|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Senin, 29 Desember 2014

Pendeta Asal Korea Selatan Bersama Istri dan Bayinya, Penumpang Pesawat AirAsia yang Hilang Kontak

 


KEBAJIKAN ( De 德 ) -  Tiga orang sekeluarga, penumpang pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang kontak, asal warga negara Korea Selatan. Mereka berniat memperbarui visa di Singapura. Ketiganya merupakan pasangan suami-istri dan putri mereka yang masih bayi.

Sang suami, Park Seong Beom (37). diutus menjadi pendeta di Indonesia sejak 3 tahun lalu. Bersama istrinya, Lee Kyung Hwa (36) dan putri mereka yang masih berusia 11 bulan Park Yu Na, pendeta Park terbang ke Singapura untuk memperbarui visa. Demikian disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri Korsel dan dilansir The Straits Times, Senin (29/12/2014).

Pasangan ini dikirimkan ke Indonesia sebagai misionaris Kristen dan terbang ke Singapura untuk memperbarui visa mereka ketika pesawat yang mereka tumpangi hilang kontak pada Minggu (28/12) pagi. Mereka berasal dari wilayah Yeosu, yang merupakan desa nelayan di Korsel yang berjarak 450 kilometer dari Seoul.

"Saya masih tidak percaya keluarga tersebut hilang," tutur Choi Hong Koo, seorang pejabat gereja Yeosu Frist Presbyterian di Korsel.

Pejabat gereja lainnya di Yeosu, Kim Sung Cheon menuturkan bahwa Park ditugaskan ke Indonesia sejak 3 tahun lalu dan kemudian dia menikahi istrinya setahun kemudian.

Menurut Kim, karena Indonesia tidak menerbitkan visa misionaris bagi warga asing, maka Park dan keluarga setiap tahun harus terbang ke Singapura untuk memperpanjang visa mereka. Namun sayangnya, tidak diketahui secara pasti visa yang digunakan Park dan keluarganya.

Kantor berita Yonhap melaporkan, Park yang merupakan lulusan dari sekolah teologi di Korsel ini disebut sebagai sosok yang taat beribadah dan telah menjalankan tugas gereja sejak kecil.

Sedangkan Kim menuturkan, pihak gereja dan organisasi yang membantu Park dan keluarganya tinggal di Indonesia akan menggelar pertemuan untuk membahas insiden yang menimpa salah satu pendetanya ini.  Salam kebajikan

Tidak ada komentar:
Write komentar