|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Rabu, 08 Juli 2015

Pria Botak Lebih Mungkin Terserang Kanker Prostat Agresif

 


KEBAJIKAN ( De 德 ) -  Pria yang botak pada usia 45 tahun lebih memungkinkan terserang kanker prostat agresif dibandingkan dengan mereka yang mempunyai rambut. 

Peneliti AS menemukan orang-orang yang kehilangan rambut di depan kepala mereka dan memiliki rambut menipis pada puncak kepala, 40% lebih mungkin untuk mengembangkan tumor yang tumbuh cepat di prostat mereka. Hal ini dibandingkan dengan laki-laki tanpa kebotakan.

Menurut NHS Choices. kanker prostat adalah kanker paling umum ditemukan pada pria di Inggris, dengan lebih dari 40.000 kasus baru didiagnosa setiap tahun,

Kanker prostat agresif berarti tumor tumbuh dengan tingkat kecepatan yang lebih dibanding yang pertumbuhannya lambat, atau tumor non-agresif.

Para peneliti mengatakan bahwa kanker prostat dan pola kebotakan pada pria (rambut rontok dalam pola yang berbeda) keduanya bisa disebabkan oleh meningkatnyahormon seks pria (androgen) dan reseptor androgen. 

Penelitian sebelumnya oleh Dewan Kanker Victoria, Australia, mengatakan bahwa makin tinggi kadar testosteron (androgen yang paling umum) dapat memicu kebotakan. Hal ini karena memiliki pengaruh yang merugikan pada folikel rambut, yang bekerja pada reseptor hormon untuk memperlambat produksi rambut.

“Tingginya kadar testosteron juga dapat memicu perkembangan sel kanker,” kata para peneliti Australia.

“Temuan studi baru ini mendukung penelitian sebelumnya, menunjukkan bahwa mungkin ada hubungan biologis antara pola kebotakan pria dengan kanker prostat,” kata para peneliti AS.

Menurut tim tersebut, jika didukung oleh penelitian lebih lanjut, temuan ini dapat membantu mengidentifikasi orang yang mungkin berada pada peningkatan risiko berkembangnya kanker prostat agresif.

Penulis utama Michael B. Cook, dari National Cancer Institute, di AS, mengatakan, "Studi kami menemukan peningkatan risiko kanker prostat agresif hanya terjadi pada laki-laki dengan pola yang sangat spesifik dari kerontokan rambut.”

"Ini adalah kebotakan di bagian depan dan rambut menipis pada puncak kepala, pada usia 45. Tapi kami melihat ada peningkatan risiko untuk segala bentuk kanker prostat pada pria dengan pola rambut rontok lainnya,” lebih lanjut mengungkapkan penemuannnya.

Penelitian tersebut mengamati 39.070 pria berusia 55-74 tahun ketika mereka pertama kali terdaftar di U.S. Prostate, Lung, Colorectal and Ovarian (PLCO) Cancer Screening Trial, uji coba besar untuk melihat efek pemeriksaan awal (screening) terhadap kanker.

Para pria diminta untuk mengingat apa pola rambut rontok mereka tampak seperti apa pada usia 45 dengan menggunakan alat gambar.

Selama tindak lanjut berikutnya 1.138 kasus kanker prostat yang telah terdiagnosis, 51 persennya termasuk yang agresif.

Para peneliti mendefinisikan kanker prostat agresif jika mempunyai skor tujuh atau lebih pada skala Gleason - skala yang digunakan untuk mengevaluasi prognosis penderita kanker prostat.

Kanker prostat agresif juga termasuk pria dengan kanker prostat stadium tiga atau empat, atau yang telah meninggal dengan kanker prostat sebagai penyebab kematian.

Dalam studi tersebut, 72 adalah usia rata-rata pria yang didiagnosis menderita kanker prostat.

Tim Dr Cook saat ini sedang melakukan dua studi tambahan mengeksplorasi hubungan antara pola kebotakan pria dan risiko pengembangan dan kematian akibat kanker prostat.

Salah satu studi termasuk 'penilaian dermatologi dasar' dari pola kebotakan pria, yang mungkin lebih dapat diandalkan daripada metode yang digunakan dalam penelitian ini di mana laki-laki mengingat pola kehilangan rambut mereka pada usia 45.

Studi ini dipublikasikan dalam Journal of Clinical Oncology.  Salam kebajikan
(Sumber)

Tidak ada komentar:
Write komentar