apa arti dari setiap karakter dan nama dari sistem penulisan tersebut, dia berkonsultasi dengan ahli kebudayaan dari Komisi Etnis dan Keagamaan Kabupaten Youyang, dan juga senior lokal, tetapi tidak mendapatkan hasil. Tidak ada seorangpun yang mampu membaca karakter asing tersebut.

Ini bukan akhir cerita. Di musim semi dan panas tahun 2007, penduduk di kota tua Gongtan dipindahkan untuk pembangunan konstruksi Stasiun Pembangkit Tenaga Air Wujiang. Zhou pergi ke rumah tua tersebut untuk membeli barang-barang antik. Tiba-tiba, sebuah buku tanpa sampul menarik perhatiannya: karakter di buku tersebut sama dengan buku yang ditemukan sebelumnya.

Setelah membeli buku tersebut, Zhou secara serius menelitinya dan menemukan bahwa buku tersebut adalah buku kuno yang digunakan sebagai kamus, dengan lembaran-lembaran yang dikombinasikan dengan galur dan karakter vertikal. Ditulis dengan kuas, huruf tersebut terdiri dari karakter besar yang sama dengan buku kuno sebelumnya.

Karakter Tiongkok yang lebih kecil dibawah berfungsi sebagai catatan kaki. Membandingkan kedua buku tersebut, memiliki sistem penulisan yang sama, begitu pula halnya dengan catatan kaki yang ditulis dengan karakter Tiongkok. Sehingga Zhou menyimpulkan bahwa kedua buku tersebut adalah ditulis dengan bahasa tulisan yang sama.

Zhou berkomentar, "Tujia dikenal sebagai etnis minoritas dengan bahasa lisannya sendiri, tetapi tanpa mempunyai bahasa tulisan. Jika kita dapat mengurai misteri buku yang tidak terbaca ini, yang telah ditemukan di sekitar Sungai Wu, dan jika kita dapat membuktikan bahwa huruf-huruf tersebut telah digunakan oleh Tujia, ini akan menjadi penemuan terbesar dalam kebudayaan Tujia. Kemudian sejarah etnis minoritas akan berubah."

Sejauh ini, sistem penulisan misterius hanya ditemukan di Kabupaten Yoyang. Belum ditemukannya penemuan serupa di daerah lain.

Catatan:

[1] Shuowen Jiezi adalah kamus Tiongkok permulaan abad ke-2 dari Dinasti Han. Ini adalah kamus aksara Tiongkok terlengkap yang pertama.

[2] Naskah Barang Perunggu adalah naskah keluarga yang menemukan barang-barang perunggu Tiongkok seperti zhong (lonceng) dan ding (kaki tiga)

[3] Kamus Kangxi adalah standar kamus Tiongkok selama abad ke-18 dan 19. Kaisar Kangxi dari dinasti Qing memerintahkan penyusunannya pada tahun 1710 dan dipublikasikan pada tahun 1716. Kamus tersebut dinamakan sesuai nama kaisar tersebut. Salam kebajikan (The Epoch Times)

Tidak ada komentar:
Write komentar