KEBAJIKAN ( De 德 ) - Bangsa Israel, dimana dalam kekacauan perang selama bertahun-tahun, di tengah migrasi yang terombang ambing dalam jangka panjang, dalam cobaan kelaparan dan kesengsaraan, pembunuhan dan penindasan, mereka selalu teguh dengan keyakinan mereka.
Berjuang keras da menempa diri dalam kesulitan, bukan saja tidak sampai runtuh, justru sebaliknya secara ajaib membuat prestasi hebat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, militer, pendidikan, pertanian modern dan bidang lainnya yang menarik perhatian dunia.
Bangsa yang populasinya hanya lebih dari 10 juta jiwa ini, melahirkan sejumlah besar tokoh-tokoh hebat : Albert Einstein, Sigmund Freud, Heinrich Heine, Raffaello Sanzio, Sir Charles Spencer "Charlie" Chaplin, John Davison Rockefeller Jr, George Soros dan sebagainya. Bangsa dan orang-orang hebat ini telah memberi kontribusi yang luar biasa bagi peradaban dunia.
Sebagian orang hanya tahu bahwa orang-orang Yahudi itu pintar dalam bisnis, tapi tidak tahu bahwa orang-orang Yahudi sangat mengutamakan pendidikan. Mereka menjadikan pembelajaran sebagai misi seumur hidup, lebih menitikberatkan pada inteligensi daripada uang. Sebuah survei menyebutkan, bahwa bangsa di dunia yang paling banyak membaca dan menyimpan buku adalah bangsa Israel.
Bangsa Yahudi juga memberikan perhatian khusus terhadap pendidikan anak-anak, sarana pendidikan, bahan pelajaran. Model kurikulum dan sebagainya yang mereka kembangkan dalam bidang pendidikan anak-anak, diadopsi oleh banyak negara di dunia. Sebuah negara yang semakin yakin dengan masa depan mereka, semakin akan memerhatikan pendidikan anak-anak mereka.
Banyak orang menyebut orang-orang Yahudi sebagai "bangsa yang cerdas" atau "bangsa buku", karena mereka lebih memperhatikan studi pengetahuan daripada bangsa lain, dan lebih menekankan pada pendidikan. Sebelumnya tidak banyak memahami tentang bangsa dan pendidikan orang-orang Yahudi, namun, dari buku "Pendidikan yang paling sukses di dunia" ini memahami faktor inheren akan kebijaksanaan, kecerdasan bangsa Yahudi, di samping itu juga mendapatkan sejumlah inspirasi.
1. Pembelajaran dan penelitian sebagai keyakinan
Menurut ketentuan klasik agama Yahudi, pembelajaran dan penelitian itu sendiri adalah bagian dari keyakinan, adalah suatu misi suci orang-orang Yahudi. Selain Israel, tidak ada bangsa manapun di dunia yang menjadikan pembelajaran itu sebagai keyakinan.
2. Guru atau pendidik lebih agung daripada raja
Bangsa Yahudi mengutamakan ilmu pengetahuan, karena itu, mereka sangat menghormati cendekiawan yang berpengetahuan dan guru yang mengajarkan pengetahuan. Dalam hal tertentu, status guru dari hukum Yahudi bahkan jauh lebih tinggi daripada orangtua, Karena orangtua hanya menempatkan anak-anak dalam kehidupan di dunia ini, sementara guru menempatkannya dalam kehidupan yang akan datang.
3. Kecerdasan menduduki status yang penting
Kecerdasan tidak sama dengan pengetahuan, pengetahuan di sini merujuk pada sesuatu yang Anda ketahui, sementara kecerdasan adalah bagaimana Anda memadukan sesuatu yang Anda ketahui dengan kehidupan sehari-hari. Orang maha bijaksana dan bajik Yahudi mengajarkan orang Yahudi seperti ini : mereka yang banyak membaca buku, tapi jika tidak bisa menggunakan pengetahuan dari buku itu, maka mungkin ia tetap "seekor bagal" (campuran spesies kuda dengan keledai) yang sarat dengan buku di punggung.
4. Menjunjung tinggi inovasi
Menurut mereka pembelajaran yang tidak inovatif hanya suatu tiruan, belajar sejatinya menjadikan pemikiran sebagai dasar, harus berani meragukan dan mengajukan pertanyaan setiap saat. Dalam sejumlah besar keluarga Yahudi, hal pertama yang ditanyakan orang dewasa pada anak-anak yang pulang sekolah adalah : "Apa kamu mengajukan pertanyaan lagi ?"
