KEBAJIKAN ( De 德 ) - Tak terasa kita sudah berada di penghujung tahun 2015. Sebelum fajar di tahun esok menjelang, ada baiknya kita melihat kembali lembaran-lembaran hari yang telah kita lalui. Iya, melihat kembali masa lalu, bukan untuk terus tenggelam, tapi untuk bangkit dan menjadi manusia baru di sisa waktu yang ada.
Bergantinya siang dan malam, hari demi hari, musim demi musim, tahun demi tahun semestinya membuat kita sadar bahwa saat ini kita sedang berada dalam sebuah perjalanan. Sejak kita dilahirkan, sejak itulah pengembaran kita dimulai, lalu kita belajar untuk mengerti bahwa dunia hanyalah tempat singgah, dan setelah itu tak ada lagi kecuali dua pilihan,
Mungkin itulah hal yang tepat untuk kita lakukan sebelum memasuki tahun baru 2016 besok, dengan melihat kembali setiap lembaran hidup yang pernah kita lalui, apakah ada amal kebajikan yang sudah kita persembahkan untuk terus kita tingkatkan ditahun yang akan datang, atau kekurangan-kekurangan yang kelak akan kita perbaiki disaat fajar esok menjelang.
Hal itu karena banyak di antara kita yang tak peduli dengan perguliran waktu. Sebagian kita membiarkannya mengalir sepeti air, tanpa target, tanpa rencana dan tanpa tujuan yang jelas. Padahal waktu terlalu mahal untuk dibiarkan mengalir seperti air. Banyak diantara kita yang membiarkan waktu berlalu dengan produktivitas kebaikan yang rendah atau sia-sia, sementara orang lain telah jauh melangkah dengan berbagai macam amal kebajikan.
Ditengah lajunya perputaran masa, kita perlu meluangkan waktu untuk merespon berbagai perubahan dalam hidup yang selama ini kita jalani. Melihat kembali keadaan diri dengan usia yang pada hakikatnya semakin berkurang.
Melihat berarti mengevaluasi untuk kemudian merevisinya ke arah yang lebih baik. Ini bukan pekerjaan yang mudah, ditengah banyaknya orang yang tidak mau melihat kembali rekam jejak hidupnya, apalagi berfikir untuk merubahnya.
Di butuhkan kesadaran yang mendalam untuk merespon semua itu. Iya, Kesadaran bahwa semua akan berakhir dan akan berbalas.
Kesadaran, bahwa kita hanya akan mengetam apa yang kita tanam hari ini. Kesadaran, bahwa kita sedang berpacu dengan waktu. Kesadaran, bahwa kematian lebih cepat datangnya dari semua angan-angan yang kita miliki.
Kita tak boleh lengah sedikitpun, terbuai oleh kenikmatan sesaat, hingga hidup digerogoti usia dan sampai pada keadaan tak lagi bisa melakukan perubahan yang berarti, karena renta, atau karena usia yang memang sudah selesai waktunya.
Sahabat….
Diusia kita yang entah berapa, sebaiknya kita bertanya, "Sudah sejauh mana kita melangkah? dan seberapa banyak bekal yang telah kita siapkan?
Ini bukan soal dimensi usia dimana seorang mengurutkan zaman produktifitasnya ke dalam fase yang tidak jelas: Kecil dimanja, muda foya-foya, kemudian bertaubat diusia senja. Tapi ini soal berdedikasi secara baik dan maksimal. Sebab pada akhir dan kesudahannya kita harus menyadari bahwa hidup adalah perlombaan mengejar surga dan menggapai keridhaan-Nya.
Sahabat….
Ditengah padatnya rutinitas kerja, luangkan waktu sejenak untuk memahami lebih dalam tentang logika-logika kehidupan itu. Iya, tentang logika bahwa hidup tak ubahnya musafir yang hanya mampir untuk berteduh atau seperti sampan kecil yang sedang mengarungi samudra luas dan harus berbekal cukup.
Logika tentang mimpi manusia yang panjang serta ajal yang setiap saat mengintai, atau logika hidup tentang perjalan yang beradu dengan godaan serta panggilan syaitan yang terus melambai di sepanjang perjalanan. Juga tentang logika bahwa hidup seperti waktu, siapa yang membunuh waktu maka berarti ia membunuh hidupnya.
Dalam makna yang sederhana," Hanya orang yang menggunakan waktunya dengan baik, tepat dan benar yang akan menuai kebahagiaan di akhir langkah hidupnya.
Di atas logika-logika itulah hidup sebagian kita menjadi berarti atau mungkin berbalik tak ubahnya seperti mobil tua. Iya, mobil yang hanya memberi nilai pada sisi sejarah tanpa bisa mengantarkan penumpangnya pada cita-cita yang dituju. Itu tak boleh terjadi, sebab hidup hanya datang sekali, sesudah itu secepat pula ia akan pergi dan menghilang.
Pagi datang dan segera disapu siang, sore memburu tiba-tiba dilipat malam. Gerak dan pilihan untuk terus maju dan memperbaharui diri adalah prinsip besar yang harus kita pilih sebelum semuanya terlambat. Selamat Tahun Baru 2016....Salam kebajikan
Tidak ada komentar:
Write komentar