|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Minggu, 14 Desember 2014

Insiden Kacang di Pesawat Korean Air, Heather Cho Dituntut 10 Tahun Penjara

 


KEBAJIKAN ( De 德 ) -  Pelayanan yang baik dari staf pesawat kepada penumpang memang menjadi salah satu ukuran baik atau tidaknya kualitas sebuah maskapai penerbangan. Namun bisa jadi bencana jika Anda kemudian membuat pesawat yang Anda tumpangi kembali ke bandara hanya karena kacang.

Hal ini terjadi dengan Korean Air, salah satu maskapai penerbangan besar Korea Selatan dalam penerbangan dari New York ke bandara Incheon, Korea Selatan, Jumat (05/12) pekan lalu yang telah menjadi berita panas di berbagai media internasional dan sekaligus memicu kemarahan publik Korea Selatan.


Heather Cho seorang penumpang sekaligus menjabat sebagai Wakil Presiden dari Korean Air, telah mengusir kepala pramugari dari pesawat hanya karena insiden kacang macademia yang salah disajikan oleh pramugari Korean Air buatnya.

Heather Cho berusia 40 tahun, merupakan putri tertua dari tiga bersaudara yang merupakan anak dari Presiden Direktur Korean Air, Cho Yang Ho. Ketiga anak Cho Yang-ho memang diketahui memegang jabatan eksekutif pada maskapai tersebut.


Kementerian Transportasi Korsel hanya menuturkan bahwa pihaknya tengah menyelidiki kasus yang melibatkan Wakil Presiden Direktur maskapai tersebut. Kementerian Transportasi Korsel menegaskan, akan mengambil tindakan tegas jika terbukti ada pelanggaran hukum atau aturan industri.
 
Heather Cho Marah dan Bersikeras Menurunkan Kepala Pramugari
Karena Tidak Bisa Menjawab Aturan Sopan Santun Dalam Menyuguhkan Makanan

  

Seperti dilansir Reuters, Senin (8/12/2014) Heather Cho (40) yang merupakan salah satu anak perempuan Korean Air Lines, duduk di kursi kelas satu dalam penerbangan dari Bandara Internasional John F. Kennedy, New York ke Bandara Incheon, Seoul pada Jumat (5/12) lalu.

Dilaporkan sumber industri setempat dan media lokal, Cho yang putri bos besar Korean Air itu tidak terima ketika salah satu pramugari pesawat menyajikan kacang macadamia dalam kemasan, bukannya dalam bentuk hidangan piring kepadanya yang duduk di kelas satu.

Ia mengatakan bahwa seharusnya makanan tidak disajikan seperti itu, dan ada aturan dalam buku manual yang menjelaskan tentang sopan santun menyuguhkan makanan.
Heather Cho yang menjabat Wakil Presiden Direktur Korean Air Lines Co lantas memanggil kepala pramugari untuk menanyainya soal apakah pramugari yang menyajikan kacang tersebut membaca buku manual dan menunjukkan poin tersebut, namun kepala pramugari tidak bisa memenuhi permintaanya.

Ketika kepala pramugari tidak mampu menjawab pertanyaannya dengan segera, Cho dengan segera memerintahkan agar kepala pramugari untuk turun dari pesawat. Akibatnya, pilot harus mengarahkan pesawat kembali ke boarding gate.

Disebutkan bahwa keputusan untuk mengusir kepala awak kabin pesawat telah dikonsultasikan dengan pilot pesawat. Namun tidak dijelaskan lebih lanjut alasan pengusiran kepala pramugari tersebut.

Memaksa Kepala Pramugari Berlutut di Hadapannya


  

Sebagaimana dilansir Reuters, Minggu (14/12/2014), kepala pramugari bernama Park Chang Jin (laki-laki) mengaku telah dihinakan dengan dipaksa Cho untuk berlutut dihadapan Cho dan diomeli.

Park mengatakan Cho telah mengata-ngatai dirinya sambil memegang sejumlah b
erkas di tangannya. Cho juga menunjuk-nunjuk Park ketika Park berlutut di hadapan Cho.

"Saat dia (Cho) meminta untuk membuat kontak sekarang juga untuk menghentikan pesawat, saya tak berani menolaknya karena dia adalah putri pemilik maskapai," kata Park seperti disiarkan jaringan TV KBS pada Jumat (12/12) malam, akhir dari masa bungkam Park.

Insiden ini memaksa penerbangan ke Seoul ditunda dan sang pilot harus membawa kembali pesawat ke gerbang Airport John F Kennedy, Amerika Serikat. Park kemudian disuruh turun dari pesawat. Pesawat Korean Ari itu kemudian terlambat mendarat 11 menit di Incheon Korea Selatan.

