|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Sabtu, 02 Mei 2015

Akibat dari Menahan Nafsu Birahi Bag. 3

 


KEBAJIKAN ( De 德 ) -  Orang Tiongkok Kuno sangat menekankan untuk mengikuti prinsip-prinsip langit dalam kehidupan mereka sehari-hari dan mengumpulkan kebajikan seseorang dengan meningkatkan moral. Banyak ajaran yang memprioritaskan untuk mengumpulkan kebajikan ini di atas perbuatan baik dan menempatkan kedisiplinan terhadap nafsu birahi sebagai cara terbaik dalam mengumpulkan kebajikan.

Metode Jalan Sunyi Bangsawan Wen Chang mengatakan, “Orang-orang yang menenggelamkan diri dalam nafsu birahi dan bertingkah laku tidak pantas akan menghilangkan sifat baik dan reputasi mereka sendiri. Mereka menentang prinsip-prinsip langit dan akan mendapatkan hukuman yang sesuai. Maka itu bencana akan menghampiri para pendosa dan akan tertimpa pembalasan karma. Jika ada orang yang tidak takut dengan pembalasan karma dan terus saja memuaskan keinginan yang tidak pantas, hukuman bisa datang kapan saja. Hanya mereka yang menghargai kebajikan dan mendisiplinkan diri mereka sendiri akan diberkati.”

Orang Tiongkok kuno percaya orang-orang yang mendisiplinkan diri mereka sendiri terhadap masalah nafsu birahi akan diberkati. Bahkan mempunyai pikiran tidak murni pun tidak diperkenankan. Orang-orang yang melanggar prinsip langit akan membawa nasib buruk kepada dirinya sendiri maupun keturunan mereka. Banyak contoh yang tercatat dalam sejarah.

Sebuah Malapetaka Terhindar
 

Pada zaman Dinasti Qing,  sebuah kebakaran yang tak terkendali meluas ke daerah tetangga yang padat penghuni di Hangzhou. Lebih dari sepuluh rumah terbakar habis walaupun semua usaha pemadaman telah dilakukan. Selama kekacauan ini, banyak penonton menyaksikan seorang dewa melambaikan bendera merah, mengarahkan api menjauhi sebuah rumah tertentu. Rumah ini adalah rumah Gu. Rumahnya tetap utuh, istri dan anaknya selamat tidak cedera. Tetapi Gu sedang dalam perjalanan dinas dan sedang tidak ada di sana.

Ini adalah cerita perjalanan Gu.

Sewaktu perahu Gu merapat di dermaga sepanjang Sungai Suzhou, suara tangisan seorang wanita menarik perhatiannya. Ia menanyakan kondisi wanita itu dan ia menjawab, “Suami saya dikenakan hukuman penjara karena hutangnya sebesar 50 perak. Saya tidak bisa hidup sendiri, maka saya bermaksud menenggelamkan diri.”

Tanpa ragu-ragu, Gu mengeluarkan 50 perak dari dompetnya dan menyerahkannya kepadanya. Wanita itu berterima kasih dan pergi.

Dalam perjalanan pulang, ia merapat di dermaga kota yang sama. Wanita itu dan suaminya menemukan Gu dan mengundang Gu tinggal di rumah mereka. Suaminya berkata, “Kondisi keuangan kami tidak stabil, dan kami tidak bisa mengembalikan uang. Silakan menginap di rumah kami dan kami akan melayani anda.” Ia menawarkan istrinya untuk menemani Gu pada malam hari. Gu menolak dengan hormat dan tidur di perahunya.

Setelah Gu tiba di rumah, tetangganya menanyakan perbuatan baik apa yang telah ia lakukan sehingga mendapat perlindungan seperti itu dari dewa di mana rumahnya selamat dari kebakaran. Gu tidak bisa menjelaskannya.

Karena ditanya berulang kali, ia terpikir peristiwa membantu sepasang suami istri dan menolak penawaran imbalan mereka. Waktu itu bertepatan dengan waktu terjadinya kebakaran.

Gu menyelamatkan kehidupan suami istri dan reputasi wanita. Perbuatan baiknya menggerakkan langit, dan sebuah malapetaka dapat dihindarkan. Nasihat cerita ini adalah tidak melakukan perbuatan baik dengan maksud tersembunyi untuk mendapatkan perlindungan dari dewa. Sebaliknya, manusia harus selalu mempunyai pikiran belas kasih tanpa syarat kepada orang lain. Pembalasan karma positif hanyalah sebuah hasil dari efek samping, bukan untuk dikejar. Salam kebajikan (Sumber)

Bersambung ke Bagian 4

Tidak ada komentar:
Write komentar