KEBAJIKAN ( De 德 ) - Mulai dari kelas 1 SD sampai kelas 6 SD, saya tetap meraih juara pertama di sekolah. Pada saat itu di kelas yang mendapatkan juara pertama jika bukan saya maka teman saya bernama Chen. Jadi teman-teman sekelas sering memanggil saya sebagai “nyonya Chen”.
Pada saat itu kakak saya sering membantu mengepang rambut panjang saya, ketika mendengar teman-teman saya memanggil saya “nyonya Chen, nyonya Chen”, selalu dicie-cie-in; saya tak suka diolok-olok demikian, kenangan ini menjadi kenangan pahit bagi saya.
Keluarga Chen membuka usaha menjual perhiasan emas dan perak. Setelah tamat sekolah dasar, orang tuanya mengantarkan dia pindah ke rumah kerabatnya yang berdomisili di kota besar, dengan begitu dia dapat melanjutkan sekolahnya di sebuah sekolah yang terkenal.
Pada saat itu saya merasa lega, bagaimanapun saya tidak ingin dia menjadi teman sekelas terus, saingan juga berkurang satu. Namun, tanpa disangka guru kelas SD saya datang ke rumah saya untuk mengantarkan tawaran beasiswa. Setelah melalui serangkaian ujian akhirnya dengan mulus saya dapat masuk ke SMP favorit di kota, saya benar-benar tidak bisa menolak takdir akhirnya saya satu kelas lagi dengan Chen.
Saya tidak tahu dari mana kabar angin tersebut, akhirnya teman-teman sekelas bahkan di sekolah yang baru tetap menyebut julukan saya “nyonya Chen”. Chen tak pernah ambil pusing, selalu bersikap baik pada saya tapi saya selalu menghindari dia, karena julukan tersebut semakin menghantui saya. Ketika tes di SMA, saya sengaja mengambil SMA khusus putri.
Saya akhirnya dapat menyingkirkan julukan “nyonya Chen”. Meskipun dia dan saya masuk di sekolah yang berbeda, tapi masih akan bertemu di bus atau terminal bus ketika pergi atau pulang sekolah. Ketika dia bertemu dengan saya dia kelihatan sedikit malu, didalam hati saya akan terjadi perbandingan yang sulit dijelaskan dan rasa ingin tahu status prestasinya, apakah di sekolahnya dia masih rangking pertama.
Ketika pengumuman hasil tes masuk perguruan tinggi negeri keluar di koran, dia diterima. Pada waktu itu saya ada sedikit rasa iri karena saya tidak seberuntung dia dapat diterima di sana, padahal dulu saya sering menjadi juara pertama mengalahkan dia, setiap kali saat di jalan apabila akan berpapasan saya menghindari tidak ingin bertemu dengannya.
Setelah terjun ke masyarakat, dalam pekerjaan saya tetap mempertahankan semangat juara pertama, performa saya selalu yang terbaik. Di perusahaan, ada seorang rekan wanita yang sangat baik terhadap siapapun, dia selalu membantu orang, selalu memikirkan yang terutama adalah demi kepentingan orang lain, terutama ketika mendapatkan keuntungan, dia selalu melepaskan kepentingan dan keuntungannya, semua demi orang lain dahulu.
Meskipun di dalam hati saya mengaguminya, tetapi saya enggan untuk dekat dengannya, terhadap orang-orang yang berprestasi saya ada sedikit rasa demikian sejak dahulu. Pada suatu ketika, kami ditempatkan sekamar dalam dinas luar kota, dalam beberapa hari itu, saya melihatnya menelpon menyelesaikan masalah, dengan jenis pikiran tanpa pamrih, bahkan mengorbankan kepentingan dirinya sendiri, masih berdiri di posisi orang lain untuk berpikir, sangat menyentuh hati saya dan mengaguminya.
Selama bertahun-tahun, saya tidak bisa dengan teliti melihat dan menghindari apa yang dicerminkan hati saya? Sampai setelah saya membaca buku “Zhuan Falun”, sebuah buku berharga! Yang membimbing saya meningkatkan hati dan melepaskan banyak keterikatan didalam hati saya.
Bagian dari bab buku tentang sifat iri hati, tiba-tiba membuat saya seperti melihat cahaya, mengapa tidak bisa bersukacita menerima prestasi siswa Chen? Mengapa saya tidak ingin dekat dengan rekan wanita saya, sumber asli dari ketidakseimbangan ini tersembunyi rasa iri hati yang mendalam.
Akhirnya, ketika saya mendapat bahwa Chen sekarang adalah seorang dokter anak yang terkenal, saya dengan hati yang gembira menelpon dia mengucapkan selamat kepadanya, karena saya tahu itu adalah cita-citanya sejak kecil, pada saat mengangkat telepon, hati saya terasa sangat lega terasa masa depan yang cerah!
Sambil memandang ke cermin saya tertawa dengan gembira, sangat bahagia; beban selama bertahun-tahun akhirnya dapat lenyap. Salam kebajikan (Sumber)
Tidak ada komentar:
Write komentar