|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Rabu, 17 September 2014

Yi wan mian (一碗面) Semangkuk Mie

 


KEBAJIKAN ( De 德 ) -  Setelah berselisih paham dengan sang ibu, seorang remaja putri merasa dongkol dan memutuskan untuk pergi meninggalkan rumah. Rasa lapar membuat dirinya mondar-mandir di depan sebuah kedai mie yang terletak di ujung jalan.

Pemilik kedai yang baik hati menghidangkan semangkuk mie untuknya seraya berkata, ”Nak, silahkan dimakan. Tidak perlu membayar!”

Si remaja putri pun mulai memakan mie yang diberikan, tak terasa ia menitikkan air mata. Ia berkata kepada sang pemilik kedai, ”Tuan, terima kasih. Kita tidak saling mengenal, akan tetapi Anda begitu baik terhadap saya. Sebaliknya, hanya karena masalah kecil, ibu tega memaki dan memukul saya, bahkan mengusir saya dari rumah. Bagaimana ibu bisa begitu tega terhadap saya?”

Sambil merapikan mangkuk, sang pemilik kedai menyimak cerita si remaja putri. Usai mendengarkan cerita, sang pemilik kedai berkata kepada si remaja putri, ”Nak, saya hanya memberi mu semangkuk mie, mengapa engkau begitu bersyukur? Sebaliknya ibu mu telah memasak untukmu nasi dan mie selama belasan tahun, mengapa engkau tidak mensyukurinya? Pantaskah engkau berselisih paham dengan beliau?”

Mendengar perkataan sang pemilik kedai, si remaja putri merasa malu, dia segera menghabiskan mie yang diberikan dan bergegas pulang ke rumah. Hari telah senja, dari kejauhan tampak sang ibu berdiri di depan pintu, dengan rasa gelisah menengok ke sana-kemari mencari keberadaannya.

Di dalam hidup seringkali kita menghargai hal-hal kecil yang diperbuat orang lain, tetapi kita terkadang lupa melihat bagaimana pengorbanan orang tua kita. Cinta dan kasih orang tua adalah harta berharga yang diberikan pada kita sejak kita lahir. Ayah dan ibu tak pernah berharap kita membayar mereka kembali.. tetapi sudahkah kita menghargai pengorbanan tanpa syarat yang diberikan mereka pada kita?

Sobat, terkadang perasaan hati dapat menutupi watak asli kita yang baik, melupakan kebaikan yang diberikan oleh anggota keluarga. Ingatlah selalu kebaikan ibu, biarlah akal budi senantiasa menyinari relung hati kita sehingga watak asli yang baik bisa muncul. Salam kebajikan

Tidak ada komentar:
Write komentar