Melihat situasi yang semakin tegang pada saat itu, suami Putri Le Chang di negeri Chen, yaitu Xu Deyan, percaya bahwa negerinya akan mengalami nasib yang sama seperti negeri-negeri yang lain itu, dan jika ini terjadi dia pasti akan terpisah dengan istri yang begitu disayanginya itu.
Oleh karena itu, dia mengambil sebuah cermin yang berbentuk bulat, dan membelah cermin itu menjadi dua keping. Sekeping disimpannya sendiri, dan sekeping lagi disimpan oleh istrinya. Mereka berjanji, jika benar-benar terpisah, maka mereka akan menjual cermin yang pecah itu di pasar di negeri Sui pada hari Cap Goh Meh, agar mudah mencarinya.
Tidak lama setelah itu, negeri Chen benar-benar ditumbangkan oleh negeri Sui. Xu Deyan terpaksa melarikan diri. Putri Le Chang pula ditangkap oleh militer Sui untuk dijadikan gundik bagi Yang Su, seorang perdana menteri di negeri tersebut.
Setelah mendapat berita bahwa istrinya berada di Daxin, ibu kota negeri Sui, Xu Deyan segera berangkat ke kota tersebut untuk mencari istrinya.
Pada hari Cap Goh Meh yang dijanjikan itu, Xu Deyan yang berada di Daxin itu, melihat seorang wanita yang menjual separuh keping cermin di pasar. Dia segera mengeluarkan cermin yang separuh lagi yang disimpannya, dan mencoba mencocokkannya dengan cermin milik wanita itu.
Melihat kedua cermin itu menyatu dengan baik menjadi sekeping cermin yang lengkap tanpa cacat sedikit pun, maka Xu Deyan merasa sangat terharu. Namun, setelah diketahuinya bahwa istrinya sudah menjadi selir seorang perdana menteri yang bernama Yang Su, dia merasa sangat kecewa. Dengan hati yang penuh duka, dia menulis sebuah puisi di cermin itu,
Hilangnya cermin perunggu bersama cinta dihatiku,
Bertemu kembali cermin, di manakah pula kekasihku.
Dewi Bulan tidak lagi terlihat,
Yang tinggal hanyalah cahaya bulan.
Wanita tersebut membawa pulang cermin itu, lalu diberikan kepada Putri Le Chang. Setelah membaca puisi tersebut, puteri itu menangis karena terlalu rindu kepada suaminya. Menteri Yang Su merasa amat kasihan kepadanya. Maka, dia meminta Xu Deyan datang untuk membawa istrinya pulang.
Dengan demikian, maka pasangan yang telah mengalami begitu banyak derita itu, akhirnya bisa bertemu kembali dan hidup dengan bahagia hingga ke akhir hayat mereka.
Ungkapan Peribahasa, "Po Jing Chong Yuan (破镜重圆)," ini membawa arti pasangan suami istri yang bercerai atau terpisah akan menikah atau bertemu kembali. Salam kebajikan
Tidak ada komentar:
Write komentar