|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Rabu, 04 Maret 2015

Biarkan Anak-anak Berjuang Sampai Titik Akhir

 


KEBAJIKAN (De 德)  -  Kata-kata yang populer di masyarakart sekarang berbunyi : “Jangan biarkan anak-anak kalah di titik awal.” Sehingga, para orangtua berlomba mendaftarkan anak-anaknya ke kelas kursus, atau menyuruh anak-anaknya belajar beberapa bidang ketrampilan, dengan harapan agar anak-anak bisa lebih menonjol dari orang lain.

Namun, di luar dugaan dan tanpa disadari, anak-anak justru berubah sama sekali tidak memiliki kemampuan berpikir dan memecahkan masalah, serta kurangnya etika yang seharusnya dimiliki dan kualitas humanisme atau kemanusiaan. Orangtua hanya secara membabi buta menuntut anak-anak memiliki performa dan prestasi yang menonjol, namun, tidak pernah merenungkan apakah cara seperti ini layak atau tidak. 

Apa yang sebaiknya dilakukan, ketika anak-anak mengalami kesulitan dan mengalami kegagalan dalam perjalanan hidupnya ? Apakah kembali mendaftarkannya ke kelas kursus lagi ? Mencari pendidik keluarga yang hebat mengajarinya bagaimana mengatasi masalah ? Atau pulang ke rumah minta bantuan para sesepuh di rumah ? Seperti dilansir dari efochtimes.

1. Biarkan anak mengalami kegagalan dalam proses pertumbuhannya

 
Daripada menyuruh anak-anak belajar berbagai ketrampilan, lebih baik biarkan anak-anak mengalami beberapa kegagalan dalam proses pertumbuhannya, untuk mengembangkan kecerdasan dan keberaniannya dalam mengatasi kesulitan maupun kegagalan yang menimpanya. Dalam proses penempaannya, anak-anak juga bisa dengan mudah mengembangkan kemampuan dalam berempati dan peduli terhadap sesamanya.

2. Membentuk kualitas kemanusiaan anak-anak

 
Selain memiliki pendidikan intelektual yang lengkap dan kemampuan mengatasi kesulitan, selaku orangtua lebih harus memupuk jiwa sosial anak-anak, agar bisa menjadi pemimpin yang baik. Hanya dengan memiliki kualitas kemanusiaan yang mendalam, baru bisa mengubah niat (negatif) semula ketika menghadapi kesulitan. Jadikan sublimasi itu sebagai suatu tempaan dan tantangan atas diri sendiri, dengan mantap dan pasti melangkah maju ke arah targret atau tujuan dalam kehidupan. Penyair Irlandia abad kedelapan, Oliver Goldsmith mengatakan : “Kemuliaan paling besar bukanlah karena kita tidak pernah terpuruk, tapi karena kita selalu mampu bangkit setelah terjatuh.”

3. Rahasia sukses adalah gigih

Apa itu “kegagalan” ? Apa pula yang dimaksud dengan “kekecewaan” ? Jika kekecewaan yang dialami itu kita pandang sebagai suatu tempaan, itu tidak lebih hanya terjatuh sekali dalam hidup ; sebaliknya, jika karena kekecewaan itu lantas kehilangan keberanian untuk mengejar tujuan kita, maka itu adalah jatuhnya daya hidup kita.

Mr. Shi Chong-tang, Presiden direktur ASUS Group, bukan karena dari keluarga miskin lalu menjadi rendah diri, mengeluh, tapi sebaliknya justru berupaya keras untuk maju, lulus dari Universitas Nasional Taiwan Jurusan Teknik Elektro. Kini ia adalah seorang pemimpin utama dalam industri komputer, rahasianya terletak pada kata “gigih” berjuang. 

Setelah bertekad, perjuangkan dengan gigih selangkah demi selangkah itu, dipastikan akan dapat mencapai tujuan yang ditetapkan dalam hidup. Sikap pantang menyerah adalah menunjukkan kegigihan hidup ketika seseorang menghadapi situasi yang sulit. 

Marilah kita berjuang bersama, mengubah “konsep tradisional yang tidak ingin membuat anak-anak saya kalah pada titik awal” itu menjadi biarkan anak saya belajar bagaimana berjuang sampai ke akhir kehidupan” ini!  Salam kebajikan

Tidak ada komentar:
Write komentar