5. Pendidikan keluarga diitikberatkan pada pembinaan kemandirian anak-anak
Bagi sebagian orang, hal ini tidak dapat dibayangkan : anak-anak Yahudi hidup bersama orangtua dengan status sederajat sejak kecil dalam keluarga ; Jika mereka membutuhkan uang jajan, maka mereka harus membantu pekerjaan di rumah. Karena kesetaraan dan pemikiran independent ini, membuat anak-anak menyadari bahwa jika ingin hidup nyaman, maka harus bergantung pada perjuangan sendiri. Sebenarnya, kesadaran yang terpendam dalam jiwa orang-orang Yahudi ini tidak terlepas dari penderitaan yang dialami bangsa ini. Dan justru karena penderitaan-penderitaan itu, membuat bangsa Yahudi memiliki keberanian dan tekat untuk menantang segala kesulitan.
6. Sangat menaruh perhatian pada pendidikan sosial anak-anak
Hari raya keagamaan bangsa Yahudi sangat banyak. Hampir setiap hari raya terkait dengan sejarah nasional. Setiap kali menjelang hari raya, orang-orang Yahudi akan mengadakan acara peringatan yang meriah, dan dalam prosesi ini menginspirasi anak-anak untuk mengajukan beberapa pertanyaan dan mengingat sejarah penderitaan Bangsa Yahudi.
7. Tahu bagaimana cara memanajemen sesuatu
Orang-orang pada umumnya mengangap bangsa Yahudi sangat pintar menghasilkan uang, sebenarnya mereka terus berusaha untuk memperkaya pengalaman kerja dan pengetahuan, selangkah demi selangkah menuju ke jalan kemakmuran. Dalam proses ini, ketekunan, kesabaran, keberanian, kecerdasan tidak diragukan lagi jelas merupakan cara manajemen bisnis mereka.
8. Kualitas bangsa yang baik
Pertama, meskipun dalam cobaan, mereka tertindas pembantaian, tetapi semangat mereka tetap selalu optimis, percaya diri dan pantang menyerah. Kedua, dalam cobaan, orang-orang Yahudi membentuk suatu kualitas psikologis yang unik, yaitu memiliki daya tahan dan ketangguhan yang luar biasa. Terakhir, orang Yahudi adalah sebuah bangsa yang berdisiplin ketat dan taat hukum. Ketiga kualitas yang ditunjukkan bangsa Yahudi ini berasal dari tradisi budaya dan pendidikan bangsa.
9. Di antara orang-orang Yahudi, banyak tokoh-tokoh berpengaruh terhadap jalannya peradaban dunia
Tokoh-tokoh ini memiliki tiga kualitas pokok : Pertama, keberhasilan dan kinerja mereka yang luar biasa erat kaitannya dengan pendidikan tradisional bangsa Yahudi, perjuangan dan ketekunan serta prestasi sepanjang hayat mereka menjadikan pendidikan tradisional sebagai dasarnya ; Kedua, keberhasilan karier mereka berhubungan erat dengan pendidikan dua arah dalam keluarga Yahudi, perkembangan intelektual awal dan pendidikan masyarakat untuk membina anak-anak rajin belajar, suka bertanya, dan pola pendidikan lainnya ; Ketiga, mereka memiliki kebajikan terhadap manusia, rendah hati dalam studi mereka, keras kepala, tidak takut kesulitan, terus menerus berupaya, dan selalu menantang diri sendiri dan wibawa pengetahuan, berani berinovasi.
10. Dana dalam bidang pendidikan sangat tinggi
Di mata politikus dan cendekiawan Israel, investasi di bidang pendidikan bukan suatu beban negara, tetapi sumber daya nasional yang efektif. Tidak ada sumber daya, tidak ada uang, itu tidak masalah, asalkan guru dapat membina personil berkualitas tinggi, Israel akan memiliki segalanya.
11. Keajaiban pendidikan Israel
Bahasa jelas untuk mempertahankan sebuah persatuan nasional dan tali kebangkitan. Pada zaman purbakala, bahasa Ibrani pernah dijadikan sebagai bahasa bangsa Yahudi, kitab "Perjanjian Lama" ditulis dalam bahasa Ibrani, tapi setelah orang-orang Yahudi terpencar di belahan dunia, mereka secara bertahap menerima bahasa negara setempat. Sehingga perlahan-lahan bahasa Ibrani itu pun hilang dengan sendirinya. Pada abad ke-19, setelah munculnya gerakan Zionis, mengusulkan slogan "satu bangsa, satu bahasa", selama lebih dari 100 tahun, Israel membuat bahasa Ibrani menjadi suatu "bahasa hidup", bahasa resmi yang kaya akan kosakata dan ekspresi yang kuat melalui pendidikan, dan ini adalah sebuah keajaiban.
Sebelas kutipan tersebut di atas berhubungan dengan pola pendidikan bangsa Yahudi, namun, titik-titik itu tidak dapat mencerminkan keseluruhan pendidikan Yahudi yang sukses. Kemakmuran sebuah bangsa, kebangkitan sebuah negara banyak cara dan metodenya, tetapi negara yang menjadikan pendidikan sebagai dasar untuk kelangsungan, kemakmuran suatu bangsa layak kita renungkan. Salam kebajikan (secretchina)
Tidak ada komentar:
Write komentar