Presiden Direktur Korean Air, Cho Yang Ho Minta Maaf Ke Publik

 

Presiden Direktur Korean Air Lines, Cho Yang-ho minta maaf kepada publik atas insiden kacang yang melibatkan putrinya dan berujung penundaan salah satu penerbangan. Permintaan maaf Cho ini disampaikan di lobi kantor pusat Korean Air yang ada di Bandara Internasional Gimpo, Seoul. 

Di hadapan publik, Cho Yang-ho membungkukkan badan sebagai bentuk penyesalannya. "Saya meminta maaf kepada seluruh rakyat negara ini, sebagai seorang CEO Korean Air dan sebagai seorang ayah, atas masalah yang disebabkan oleh tindakan bodoh anak perempuan saya," ucap Cho sambil membungkukkan badan di hadapan media seperti dilansir Reuters, Jumat (12/12/2014).

Permintaan maaf kepada publik ini muncul sesaat sebelum putrinya, Heather Cho (40) dijadwalkan untuk dimintai keterangan terkait insiden yang terjadi di bandara John F Kennedy, New York pada Jumat (5/12) lalu.

Heather diselidiki oleh Kementerian Transportasi Korsel soal dugaan pelanggaran aturan industri penerbangan dalam insiden pengusiran itu. Heather juga diselidiki oleh jaksa setempat pasca ada pengaduan dari kelompok sipil setempat, yang menuding Heather melanggar beberapa aturan hukum, dengan mengusir seorang awak kabin keluar pesawat.

Kepada publik, Cho menegaskan bahwa putrinya yang menjabat sebagai salah satu eksekutif dalam maskapai ternama di Korea Selatan ini, telah dicopot dari seluruh jabatannya pada perusahaan afiliasi lainnya.

"Saya minta maaf karena saya tidak mendidiknya dengan baik," ujar Cho

Haether Cho Minta Maaf
Ke Publik

 

Berdasarkan bbc.com, pada awalnya pihak Heather Cho dan Korean Airline membela tindakan wakil presidennya ini dengan alasan sedang melakukan inspeksi dadakan terhadap kru pesawat tentang pelayanan di dalam pesawat. 

Namun hal ini justru mendapat sorotan dari pemerintah Korea Selatan yang mengatakan bahwa Heather Cho saat itu berstatus sebagai penumpang di dalam pesawat, bukannya sebagai Wakil Presiden yang sedang menjalankan tugas. 

Jadi, seharusnya ia berperilaku dan diperlakukan selayaknya penumpang, bukannya malah menyebabkan kekacauan yang merugikan penumpang lain. Hal ini melanggar aturan hukum penerbangan. Karena tindakannya inilah, hukum Korea Selatan menuntutnya dengan hukuman 10 tahun penjara.
 


Beberapa waktu setelah peristiwa ini diberitakan publik, mereka membuat konferensi pers dan meminta maaf di hadapan banyak media. Bahkan menjanjikan akan meminta maaf kepada pihak pramugari yang sudah diperlakukan tidak baik di dalam pesawat.

Dalam acara konferensi pers tersebut, hari Jumat (12/12) lalu, Heather Cho pribadi muncul di hadapan publik dan membungkukkan badan meminta maaf kepada masyarakat dan media atas perbuatannya yang sembrono. Dia mengaku menyesali perilakunya, dan mengatakan bahwa ia mengundurkan diri dari jabatan Wakil Presiden Korean Air atas tindakannya tersebut.

Sementara ini, proses hukum sedang berlanjut untuk menetapkan hukuman yang akan diberikan kepada Heather Cho.


Mantan Wakil Presiden Direktur Korean Air Lines, Heather Cho Korean Air Datangi Rumah Pramugari 

Setelah mengundurkan diri dari Korean Air, Heather Cho, anak bos Korean Air juga meminta maaf kepada dua pramugari yang diusirnya gara-gara menyajikan kacang tanpa piring di pesawat milik keluarganya itu.

Seperti dilansir BBC, Minggu (14/12/2014) Cho meminta maaf secara pribadi dengan mendatangi rumah kedua pramugari itu. Namun sayang, keduanya sedang tidak ada rumah, sehingga Cho meninggalkan pesan maaf secara tertulis untuk mereka.

Namun soal berlutut ini disangkal oleh Cho. "Saya tidak pernah melakukan hal itu. Saya tidak tahu apapun tentang hal itu,"kata Cho dalam AFP.


Terlepas dari jabatan yang tinggi, meskipun layanan terhadap penumpang memang menjadi hal yang penting untuk diperhatikan, namun ada baiknya juga jika tidak bertindak gegabah ya Sobat. Penting pula untuk memikirkan terlebih dahulu kepentingan orang lain, jangan sampai karena hal kecil, masalah berubah jadi besar.  Salam kebajikan

Tidak ada komentar:
Write komentar