|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Selasa, 25 November 2014

Introspeksi Diri

 


KEBAJIKAN ( De 德 ) -  Pada zaman Xi Han ada seorang yang hebat dalam berperang, tetapi baik hatinya dan suka menolong orang lain, namanya Wei Qing (卫青). Ia seorang pejabat yang dekat dengan rakyatnya. Jika ia pulang berperang dan memenangi peperangan, maka Raja selalu memberinya uang, harta, dan juga banyak bahan makanan.

Semua hadiah yang diterimanya selalu dibagi-bagikannya kepada rakyat yang membutuhkannya. Ia juga sering membagi-bagikan hadiah kepada bawahannya. Karena itu ia sangat dikasihi oleh rakyat pada umumnya dan dikasihi oleh kebanyakan pegawai istana.

Namun, ada seorang pegawainya yang sangat sombong walau sebenarnya hidupnya sedikit banyak juga bergantung pada Wei Qing. Perilakunya sangat buruk dan mau menang sendiri, sehingga kebanyakan orang tidak suka kepadanya. 

Ia juga suka memandang rerneh rakyat sehingga banyak yang membencinya. Orang itu bernama Ji An. Prilaku Ji An dan Wei Qing sangat bertolak belakang; satu dibenci sedangkan satunya dikasihi. Satu suka meremehkan rakyat, sementara yang lain suka berkomunikasi dengan rakyat.

Pada suatu pagi, semua bawahan Wei Qing berkumpul di lapangan untuk membicarakan satu persoalan. Waktu Wei Qing memasuki lapangan, semua orang membungkukkan badannya untuk menghormatinya, kecuali Ji An. Ia bahkan melipat tangannya tanda tak peduli. Ia akan hormat hanya bila hendak mendapatkan sesuatu.

Setelah Wei Qing memimpin rapat tersebut, ia pun segera meninggalkan tempat itu. Setelah Wei Qing benar-benar berlalu, semua orang ribut membicarakan sikap kurang sopan Ji An.

Orang banyak itu menegur Ji An, "Kamu sungguh seorang bawahan yang tidak sopan, sebenarnya apa maumu sehingga tidak menghormati atasan, apakah hatimu begitu buta sehingga tidak bisa melihat bahwa selama ini ia sudah begitu baik kepada kita, termasuk kepadamu?"

Ada lagi orang yang berkata kepada Ji An, "Jika Wei Qing marah dan ia mau memberimu sedikit pelajaran saja, maka mudah saja ia menghabisimu."

Mendengar semua kata-kata banyak orang, Ji An tak bergeming, bahkan dengan sedikit angkuh ia menjawab, "Orang dengan pangkat setinggi Wei Qing apakah mudah menghabisi saya? Tetapi jika ia mudah menghabisi dan membunuh orang kecil seperti saya yang dianggapnya kurang sopan, maka apakah itu membuktikan bahwa Wei Qing adalah orang yang terhormat?"

Segera saja beberapa orang menyampaikan berita itu kepada Wei Qing. Wei Qing mendengarkan semua laporan tersebut dengan serius dan cermat. Setelah itu ia berpikir beberapa saat, dan ia pun berkata kepada dirinya sendiri, "Ji An pastilah tahu banyak hal soal menjaga keamanan kerajaan. Sikapnya yang demikian, bukan hendak menunjukkan bahwa ia tidak sopan, melainkan ia mencari jalan untuk bisa bicara secara pribadi dengan saya soal hal-hal yang penting bagi keamanan dan kemajuan negara. Ia pastilah mempunyai tujuan tertentu. Saya yakin Ji An bukan orang biasa yang harus dianggap angin lalu."

Setelah berpikir bijak seperti itu, Wei Qing memerintahkan pegawainya untuk menyiapkan jamuan makan malam yang mewah. Ia berkata, "Siapkan masakan yang terbaik, buah yang terbaik, anggur yang terbaik, dan cara menghidangkan yang terbaik. Hari ini saya ada tamu istimewa."

Setelah semua siap, ia mengirimkan semua hidangan itu ke rumah Ji An; sementara ia sendiri juga pergi ke sana untuk makan dan minum bersama Ji An. Ji An pada mulanya terkejut dan berprasangka yang bukan-bukan.

Narnun, setelah beberapa saat makan dan minum anggur bersama, barulah ia yakin bahwa Wei Qing memang bersungguh-sungguh untuk menjamunya dan tidak ada maksud mencelakainya.

Dia pun akhirnya terbuka kepada Wei Qing, soal bahaya-bahaya yang bisa mengancam kerajaan bila tidak segera diantisipasi. Ia juga berbicara soal-soal menyangkut pasukan dan keamanan kerajaan.

Bahkan, dari pembicaraan tersebut, tampak bahwa Ji An adalah orang yang tahu banyak hal dan sungguh dapat membantu memperkokoh kerajaan. Wei Qing pun mengangguk-angguk, tanda kagum terhadap semua pengetahuan dan masukan penting dari Ji An.

Setelah jamuan makan malam yang hebat itu, Ji An menawarkan diri untuk membantu Wei Qing dan Wei Qing pun menyambutnya dengan gembira. Sejak saat itu, keberhasilan Wei Qing bertambah banyak.

Ia bersama Ji An bagaikan sebilah pedang tajam yang tak dapat dipisahkan satu sama lain dalam membangun kerajaan. Tetapi yang paling penting, sejak saat itu Wei Qing berhasil membuat calon musuh berubah menjadi sahabat yang sungguh-sungguh membantu dirinya.

Nah Sobat, Terkadang ada orang yang bersikap tidak sopan dan kurang menyenangkan terhadap seseorang. Namun, orang yang bijak akan berpikir dalam-dalam mengapa orang tersebut bersikap demikian. 

Mungkin orang-orang itu sebenarnya sedang mencari jalan untuk bisa berkomunikasi dengan kita. Mungkin orang tersebut justru adalah orang yang hendak membantu kita untuk bisa meraih keberhasilan yang lebih banyak lagi. Salam kebajikan (Lei Wei Ye/101 Kisah Bermakna dari Negeri China)

Tidak ada komentar:
Write komentar