|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Selasa, 27 Januari 2015

Memperkaya Makna Hidup dengan Kebijakan Tiongkok Kuno

 


KEBAJIKAN ( De 德 ) -  Apakah Anda sudah membuat resolusi menjelang Tahun Baru Imlek nanti, atau mereka telah memudar dari pandangan Anda? Sebuah perjalanan seribu mil dimulai dengan satu langkah kecil, demikian kata master Taois Lao Zi. Di dunia yang penuh godaan saat ini, cukup hanya dengan menerapkannya dalam perjalanan hidup, lalu biarkan diri sendiri melihatnya sampai akhir, hal ini tentu menjadi tugas dengan proporsi raksasa.

Berikut ini adalah beberapa pelajaran sederhana dari Tiongkok kuno yang akan membantu untuk mencapai aspirasi Anda di tahun ini, seperti dilansir dari efochtimes.

1. Belajar dari rekan Anda

“Ketika berjalan bersama dengan dua orang rekan, mereka dapat menjadi guru bagi saya. Saya akan memilih kualitas baiknya dan mencontohnya, sedangkan sifat buruknya saya hindari.”

Kutipan di atas adalah ucapan dari Konfusius, yang diambil dari Kitab Analek, kumpulan percakapan antara guru dan murid-muridnya yang sangat terkenal di Tiongkok. Konfusius adalah seorang pelajar yang terkemuka. Meskipun terlahir dari keluarga miskin, pada usia 15 tahun ia telah mengabdikan dirinya untuk mengejar pengetahuan.

Cobalah amati keberhasilan dan kegagalan orang lain, dan menerapkannya sebagai pelajaran (atau harus belajar) untuk usaha Anda sendiri.

2. Pikirkan tentang warisan Anda

Bagaimana Anda bisa menghormati mereka yang datang terlebih dahulu sebelum Anda? Yakni dengan berkontribusi memberikan sesuatu yang berharga bagi generasi mendatang.

Konfusius berkata, “Membangun diri sendiri, berlatih Jalan (menuju kesempurnaan), menyebarkan ketenaran nama seseorang bagi anak-cucu, sehingga orang tuanya menjadi terkenal, yang merupakan pencapaian rasa bakti.”

Meskipun murid Konfusius, Zeng Shen, telah mengkompilasi 18-bagian risalah tentang rasa bakti terhadap orangtua, yakni di mana kutipan di atas berasal, akan tetapi prinsip membangun diri sendiri adalah tema utamanya.

Coba bayangkan bagaimana Anda menginginkan anak-cucu akan mengenang Anda. Apa yang akan membuat dunia mereka terasa lebih baik dan bagaimana Anda dapat mewujudkannya bagi mereka? Berpikir tentang gambaran besar akan membantu mengarahkan kegiatan untuk mencapai apa yang Anda rasakan layak dilakukan, dan menyelamatkan Anda dari gangguan.

3. Tenang (tapi gigih)

Meskipun apa yang ibu harimau ambisius mungkin sarankan, memperbaiki diri membutuhkan proses pemahaman secara bertahap dan fokus.

Dalam Kitab Kepatuhan Klasik, Konfusius menyatakan, “Ajaran orang bijak adalah sukses tanpa menjadi berat, dan pemerintahan mereka efektif tanpa kekerasan.”

Dalam kitab Aturan untuk Siswa, sebuah teks berima milik Konghucu yang umumnya dihafalkan oleh anak-anak Tionghoa, dikatakan, “Kesucian dan kesalehan dapat dicapai melalui penempaan secara bertahap.”

Tidak ada kebajikan atau ketrampilan yang dapat dipelajari hanya dari buku teks, tetapi membutuhkan pengalaman dan ketekunan. Jadi jangan keras pada diri sendiri jika Anda tidak dapat mengubah kebiasaan atau terburu-buru beralih pada keterampilan baru. Hanya perlu terus berusaha.

4. Ambil tindakan bermakna

 
Dalam Kitab Analek, Konfusius berkata, “Hidup dalam pertapaan untuk mempelajari tujuannya, dan berlatih jalan kebenaran untuk melaksanakan prinsip-prinsipnya -saya telah mendengar perkataan ini, tapi saya belum melihat orang-orang seperti itu.”

Sangat mudah menyatakan dukungan seseorang untuk suatu tujuan secara abstrak atau buanglah penilaian pada cara-cara lain. Ini adalah masalah untuk benar-benar meningkat dan terus berjalan.

Pikirkan tentang perubahan spesifik yang ingin Anda buat dalam komunitas Anda, dan berikan diri Anda tugas untuk mencapai tujuan itu. Ingat: tujuan yang dapat ditindak-lanjuti adalah spesifik, dapat dicapai, dan memiliki batas waktu.

5. Membangun konsekuensi

Ada salah satu idiom Tiongkok terkenal, “Mengikat rambut seseorang pada langit-langit dan menusuk paha seseorang”. Hal ini mengacu pada cerita siswa yang bertekad untuk mengatasi godaan tidur. Satu ikat rambutnya diikat ke langit-langit untuk menjaga kepalanya agar tidak rebah ke meja; sedangkan yang lain akan menyodok dengan pahat jika menemukan dirinya tertidur.

Meskipun Anda mungkin tidak ingin menggunakan langkah-langkah drastis seperti itu, namun idenya sungguh cerdas. Buatlah beberapa konsekuensi akibat tidak bisa menyelesaikan tugas-tugas Anda. 

Misalnya dengan membatasi pengeluaran Anda dengan kopi, atau berbelanja dengan uang tunai dari anggaran yang telah ditentukan. Jika melebihi anggaran, maka tidak ada lagi kopi untuk sisa bulan. Berniat untuk berolahraga tiga kali seminggu? Berjanjilah kepada teman bahwa Anda akan membayar denda Rp 10.000 setiap kali Anda melewatkan jadwal latihan. Salam kebajikan

Tidak ada komentar:
Write komentar